Itulah salah satu alasan Reynaldi ingin terus berkumpul bersama ibunya. Namun mau tidak mau, suatu saat terpaksa harus berpisah untuk sementara . Ia harus berangkat pergi ke Amerika menemani Isterinya melanjutkan Study S2 .Dan harus meninggalkan ibunya. Seketika raut wajahnya berubah menjadi sedih. Expresinya nampak lesu. Disaat ia berada jauh dari ibunya.Tentunya rasa rindu dan khawatir terhadap sang ibu pasti menghantui selalu.
Bagaimana nanti dengan kehidupan ibunya ? Walaupun masih ada kakaknya. Yaitu Romi. Romi yang sudah berumah tangga dan mempunyai anak.Tidak mungkin bisa sepenuhnya membantu menghidupi ibunya.
Tidak seperti dirinya yang seakan hidup dan penghasilannya hanya untuk mencukupi kebutuhan ibu dan adiknya yang masih sekolah.
Berbeda dengan kakaknya.
Romi hanya bisa menyisihkan Rizky buat ibunya hanya sekedarnya saja. Karena terbentur dengan kebutuhan dan penghasilan yang belum maxsimal.
Meskipun kedudukan Reynaldi dikantornya sudah memegang jabatan sebagai manager. Namun, ia tidak hanya mementingkan dirinya sendiri.
Terkadang ada rasa malu pada teman-temannya. Masa, seorang manager masih ngontrak? seorang manager masih menggunakan kendaraan motor? Uangnya di kemanain ?Aah biarkan mereka bilang begitu. yang penting ibunya bahagia.
Reynaldi tidak pernah menghiraukan ocehan -ocehan dari temannya. Buat Reynaldi, gengsi itu urutan kedua dari kebutuhan. Jaga gengsi dan pamer kekayaan juga ngapain kalau ibunya harus kelaparan ? Adiknya tidak sekolah dan hanya menjadi gelandangan.?Oh tidaak...!
"Mah, kalau dibandung Mamah suka ada kegiatan apa aja? "Tanyanya tiba-tiba.Tatapan matanya kosong.Meskipun arah matanya tertuju ke depan. Batinnya sedih menyaksikan Ibunya yang nampak bahagia saat ini. Tertawa lepas
penuh keceriaan.
"Kegiatan mamah mah banyak, pengajian, arisan, gotong royong dan lain-lain.Kenapa tiba-tiba nanya begitu? "Ucap Ibunya kembali bertanya.
"Jujur mah, Rey berat berpisah dengan mamah"Jawab Reynaldi lirih.mukanya nampak menciut.
"Kenapa harus berat, Mamah kan banyak saudara. Ada bibi ada ua yang suka nemenin Mamah.Suka kumpul-kumpul gitu loh !"Tukas Ibunya lagi seraya Menghitung saudara-saudaranya dengan jari satu persatu. 'Ada si Aa juga kan. Nanti sekali -sekali Mamah nginap ke bogor dirumah si aa "Lanjutnya lagi semangat.
"Iya maksud aku, Aku akan kangen sama Mamah kalau jauh "jelas Reynaldi singkat. Kepalanya menunduk sedih.
Sementara Ibunya sangat mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh anaknya itu. Manjanya Reynaldi dari dulu memang suka merengek sama Ibunya. Disamping itu juga Reynaldi memang sayang banget sama Ibunya. Marahnya dia itu karena sayang sama ibu.
Demikian juga dengan sang ibu. Sebenarnya beliau juga tidak mau anaknya pergi jauh.Apalagi sampai ke sebrang lautan. Namun apa mau dikata. Permintaan Orang tuanya Viona tidak mungkin ditolaknya. Apalagi nanti setelah menikah.Tanggung jawab isteri, ada pada suaminya.
Disamping itu, sebagai orang tua. Beliau ingin sekali melihat anaknya bahagia dengan pasangannya. Bahagia anak pasti orang tua ikut bahagia juga.
"Yaudah Mamah ikut aja ke Amerika naik pesawat hehehe "Celoteh Ibunya begitu lepas. Beliau sama sekali tidak menunjukan kesedihan. Meskipun hatinya pedih bagai disayat.
Namun,sebagai seorang ibu yang hebat .Beliau sangat pandai menyembunyikan kesedihannya. Beliau sengaja tidak mau terlihat sedih oleh anaknya. Beliau ingin selalu terlihat kuat didepan anak-anaknya. Meski ada yang harus dikorbankan.
