Chereads / PERNIKAHAN KELAM / Chapter 11 - 11. TERLAMBAT PULANG KERJA

Chapter 11 - 11. TERLAMBAT PULANG KERJA

"Kamu gimana sih, Mecca! Kamu mau bikin mama mondar Hem?" Kata mama dengan kedua mata melotot di depan wajahku.

Aku menggeleng keras.

"Enggak kok, ma. Mecca beli sushi itu di tempat yang udah terkenal ma. Mungkin mama nggak biasa kali. Jadi mama muntah deh," kataku dengan mencoba santai.

"Gila kamu ya Mecca. Bisa bisanya kamu bikin mama muntah kaya gini, dasar manta bego!" Bentak mama dengan keras. Lalu mama langsung saja pergi meninggalkan aku di depan kamar mandi.

Kulihat mama yang pergi menuju kamarnya. Aku hnay bisa menangis dalam hati. Kenapa mama tega sekali mengatakan itu kepadaku. Kulihat di kamar mandi yang pintunya terbuka. Ternyata mama belum menyiram muntahan itu. Aku terpaksa harus menyiramnya dengan menutupi hidungku. Ya Allah. Aku udah berusahm maembuat mama dengan cara menuruti apa permintaannya. Aku sudah membelikan sushi yang terbaik dan mahal. Tapi mama malah membuat aku marah. Ya Allah kenapa mama tempramental sekali. Ya Allah kuatkan lah aku.

Kini aku hanya bisa menangis di kamarku. Sebenarnya aku benci diriku sendiri yang menangis seperti ini. Aku kesal sekali kenapa aku tidak bisa kuat. Kenapa aku tidak bisa bersikap biasa saja.ke apa aku baper sekali ya Allah.

Kini aku mendengar suara ponselku. Kulihat di layar hapeku yang bertuliskan sayangku. Rupanya Mas Vino menelpon. Ada apa ya? Jangan jangan mama mengadukan kejadian ini kepada Mas Vino.

"Ya, mas kenapa?" tanyaku dengan mencoba tidak panik.

"Kamu ngapain mama sih?" tanya Mas Vino dengan nada khawatir.

"Mama ngadu ke kamu mas?" tanyaku dengan perasaan kesal.

"Ya wajarlah," kata Mas Vino tanpa bersalah.

"Aku Cuma beliin apa yang dia mau kok, mas. Itu juga pake uang aku mas. Mama minta makan sushi ya aku beliin dong. Lagian mama juga mintanya sedikit maksa. Pas udah di makan semua..mama tiba tiba muntah mas. Aku nggak tau kenapa. Kalau menurut aku sih gara gara sushi itu mas. Mungkin mama nggak biasa kali mas," jelasku dengan membela diri. Tentu saja aku tidak mau di salahkan oleh suamiku snediri.

"Heh, kamu itu banyak alasan. Harusnya kamu jangan biarin mama makan ikan mentah itu. Udah tau nggak pernah nyoba.pasti mual lah, udah sekarang kamu minta maaf sana sama mama. Gimanapun juga kamu yang udah beliin sushi untuk mama," kata Mas Vino dengan tegas.

Aku terdiam menelan segala kekecewaan ku. Baiklah aku harus menurut pada suamiku.

"Kok.diem aja? Kamu nggak mau minta maaf ke mama. Dia itu kan juga orang tua kamu. Uda buruan sana, jangan bengong aja," kata Mas Vino dengan cepat.

"Yaudah mas, iya," kataku dengan lirih.

"Ya jangan nggak ikhlas gitu dong, Mecca," kata Mas Vino.

"Yaudah mas, iya iya mas. Aku ikhlas mas," kataku lalu menutup panggilan ponsel.

Kini aku langsung saja berjalan menuju ke kamar mama. Ku ketuk pintu kamar dengan pelan. Tiga kali ketukan dan mama tidak membuka kamar itu. Kucoba untuk membuka pintu itu dengan pelan.

Kubuka dan terlihatlah mama yang sedang menyisir rambut panjangnya. Wajahnya terlihat kesal.

"Mau ngapain kamu ke sini Mecca?" tanya mama dengan nada cuek.

