Meskipun kipas angin selalu berputar setiap saat. Namun, tidak mampu membuat ruangan jadi adem seperti dibogor. Fitri yang tidak biasa tidur menggunakan kipas angin, merasakan tidak nyaman dengan udara yang berasal dari benda tersebut.
Waktu menunjukan jam satu dini hari.Seketika Fitri terjaga dari tidurnya. Hembusan angin yang berasal dari kipas angin terasa mengganggu tidurnya. Lalu ia pun memindahkan tombol benda tersebut ke angka satu .Dengan maksud, agar hembusan angin tersebut jadi terasa nyaman.
Perlahan ia kembali ke tempatnya semula. Lalu membaringkan tubuh disamping ibu mertuanya lagi. Akan tetapi setelah beberapa menit kemudian, ia pun merasakan gerah ditubuhnya, karena panasnya cuaca malah terasa gerah sekali. Badannya terasa lengket, keringat mulai basah sampai ke ubun-ubun. Berbaringan terus pun tak enak, tidurpun tidak bisa nyenyak.
Lalu ia pun bangkit kembali, untuk kembali menyalakan kipas angin yang tadi sempat ia matikan.Kipas tersebut ia putar posisi arah anginnya ke atas. Dengan maksud supaya hembusan anginnya tidak langsung ke badannya.Kemudian ia berusaha memejamkan matanya.
****
Suara alarm dari salah satu handphone berdering kencang memecah kesunyian malam. Fitri terbangun dari tidurnya. Lalu ia mencari, dari mana sumber suara yang membuat dia terbangun dari tidurnya?
Begitu dilihat, ternyata suara bising itu berasal dari handphone milik suaminya. Yang mungkin sengaja distel secara otomatis oleh pemiliknya. Kemudian Fitri pun menggeserkan benda tersebut lebih mendekat ke arah suaminya. Dengan tujuan, agar suaminya terbangun dengan suara dering alarm itu.
Apa yang terjadi?
Seketika Romi menggeliatkan badannya secara tidak sadar. Dering alarm masih menjerit kencang. Reynaldi menepis telinga dan menutupinya dengan telapak tangan, seakan jeritan alarm tersebut mendarat ditelinganya.
Melihat adik iparnya merasa terganggu, secepat kilat Fitri mengambil handphone milik suaminya tersebut. Lalu ia mematikan alarm yang dari tadi menjerit-jerit.
"Yah, Sayang bangun, ini udah pagi"Fitri berbisik ditelinga suaminya pela-pelan.
"Apa? sudah pagi? "Romi pun terperanjat kaget. Lalu ia mencari handphone miliknya.
"Setengah tiga yah...bukannya kita mau pulang jam tiga dari sini? " Fitri merajuk.
"Mana hanphone ayah? "seraya menoleh ke kiri dan ke kanan.
"Ini handphone ayah dari tadi alarm berbunyi terus, Ayah tidurnya pulas banget"kata Fitri seraya menjulurkan tangannya. Kemudian Romi meraihnya dari genggaman tangan isterinya.
Ternyata waktu sudah menunjukan jam 3 dini hari. Romi menepuk jidat dengan telapak tangannya. Secepat kilat ia bangkit dan berdiri. Sambil menggerak-gerakan tangannya ia masuk ke toilet sebentar untuk buang hajat.
Hanya selang beberapa menit saja,Romi sudah kembali dari kamar mandi. Tanpa basa -basi lagi, ia bergegas merapikan rambutnya, mengenakan jaket dan memakai sepatu.
"Aa jadi berangkat sekarang? "tanya Ibunya, yang sejak tadi terbangun. Namun, beliau masih tetap ditempat tidurnya. Dan hanya memperhatikan kegiatan yang dilakukan menantu dan anaknya.
"Jadi mah... mohon ma'af fitri tinggal dulu ya mah! ". jawab Fitri seraya menghampiri Mertuanya sekedar untuk berpamitan. Sang mertua pun bangun dari pembaringannya. Lalu duduk dipinggir kasur tempat mereka tidur bareng. Fitri mencium tangannya. Dan memeluknya cium pipi kanan dan kiri.
Sementara Romi yang sudah bersiap-siap menyalakan motor. Ia pun balik kanan untuk berpamitan kepada ibunya.
"Mah, aa pulang dulu yah, nanti kesini lagi koq mah"Ucapan Romi membuat ibunya sangat mengkhawatirkan dirinya.