Reynaldi nampak tertegun mendengar ucapan ibunya demikian. Ia juga berharap suatu saat bisa membawa Ibunya pergi naik pesawat. Entah itu kapan. Namun ia berjanji dalam lubuk hati yang paling dalam.Ia harus bisa membahagiakan ibunya.
"Kalau nanti ada rizky Mamah pasti naik pesawat Umroh ya mah"Ucap Reynaldi sambil menengadahkan tangannya ke langit"Aamiin "lanjutnya lagi.
"Iya Aamiin..."Ibunya terkekeh senang. Meskipun beliau tidak berharap terlalu banyak dari anaknya. Namun minimal beliau berusaha untuk meyakinkan anak lelakinya itu menjadi senang.
"Mamah Sudah makan ?" Tanya Reynaldi sedikit terperangah, Ia baru sadar akan hal itu. Saking terlenanya dengan Viona seharian. Sehingga lupa untuk memberi kabar pada Ibunya.
"Sudah, Mamah sudah makan, tadi Mamah beli siomay ada yang lewat" Jawab Ibunya sambil menunjuk piring yang masih kotor bekas makanan.
"Enggak makan nasi mah? "Lanjut Reynaldi lagi.
"Sudah cukup kenyang makan siomay juga de, porsinya banyak "Ucap ibunya sambil mengusap perutnya yang memang masih kenyang.
"Oh yaudah...Rey tadi makan diluar sama Viona mah"Tanpa ditanya Reynaldi menceritakan semua kegiatannya dengan Viona di hari itu selama diluar bersama Viona. Ibunya hanya manggut-manggut.
Sesekali beliau menanyakan kata-kata yang diucapkan anaknya itu. Disaat ada yang tidak bisa dimengerti oleh beliau. Reynaldi pun secara detail menjelaskannya. Maklum, Ibunya hanya lulusan SMP, itupun dikampung. Sehinggal gaya bahasa dengan anak -anak sekarang yang tinggal dan bersekolah dikota agak jauh berbeda.
*****
Malam berganti dengan pagi.Pagi yang cerah dikota metropolitan. Secerah hati Reynaldi yang hari itu mulai menjalani hidup tanpa beban dikantornya. Tanpa tugas-tugas numpuk yang harus diselesaikan tiap hari. Tanpa godaan Kareen yang sering datang merecoki urusannya. Disaat ia sedang sibuk dengan pekerjaan.
Pagi ini,sangatlah berbeda dengan pagi-pagi lainnya ,yang sudah terlewati. Disaat ia harus bangun tepat waktu, Disaat ia harus berjuang melawan macetnya jalan raya.Karena terburu-buru ingin segera sampai ke tempat dimana ia kerja.
Kini, hidupnya lebih santai.Setelah melaksanakan solat subuh. Ia nampak masih bermalas-malasan ditempat tidurnya.Meski ada tugas lain. Yaitu tugas untuk mempersiapkan hari pernikahannya dengan Viona.
Namun, tugas tersebut, tidak terlalu ia bebankan. Karena ada Viona disampingnya.Ada seorang Ibu yang selalu menyayanginya. Ada calon mertua yang siap mendukung masalah financial.
Perlahan ia meraih handphone miliknya yang dari semalam di charger diatas nakas. Tampak dilayarnya ada satu panggilan tidak terjawab. Tentu saja dari calon isterinya yaitu Viona.
Tanpa berpikir panjang. Ia langsung mengklik tombol memanggil yang berbentuk kotak sedikit memanjang yang ditujukan terhadap Viona. Ia bertujuan untuk menhubunginya melalui Vidio call. Sepertinya Viona juga sedang menunggu telepon balik darinya. Terlihat dari aplikasi Whatsappnya yang sedang online.
Tentu saja panggilan Vidio callnya langsung terhubung dengan status berdering .Hanya dua detik saja nampak wajah viona dilayar handphone miliknya. Viona masih tergeletak di tempat tidurnya. dengan mengenakan baju piyama.Dan rambut yang masih acak-acakan.
Namun tidak mengurangi kecantikannya.Justru,kecantikan viona nampak asli ketika ia bangun tidur dan tanpa make up. Bibirnya yang seksi nampak tersenyum manja.
Apalagi ketika Reynaldi mulai beraksi menggodanya. Ia menggoda Viona bukan seperti menggoda kekasihnya. Tapi menggoda calon isterinya itu persis seperti menggoda adiknya sendiri.
Pun dengan Viona. Bermanja terhadap calon suaminya. persis seperti sama kakaknya sendiri.Tidak seperti pasangan lainnya. Sama sekali Vidio call pagi itu bukan bermesraan.