Pagi hariku terasa berat sekali. Apa aku ini meriang yah? Kenapa rasanya kaya pengin muntah banget ya? Aku coba untuk bangun dengan pelan dari kasurku. Aku berusaha berdiri menuju ke toilet yang ada di kamarku. Sampai di toilet aku benar benar merasa lemas sekali. Aku mual sekali sampai hampir muntah tapi tidak keluar muntahnya. Dengan segala kelemahan yang aku rasakan aku coba untuk duduk di pinggir kasur. Mas vino masih tidur. Mungkin karena die lelah sekali kerja hari ini. Akhirnya aku mencoba untuk makan permen yang ada di laci. Sebenernya aku juga laper banget karena perut rasanya kosong banget. Tapi untuk menuju ke dapur rasanya jauh sekali. Karena aku benar benar merasa lemas.
Mungkin aku harus membangunkan mas vino . Semoga saja dia nggak marah .
"Mas mas," seruku dengan lembut sambil menggerakkan lengan atas Mas vino.
"Kenaoa sih?" tanya mas vino setengah sadar dengan masih menutup matanya.
"Aku kok lemes banget ya mas. Kayaknya aku meriang deh mas. Kamu mau nggak ke dapur ambilkan aku makanan. Apa kek yang ada di kulkas. Bikinin mie juga boleh mas," kataku dengan jelas di telinga Mas Vino.
"Aduh, emangnya panas kamu berapa?" tanya mas vino.
"Aku nggak panas mas. Aku Cuma ngerasa mual banget dan lemes mas," jawabku dengan malas.
"Yaudah sabar ya," kata mas vino dan dia mengucek matanya sebentar lalu bangun dari tidurnya dengan pelan. Kini mas vino duduk di kasur.
"Aduh, masih nagntuk banget sebenarnya. Tapi kasihan kamu," kata mas vino dengan melihatku. Dia coba memegang keningku.
Aku menggeleng.
"Emggak panas kok mas. Aku tuh mual aja sama lemes. Perut juga rasanya lepr banget," kataku dengan manyun sambil mengelus perut yang lapar.
"Nggak biasanya banget kamu bangun tengah malem buat makan," kata mas vino sambil berjalan keluar kamar.
"hem, jangan lama lama ya mas," kataku dengan sedikit keras.
Kini mas vino hilang di balik pintu dan kini aku menunggu dengan sabar. Aku benar benar lepet banget ya Allah..apa jangan jangan aku hamil ya. Tapi kayaknya nggak deh. Duh jadi penasaran gini.
Sambil menunggu mas vino aku bermain ponsel sebentar melihat beranda Facebook yang penuh dengan pengantin. Ya ini emang bulan dimana orang banyak melakukan akad nikah. Aku jadi ingat sewaktu nikah dengan Mas vino. Ya Allah kok tiba tiba aku jadi ingat parfum wanita yang ada di pakainya mas vino yah. Aku juga belum tanya soal itu. Kalau aku tanya pasti akan memicu masalah.mungkin aku harus tahan dulu sekarang.
Beberapa saat mas vino masuk dan membawa mangkok berisi mie dan telur. Wangi mie sudah tercium di hidungku. Mie rasa soto ya itu memang kesukaan aku.
Kini aku langsung saja menangkap mangkok itu dari tangan mas vino.
"Makasih ya, mas. Hem ini enak banget sumpah. Aku jadi ngiler nih. Aku makan sekarang ya mas," kataku dengan senyum.
"Iya kamu makan aja. Aku mau ke dapur lagi ya. Mau masak mie juga ah. Kayaknya enak banget jadi pengin," kata mas vino.
"Hem, kenapa nggak sekalian aja tadi bikinnya," kataku .
"Hehehe iya. Ternyata pas nyampe sini malah kepepngin makan mie kaya kamu," kata mas vino lalu dia langsung keluar kamar untuk menuju ke dapur.