Malam kian larut. setelah mereka menikmati makan malam di salah satu resto yang berada didalam mall tersebut. Akhirnya merekapun berniat untuk pulang.
Namun, ketika mereka menuruni tangga eskalator. Tiba-tiba mata Viona tertuju dengan salah satu benda.Yaitu sebuah tas yang cukup mewah dan ellegan. Cocok dipakai wanita paruh baya. Dari awal, Ia berniat sekali ingin membelikan oleh-oleh buat calon mertuanya itu.
Ibunya Reynaldi seolah- olah cuek dengan barang-barang yang berada disekitarnya saat itu.Entah apa yang membuatnya seperti tidak tertarik dengan semua pernak-pernik yang berkilauan. Padahal, pada umumnya semua wanita sangat menyukai jalan-jalan ke mall. Diantaranya yaitu shoping. "Kenapa calon mertuaku sikapnya dingin"
"Rey, aku mau mampir ke toko itu .Sebentar saja "Rengek Viona ketika masih diatas tangga eskalator.
"Mau ngapain? Sudah malam " Ibunya Reynaldi yang menjawab terlebih dahulu.
"Enggak apa-apa mah... cuma sebentar aja katanya" Tukas Reynaldi sambil melirik Ibunya.
"Tante, aku mau sama tante kesananya" Ucap Viona sambil memegang sebelah tangan calon mertuanya dan menunjuk ke arah toko yang dituju. Matanya sayu memandang calon mertuanya.
Ketika mereka sudah melewati eskalator tadi. Maka Viona pun menuntun Ibunya Reynaldi ke dalam toko tersebut. Dengan sedikit terpaksa Ibunya Reynaldi mengikuti tawaran calon menantunya itu.
"Selamat malam kak.. Ada yang bisa saya bantu? " Tanya pemilik toko itu seraya menghampiri Viona. Ketika kedua wanita itu sampai disalah satu toko yang ditujunya.
"Saya mau tas yang itu, bolehkah saya lihat terlebih dahulu? "Jawab Viona yang kemudian balik bertanya.
"Boleh kakak.. Mau warna apa? "Tanya pemilik toko lagi"Silahkan dipilih"
"Saya mau yang ini aja "Kata Viona sambil meraih tas yang dipajang paling atas dilemari kaca.Uniknya lagi, warna dan bentuk tas tersebut hanya satu warna.
"Bagus banget... udah itu aja yang cantik "Ujar Ibunya Reynaldi sambil membelalakan matanya.
"Tante suka? Aku mau beli buat tante "Lirih Viona seraya menolehkan mukanya ke arah calon mertua. Dan ia pun berharap calon mertuanya mau terima tawarannya.
Sejenak terdiam
"Tante... meskipun ini tas bukan barang yang terlalu mahal, aku harap tante mau yah" Desak Viona lagi.
"Wah... Tante suka banget, itu terlalu bagus buat tante. Harganyapun sangat mahal.Tapi...
gak usah ah ,buang-buang uang sayang "Tukas Ibunya Reynaldi. Dalam hati beliau mau banget memiliki tas itu. Namun, ia tidak mau merecoki calon menantunya.
"Iih gak apa-apa tante... Aku ada uang koq !" bantah Viona memaksa calon mertuanya.
Akhirnya, Viona pun memutuskan untuk membayar tas tersebut dengan uang tunai.Perlahan, Viona mengeluarkan sejumlah uang yang lumayan cukup banyak dari amplop yang berwarna coklat yang disimpan di dalam tasnya
Lalu menyerahkan beberapa lembar uang pecahan 100 ribuan kepada pemilik toko tadi. Sontak saja Ibunya Reynaldi terbelalak matanya. Ternyata harga tas yang di beli Viona itu tidak ada apa-apanya dibanding uang yang ada didalam tasnya.
"Tante, ini hadiah buat tante.. " Kemudian Viona menyerahkan tas tersebut kepada calon mertuanya seraya tersenyum senang.Setelah kasir membungkusnya rapi dan memasukannya ke dalam tas paperbag.
"Terimakasih Vio...Tante senang banget hehehe"Ujar Ibunya Reynaldi terkekeh-kekeh. Setelah beliau meraih benda tersebut dari tangan Viona.
"Mari tante kita pergi "Ajak Viona kemudian.Lalu mereka bergegas keluar dari toko itu sambil menenteng tas paperbag yang isinya sebuah tas .
