Part 12
Aku menunggu Mas vino lama sekali. Kenapa dia pulang terlalu lama seperti ini. Aku sangat lelah menunggu mas vino di ruang tamu ini. Sudah hampir Maghrib mas vino juga belum sampai di rumah ini.
Mama melihatku dengan wajah sinis.
"Nggak usah di tungguin. Nanti juga vino bakalan pulang," seru Mama dengan nada yang aku sendiri tidak suka mendengarnya.
"Mecca Cuma khawatir aja ma, sama mas vino. Tumben banget dia jam segini belum pulang. Aku telfon hapenya juga nggak aktif," ucapku dengan wajah sedih dan perasaan gelisah.
Aku terus melihat lihat ke jendela. Siapa tahu ada mobil mas vino disana.
"Ya udah terserah kamu aja. Kalau mau nungguin di situ," kata Mama dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Tetapi mama masih saja berdiri di dekat tembok yang terhubung ke.ruang tengah.
"hem, kamu nggak usah khatir sama vino. Pasti nih ya, giliran kamu itu jelek sekarang. Kamu pasti takut kan kalau vino selingkuh. Kamu pasti mikir kalau vino selingkuh kan? Karena dia nggak pulang pulang juga jam segini?" tanya mama dengan wajah kesal.
Aku melihatnya dengan melihat wajahnya.
"Enggal kok, ma. Nggak mungkin di fikiran Mecca kalau mas vino itu selingkuh, mas vino itu kan orang yang baik banget dan sayang sama Mecca ma. Aku nggak pernah berpikiran seperti itu," kataku dengan serius kepada mama.
"Ya itu sih, kalau kamu berpikiran negatif tentang vino. Ya soalnya nggak mungkin kalau vino selingkuh. Vino itu kan orangnya setia banget sampe bela belain sama kamu bertahun-tahun meski kamu sampe sekarang belum punya anak juga," seru mama dengan melihat aku dengan santai dan setelah itu mama pergi saja.
Mendengar ucapan yang terdengar menjengkelkan bagiku itu. Hati aku benar benar merasa hancur. Kenapa mama tega mengatakan itu sama aku. Sumpah, kenapa sih. Mama itu selalu mengungkit ungkit kekurangan aku yang belum punya anak kaya gini. Harusnya mama itu support aku kalau aku belum punya anak. Nggak usah kaya gini. Aku kan jadi sakit hati.ya Allah kuatkan lah aku menghadapai mertua yang seperti itu. Aku masih sayang mama mertuaku ya Allah.
Kini telingakuendengar suara yang tak asing. Benar sekali itu adalah mobil mas vino. Ya Tuhan, entah kenapa aku sangat senang sekali mendengar suara itu. Langsung saja aku berdiri dan berlari kecil menuju ke parkiran.
Mas vino membuka pintu mobil dan kini dia keluar sambil tersenyum kepadaku dengan samgat manis sekali. Aku langsung saja menghampur pelukan kepada mas vino. Kepalaku kini berada di pundak mas vino. Aku cium wangi mas vino. Tetapi kenapa wanginya seperti ini. Astaghfirullah kenapa aku merasa ada yang aneh..ya Allah ini wangi parfum perempuan. Ya Allah bagaimana mungkin ini bisa terjadi.
"hei kok lama banget meluknya?" seru mas vino dnegan menggerakan badannya. Mencoba untuk melepaskan pelukan aku.
Aku sedikit kikuk.
"oh, iya soalnya aku kangen banget mas sama kamu. Kamu udah lama benget soalnya pulangnya. Aku kan nungguin kamu. Yuk masuk yuk!" ajakku dengan ramah sambil menenteng tas mas vino dan menggandeng lengannya dengan lembut.
Kami berdua berjalan dengan santai menuju ke kamar. Mas vino membuka bajunya di bantu oleh aku.
"mandinya pake air hangat ya mas. Jangan lupa," kataku dengan lembut sambil menarik lengan baju dari belakang milik mas vino.
