Reynaldi membonceng Ibunya .Dan melajukan motor menerobos gelapnya malam. Ketika sudah mengantarkan Viona dan bagas pulang. Dan menggantikan kendaraannya dengan motor milik pribadinya.
Sepanjang perjalanan, nyaris tidak satupun orang yang ditemuinya di pinggir-pinggir jalan. Baik yang lagi nongkrong berjualan. Atau anak-anak pengamen jalanan. Karena waktu sudah larut malam. Namun, masih banyak beberapa kendaraan yang masih beroperasi disekitar jalanan yang dilalui oleh Reynaldi. hingga sampai masuk gang rumah kostnya.
Ibunya Reynaldi terlebih dahulu turun dari motor . Lalu ia membukakan pintu lebar-lebar. Supaya anaknya,lebih gampang dan leluasa untuk memasukan motornya ke dalam rumah.
"Mamah pulang dulu besok yah"Ucap Ibunya ketika mereka sudah berada didalam rumah. "Nanti kapan -kapan Mamah kesini lagi"Lanjutnya lagi.
"Mamah mau ngapain pulang?
sudah aja disini tinggal. Dari pada bolak-balik cape "Tukas Reynaldi seraya menghempaskan badannya dipembaringan yang beralaskan kasur busa yang tipis.
"Mamah kan harus nengok rumah dulu. Sayang itu rumah peninggalan almarhum satu-satunya"Gumam ibunya dengan nada sedikit sedih.
Sedangkan Reynaldi menanggapinya tidak begitu serius.Ia malah mengalihkan kegiatannya dengan memainkan handphonenya. Entah apa yang dicarinya. Sehingga terlihat begitu fokus dengan kegiatannya itu. Ibunya pun sepertinya membiarkan anaknya tanpa bicara apa-apa lagi.
Malam semakin larut. Seperti kelelahan, Reynaldi dan ibunya sudah masing-masing menikmati malamnya dengan tidur pulas. Setelah ia mengirimkan satu pesan buat calon isteri tercintanya.Yaitu Viona.
"Selamat beristirahat calon isteriku sayang... jangan lupa baca do'a.Aku tidur duluan yah... "
Setelah itu ia pun menutup lagi handphonenya. Lalu ia meletakannya tidak jauh dari tempat dirinya berbaring . Tidak sampai lima menit setelah itu. Suara musik dengkuran pun meramaikan malam yang semakin mencekam dirumah yang berukuran kecil tersebut.
****
Pagi harinya ,Reynaldi bangun tepat disaat alarm dari handphone milik ibunya berdering cukup keras.Rupanya, sang ibu sengaja mengatur volume yang cukup tinggi. Supaya bisa membangunkan anak lelakinya itu tanpa beberapa kali beliau harus bolak balik membangunkannya sendiri. Disaat itu pula sang ibu keluar dari kamarnya. Dan bergegas menuju kamar mandi yang tidak jauh dari tempat anaknya berbaring. Untuk sekedar membuang hajatnya dan mengambil air wudlu.
Begitu keluar dari kamar mandi,Nampak anaknya masih berbaring dengan posisi tengkurap.
"Bangun de, udah subuh"Kata Ibunya dengan nada sedikit parau.
"Iya mah... "Sahut Reynaldi seraya mengubah badannya dengan posisi tidur miring. Lalu ia meraih handhphonenya yang semalam ditaruh di sampingnya. Kemudian di sentuhnya bagian layar handphone tersebut dua kali sentuhan. Lalu diusapnya pelan -pelan. Nampaklah dilayar handphone itu beberapa pesan yang belum dibuka.
Perlahan, ia buka pesan yang melalui Whatssapp dari kontaknya Viona terlebih dahulu.Tentu saja, membuat ia bersemangat setelah membacanya.Online yang terakhir dilihat dikontak Viona ternyata sudah larut malam .Yaitu hampir jam dua dini hari.
"Iya sayang, tidur yang pulas juga yah.. jangan lupa mimpiin aku"pesan singkat dari Viona dilengkapi dengan emoticon yang menunjukan bahwa dirinya cinta banget sama Reynaldi.
"Ternyata, Viona begadang ?,ngapain aja tuh cewek semalam "gerutunya dalam hati.
Tanpa berpikir panjang, secepat kilat Reynaldi langsung mengetik pesan yang akan dikirimkan ke kontaknya Viona.Nampaknya ,ia sedikit emosi karena dibenaknya ia mengira bahwa Viona begadang di malam itu.