Reynaldi dan bagas yang dari tadi menunggu kedua wanita tersebut.Akhirnya mereka beranjak dari tempatnya. Dan menghampiri kedua Wanita tersebut.
"Sudah beres belanjanya ?
Apa masih ada yang mau dibeli lagi? "Tanya Reynaldi kepada Viona.
"Gimana tante, mau beli apalagi sebelum pulang? Kalau aku sudah cukup untuk hari ini "Ujar Viona seraya meraih tangan calon mertuanya perlahan.Bagaikan punya teman baru. Viona begitu akrab dengan calon mertuanya itu.
"Sudah ...Ayo ah kita pulang udah larut malam "Jawab Ibunya Reynaldi.
Kali ini semuanya nampak diam. Tidak ada yang berani membantahnya lagi. Viona pun memahami calon mertuanya saat mengajak pulang sejak tadi.Mungkin beliau capek karena kelelahan.Namun sebaliknya dengan Reynaldi. Ia lebih menghawatirkan akan kondisi calon adik iparnya yaitu bagas.
Bagas yang sejak selesai makan malam. Dalam hati kecilnya ia ingin segera pulang.Karena rasa ngantuk yang datang secara tiba-tiba. Namun, kakaknya yaitu Viona malah berbelok masuk ke toko mengajak calon mertuanya. Apa boleh dikata, ia pun harus menunggunya beberapa menit kemudian.
Dan akhirnya, Reynaldi yang sejak tadi menyaksikan bagas menguap terus. Bergegas menyetujui ucapan Ibunya dan memutuskan untuk segera pulang.
"Bagas gimana ?Apa masih ngantuk? " Tanya Reynaldi seraya memegang sebelah pundak bagas. Sorot matanya tajam ke arah muka bagas. Ia khawatir dengan kondisi calon adik iparnya itu berbahaya saat menyetir mobil.
"Ia kak ,Sepertinya aku ngantuk berat nih, karena belum istirahat dari siang "Jawab bagas pelan dengan mata lelahnya.
"Aku gak sanggup untuk menyetir"Lanjutnya lagi seraya merogoh tas selempangnya untuk mengambil kunci mobil dan menyerahkannya terhadap Reynaldi.
Reynaldi pun meraih benda tersebut dari tangan bagas. Lalu mereka berempat keluar melalui tangga lift menuju tempat parkir mobil .
Ceklik!
Reynaldi membuka kunci Setelah mereka menemukan mobilnya. Reynaldi yang membukakan bagas pintu mobil dengan duduk tukar posisi. Saat ini Reynaldi yang duduk dengan memegang setir. Bagas duduk disampingnya. Sedangkan Viona dan Ibunya Reynaldi duduk dengan posisi yang sama seperti semula.
Reynaldi sangat berhati-hati sekali saat menyetir.Ia terpaksa harus menjadi penanggung jawab dalam perjalanan menuju pulang. Viona sangat senang dengan kedewasaan Reynaldi. Sedangkan Ibunya sendiri, justru kaget namun bangga melihat anaknya sudah bisa menyetir mobil.
"Rey hati-hati, kalau gak berani tunggu den bagas aja biar tidur dulu supaya seger"Ujar ibunya sedikit was-was.
"Do'ain aja mah, anak mamah tidak kenapa-kenapa saat menyetir"Tukas Reynaldi sambil tersenyum tipis. Viona hanya diam saat Ibunya reynaldi mengkhawatirkan anaknya.
"Iya de, semoga kita semua selamat sampai tujuan "Akhirnya beliau menyemangati anaknya dengan berdo'a.
Selama perjalanan suasana hening. Tidak ada yang membuka suara. Meskipun sanya sekedar basa-basi. Hanya deru mobil dan pekikan klakson yang terdengar saling bersahutan .
Bagas yang dari tadi menahan kantuk. Dan akhirnya ia tertidur pula di tempat duduknya. Hingga sampai tiba dirumahnya. Pun Viona, ia tersadar saat mobil sudah memasuki kawasan perumahan tempat tinggalnya.
"Oalah.. Aku ketiduran,Ngantuk banget tadi ..hoaam "Ujarnya sambil menguap dan menutup mulutnya rapat-rapat.
"Mamah juga tidur, semuanya pada tidur, Aku sendirian gak ada yang nemenin"Reynaldi menggerutu sendirian.
"Mamah kan nemenin de,hehehe"Ibunya menyahuti gerutu anaknya.
"Mamah nemenin sambil tidur juga kan,Hahaha"Reynaldi sedikit mengejek sambil mentertawakan Ibunya.