"Oke, pastinya. Yaudah akuandi dulu ya," kata Mas vino dan ia langsung menuju ke kamar mandi. Sementara tanganku sudah menggenggam baju kotor mas vino. Aku langsung menuju ke ruang belakang dan aku menaruh baju kotor itu di atas mesin cuci. Aku mencoba menggenggam kemeja milik mas vino ini. Aku dekatkan benda berwarna abu abu ini ke hidungku. Kucium dengan sungguh-sungguh. Aku tidak salah. Ini adalah wangi parfum perempuan. Baru kali ini aku menemukan hal yang seperti ini. Mungkin apa aku terlalu berpikiran negatif ya? Apa wangi ini sudah sering menempel di baju mas vino? Dan aku sendiri tidak tahu dan aku baru menemukan saja wangi ini. Mungkin bisa jadi karena mas vino banyak bertemu dnegan client wanita jadi wangi parfumnya menempel. Tapi apa itu benar? Ya Allah kenapa aku merasa ada yang aneh. Kenapa perasaanku tiba tiba sakit seperti ini?
Aku langsung saja membuatkan makan untuk mas vino. Aku menuju ke dapur dan kubuatkan ayam geprek dengan sambal yang tidak terlalu pedas. Karena mas vino paling tidak bisa jika sambalnya terlalu pedas
Mas vino tiba tiba datang dengan memakai kaos tipis dan celana tidur panjang. Dia sudah siap untuk makan.
"Aku buatin ayam geprek buat kamu mas," kataku dengan ramah.
Mas vino tersenyum dan langsung memakan santapan itu. Dia makan dengan lahap. Aku senang sekali.melihat mas vino seperti ini.
"Jadi mama baik baik aja kan?" tanya Mas vino dengan melihatku.
Aku minum air putih sebentar dan menjawab bahwa mama baik baik saja dan aku juga sudah meminta maaf kepada mama.
"Ya, syukurlah kalau begitu. Nanti kalau mama.pesen yang aneh aneh. Lebih baik kamu pikirin baik baik ya. Karena nanti takutnya kejadian lagi. Mama muntah muntah gara gara makanan yang belum pernah mama makan," kata mas vino dengan tertawa kecil.
"Iya, mas," jawabku singkat. Jujur saja aku masih memikirkan soal baju kemeja mas vino yang wangi itu.
"Kenapa pulangnya sore banget begini, mas?" tanyaku dengan mencoba untuk santai. Meski aku sedikit deg degan melihat ekspresi mas vino.
Mas vino menggaruk kepala bagian belakang dengan tangannya. Dia terlihat gugup menurutku.
"Oh, itu. Ya soalnya ada projek baru. Jadi harus bener bener ekstra banget mengerjakan kerjaan itu. Jadi pulangnya agak sorean," kata mas vino dengan wajah santai. Tapi aku tidak yakin apa yang di ucapkan ya itu benar benar serius.
"Oh gitu ya, mas. Ya kamu harus jaga kesehatan mas. Supaya nanti nggak sakit. Kan lagi banyak proyek kamu mas," kataku dnegan memberikan saran.
"Iya, pokoknya kamu siapin aja madu sama buah buahan. Nanti mas pasti makan itu semua. Asal di suapin kamu ya?" kata mas vino dnegan wajah manisnya. Seolah seperti merayuku.
Aku membalas senyuman itu. Kini makanan sudah habis dan kami berdua melakukan solat maghrib berjamaah. Aku senang sekali bisa melakukan ibadah ini dengan bersama sama.
Setelah melakukan solat Maghrib. Aku dan mas vino bersantai di kasur.
"Mas, kenapa ya mama suka nyindir nyindir aku gitu. Kenapa mama seolah olah mendesak aku banget supaya punya anak," ucapku dengan wajah cemberut.
"Tadi aja mama bilang katanya. Kamu itu setia sampe sampe mau menjalin rumah tangga ini bertahun tahun meskipun aku belum punya anak," seruku kepada mas vino yang sedang bermain ponsel.
Kini mas vino melihatku dengan senyumnya.
"ya kamu sabar aja. Mama kan emang suka kaya gitu. Udah nggak usah di dikirim ya?" kata mas vino dengan mengelus rambutku.