"Eh bray... ngapain kamu begadang ha ? Ngapain aja kamu semalam?
kenapa jam dua masih online ? "Reynaldi mengetik dengan terburu-buru sesuai yang ada dipikirannya saat itu. Lalu ia menekan tanda biru yang bertuliskan send.Langsung pesan tersebut terkirim dengan tanda centang dua.
Nampaknya, tanda centang dua masih belum berubah menjadi biru.pertanda ,bahwa pesan tersebut belum dibaca sama penerimanya.
Reynaldi meletakan handphonenya kembali ditempat yang sama seperti semula. Lalu ia bergegas bangkit untuk melaksanakan solat subuh.Setelah melihat ibunya sudah selesai melaksanakan solat.
Reynaldi meraih handphonenya kembali setelah selesai melaksanakan kewajiban dua rakaatnya. karena masih penasaran dengan Viona. Ia sengaja melihah pesan yang dikirimkannya tadi. Ternyata pesan tersebut masih belum centang biru.
Mau tidak mau, akhirnya Reynaldi menekan tombol memanggil via Whatssapp.Tuut,tuut ...nampak dilayar handphone tersebut ada tulusan berdering.Pertanda handpone milik Viona sedang aktif.
Tidak berapa lama menunggu, Akhirnya ada respon dari arah Viona.Viona mengangkat telepon tersebut. Reynaldi yang sifatnya cepat emosi.Tanpa berbasa -basi.Langsung ia melayangkan beberapa pertanyaan bertubi-tubi terhadap Viona.
"Eh Vi,ngapain aja sih kamu semalam? kenapa sampe begadang? Kamu tau gak ,kamu tuh harus menjaga kesehatan? kamu sadar gak bahwa kamu tuh habis mutar muter di mall? " Pertanyaan Reynaldi bahkan dengan nada tinggi. Membuat Ibunya kaget mendengarnya.
"Ada apa rey... koq marah-marah sama Viona?
Viona kan baik sama mamah. Jangan dimarahin dong. kasihan Viona, bangun tidur dibentak-bentak begitu"Pinta Ibunya seraya mengernyitkan dahi menghampiri anaknya.
Dengan suara lembut tapi agak tinggi juga nadanya. Ibunya Rey mengingatkan anaknya itu untuk tidak kasar sama wanita. Mungkin beliau sudah terlalu sayang sama calon menantunya itu. Dan mungkin juga beliau merasa iba sesama wanita, yang sama -sama tidak mau dikasarin sama pasangannya.
Reynaldi tersipu -sipu akhirnya. Dan sepertinya, Omelan Ibunya tadi terdengar oleh Viona di sebrang sana. Tiba-tiba ,suara bisikan parau Viona terdengar juga ditelinganya.
"Tuh kan Rey... apa kata tante, Makasih tante udah belain Viona .Kamu juga sih tanpa mendengar penjelasanku dulu. Dengar yah rey sayang... calon suamiku.. Aku tuh semalam tidak begadang yah sayang...tapi aku kebangun kebelet pipis, terusnya aku lihat pesan buat kamu, sepertinya kamu udah tidur, dan akupun tidur lagi,begitulah ceritanya rey... "Viona menjelaskan apa yang terjadi dengan dirinya semalam,Dengan nada lembut dan sedikit parau.
Reynaldi akhirnya diam seribu bahasa. Ia tak bisa berkata apa-apa selain menundukan kepala dihadapan Ibunya.
"Apa kata Viona de ?dia ngomong apa barusan? "Desak Ibunya kemudian.
"Nggak apa-apa, dia ternyata kebelet pipis semalam. Ia Rey salah mah .Vi...ma'afin aku yah"Lirih Reynaldi sedikit terbata.
"Iya.... "Viona menyahut dari arah seberang .
"Bangun solat sana "Suara Reynaldi berubah menjadi pelan .
"Oh iya, aku permisi tutup dulu telponnya ya... "sahut Viona lagi .Kedua pasangan itupun menutup telepon masing-masing.
Pagi yang cerah, hiruk pikuk diluar rumah nampak orang mulai berlalu lalang. Ibunya Reynaldi beranjak ke depan sambil mendongakan kepalanya. Sayup-sayup terdengar orang berjualan untuk sarapan.Ibunya Reynaldi memanggilnya dengan melambaikan tangan.
Tak berapa lama, meluncurlah nyaris ke hadapannya seorang laki-laki muda menaiki sepeda membawa box makanan. Ibunya Reynaldi memilih beberapa makanan yang ada di dalam box tersebut .Beliau membalikan badannya berniat masuk ke dalam rumah untuk mengambil uang .