"Gak usah a... aa gak usah buru-buru balik jakarta a, cape a, udah aja istirahat dulu nanti disana,dari pada nanti aa sakit"ujar sang ibu menasehati Romi.
Ibunya Romi memang sayang banget sama anaknya yang satu ini. Sejak kecil Romi cukup dimanja sama ibunya. Bagaimana tidak? Namanya juga anak kesayangan pertama.
"Iya gimana nanti aja mah, kita kondisikan dulu"kata Romi seraya bersalaman menciumi tangan ibunya.
"Sudah jam tiga mah yah, aa pergi dulu"kata Romi lagi seraya naik ke atas motor. Disusul oleh isterinya yaitu Fitri. Tidak banyak kata-kata lagi,akhirnya mereka berdua suami isteri meninggalkan ibunya ditempat kost adiknya.
****
"Si aa pergi juga mah? Tanya Reynaldi ketika ia
sudah bangun dari tidurnya.
"Udah tadi jam tiga "jawab ibunya singkat." Ade ada acara apa hari ini"sambungnya lagi.
"Orangtua Viona nyerahin sama Rey dan Viona lokasi akad nanti,Jadi kita hari ini acaranya mencari lokasi buat akad dan pesta "jelas Reynaldi.
"Ooh begitu,yasudah ,mudah-mudahan dapet hari ini juga"ujar ibunya menambahkan ucapan Anaknya.
"Iya,Aamiin..Rey mau siap-siap mah,so'alnya mau ke kantor dulu"Seraya bangkit dari tempat duduknya.Ia menyambar handuk yang tergantung di kastop.
"Maksudnya ke kantor mau kerja dulu"Tanya Ibu penasaran.
"Engak mah, Rey mau mengajukan surat resign"jawab Reynaldi lagi.
"Apaan tuh de ?surat resign? "Ibunya gk ngerti dengan yang dimaksud Reynaldi.
"Surat pengunduran diri dari pekerjaan mah"jelas Reynaldi.
"Koq mengundurkan diri ? sayang atuh de ?"kata Ibunya lagi"Adenya juga kan masih disini, ngapain harus berhenti kerja? Ibunya makin penasaran.
"Iya kan Rey banyak tugas mah.Jadi,walaupun Rey ada ikatan kerja tapi kalau jarang masuk kantor ngapain ?kasihan yang mau menggantikan posisi Rey dikantor"Reynaldi mulai kesal, karena Ibunya banyak bertanya.
"Udah mah ah, Rey mau mandi dulu"tukas Rey kepada ibunya. Ibunya tidak menyahut lagi. Tatapannya kosong, pikirannya bingung.
Dalam batinnya ia menggerutu"kalau Reynaldi berhenti kerja, siapa yang mau ngasih uang buat dirinya"sedangkan Romi tidak bisa diandalkan. Karena sudah mempunyai anak dan isteri.
Hanya beberapa menita saja Rey sudah keluar lagi dari kamar mandi. Dengan berbalut handuk setengah badannya. Dari pinggang sampai ke lutut. Ia mempercepat langkahnya menuju kamar.
Di ruang tengah Ibunya masih nampak duduk dengan kaki melonjor ke depan. Tatapannya matanya lurus ke depan. Entah apa yang dilihatnya.
"Mamah kenapa? Koq bengong gitu mah ?"Pertanyaan Reynaldi cukup membuat Ibunya terperanjat kaget. Beliau sepertinya sedang melamunkan sesuatu.
"Kebiasaan kamu ih suka bikin Mamah jantungan Rey... "sergah ibunya seraya lidahnya berdecak-decak. Reynaldi hanya tertegun malu. Ia merasa bersalah pada Ibunya.
"Ma'afin Rey mah, Rey gak tau kalau Mamah lagi melamun. Lagian Mamah mikirin apa sih mah? Mamah takut sendirian disini? "Tanya Reynaldi mendesak.
"Siapa juga yang melamun? Mamah tidak melamun ah ?"Ibunya membantah.
"Mah... kalau mamah tadi itu tidak melamun ,Mamah gak mungkin sekaget tadi"Reynaldi semakin menekan Ibunya.
"Oh iya kali de Mamah melamun"Akhirnya beliau nyerah dengan tuduhan anaknya.
"Udah ah Mamah gak usah banyak pikiran. Nanti yang ada Mamah sakit gitu lho... Sekarang ini saatnya bahagia mah"ujar Reynaldi lagi berusaha memulihkan keadaan.