"Aku ke sini mau minta maaf ma, aku tau aku salah..harusnya aku pilih lebih baik sushi ya supaya mama nggak muntah," kataku dengan penuh kesabaran.

"Hem, yaudah Mama maafin," seru mama dengan cuek. Dia bahkan tidak melihat wajahku.

"Makasih ya ma, udah mau maafin aku. Nanti aku buatin bronis untuk mama ya," ucapku dengan tersenyum.

"Yaudah boleh. Yaudah sana kami mending keluar dari sini. Mama mau istirahat," kata mama dengan masih cuek.yasudahlah tidak apa. Intinya mama.sudah mau memaafkan aku.

Aku pun segera keluar dari kamar mama dan langsung menuju ke dapur untuk membuat bronis. Bronis yang aku buat sangat simple karena aku hanya menggunakan bronis kemasan dan hanya di tambahkan susu atau coklat serta telur dan mentega secukupnya saja. Setelah itu aku mixer dan loyangnya aku olesi dengan mentega. Adonan di tuangkan di loyang. Rasanya harus sekali wanginya. Kini aku segera membawa wadah itu untuk di taruh ke sebuah panci. Aku merebus bronis itu dengan spasi setengah jam. Ketika sudah matang aku menaruh coklat kental di atasnya.

Sangat terlihat menarik untuk di makan. Aku tidak mau makan terlebih dahulu. Aku ingin makan makanan ini bersama mama dan mas vino.

Setelah sore hari tiba pukul lima. Aku menunggu ke.pulangan suamiku. Entah kenapa rasanya lama sekali suamiku pulang. Sekarang sudah pukul setengah enam.pagi. kenapa ya mas vino kok pulangnya tumben banget lama.

Aku masih menunggunya di ruang tamu sambil duduk dan.bermain ponsel. Sesekali aku juga menulis dan mengirim chat kepada Mas vino.

***

Vino terus meminta untuk pulang tapi Lydiya tidak menginginkan itu.

"Aku pulang dulu ya, sayang. Nanti kita lanjut lagi kapan kapan ya. Aku udah di tungguin sama Mecca nih," kata vino dengan wajah resah.

Lydia yang ada di ranjang itu berat wajah kesal. Ia sangat kecewa dengan vino. Ia cemberut dengan kesal.

Vino dengan cepat tangannya menyentuh pipi lembut wanita di sampingnya. Membelai pipi itu dengan penuh kasih sayang.

"Sayang, nanti kita pasti ketemu lagi kok. Kamu tenang aja ya. Nanti aku beliin tas baru deh buat kamu yah?" kata Vino dengan penuh perasaan sayang.

"Serrius kamu mas?" tanya Lidya dengan wajah bersinar setelah mendengar kata tas baru.

"Iya lah, serius masa aku bohong sih. Itu nggak mungkin dong sayang," kata Vino dengan sombong.

"Hem yaudah deh, kamu pulang aja. Tapi jangan lupa ya tas barunya. Pokonya harus yang bagus," kata Lidiya dengan menuding hidung vino.

"Hehehe pastinya dong sayangku," kata vino lalu mencium pipi Lidiya dengan mesra.

Kini vino langsung beranjak dari kasurnya menuju ke kamar mandi. Mereka berdua berada di apartemen yang lantainya paling atas..yaitu di penhaouse milik Lidiya sendiri. Tentunya vino sudah membelikan itu semua untuk Lidiya.

Kini vino sudah selesai membersihkan diri di kamar mandi begitupu. Lidiya dan vino segera pamit kepada Lidiya.

"Aku pulang ya, sayang. Kamu baik baik ya disini," kata vino dengan ramah sekali.

"Aku pasti baik baik aja disini mas. Pastinya aku bakalan betah disini..kan ini ruangan terbaik dari apartemen gedung ini. Makasih ya sayang untuk hari ini," kata Lidiya dengan tersenyum.manis.

Pelukan hangat mereka.lakukan. kini vino langsung bergegas menuju ke parkiran mobil. Ia buru buru sekali. Takut di curigai oleh istrinya yang bernama Mecca.