Setelah menutup teleponnya dengan Viona. Reynaldi baru sadar, bahwa masih ada yang harus disampaikan kepada calon isterinya itu. Kemudian ia memutuskan untuk menghubungi viona kembali melalui pesan singkat.
Namun, setelah berpikir dua kali. Diurungkannya niat mengetik pesan dilayar handphonenya itu. ia khawatir ,Viona telat membaca pesannya .
Akhirnya ia pun memutuskan kembali untuk menelepon calon isterinya. seraya berjalan bolak balik ke arah depan rumah.Lalu mutar lagi ke arah belakang.
Tidak begitu lama ia harus menunggu respon dari viona tentang teleponnya. Baru satu kali klik memanggil saja, langsung terhubung dengan calon isterinya.
"Hallo,kenapa lagi Rey.. aku belum beres dandan nih! "Sebelum Reynaldi bicara, Viona sudah terlebih dahulu bertanya.
"Aku ada yang lupa tadi Vi.. bahwa pagi ini aku harus ke kantor dulu. Aku belum sempat ngajuin surat resign. Aku mau bicara langsung ke bos aku" Ucapan Reynaldi seperti terburu-buru."Oh iya Vi kamu gak usah cantik-cantik dandannya yah, seperti biasa aja" pinta Reynaldi melanjutkan bicaranya melalui telepon.
Reynaldi, saking takutnya kehilangan Viona. Sehingga tidak mau kecantikan calon isterinya dilihat oleh laki-laki lain. Ia berkesimpulan, bahwa,kecantikan seorang wanita, tidak harus dandan berlebihan didepan pasangannya. Yang penting cantiknya dari dalam hati itu yang lebih utama. Penampilan secara fisik, cukup dandan rapi, bersih natural.
Viona yang justru ingin berdandan cantik buat calon suaminya, malah mendapat respon sebaliknya dari Reynaldi. Tentu saja hal ini membuat Viona penasaran.
"Cowok-cowok lain, kalau minta ke pacarnya justru minta dandan yang lebih cantik. Ini malah bilang gak usah cantik-cantik ? Aneh,ada apa dengan dia" gumam viona seraya mengolesi tipis bibir seksinya dengan lipstik berwarna natural.
Merasa ada yang aneh,kemudian ia bertanya lagi pada calon suaminya. Dalam batinnya ia berpikir"Apakah Reynaldi betul-betul mencintainya atau jangan-jangan...
"Lantas, aku gimana nih rey? Aku mau dijemput jam berapa? "Tanyanya dengan penuh kecurigaan.
"Aku jemput kamu sekarang.Kamu harus ikut ke kantor dulu menemani aku " jawab Rey semangat. "Setelah itu,baru kita mulai menyusun acara kita.Aku belum tenang kalau belum membereskan satu persatu. Supaya aku bisa fokus ke urusan kita , maka aku secepatnya urus resign" jelas reynaldi dengan nada agak tinggi, efek dia terburu-buru.
"Okay... aku tunggu ya... jangan pake lama !"Ucap Viona manja.
"Siap..."Jawab Reynaldi singkat dan semangat. Kemudian ,ia menutup teleponnya tanpa berpamitan terlebih dahulu.
"Mah, Rey pamit dulu yah"Kata Reynaldi seraya bersalaman mencium tangan Ibunya."Mamah hati-hati dirumah .Nanti ,kalau urusan yang satu ini sudah selesai ,Rey mau bawa Mamah jalan-jalan ke mall. Sambil mencari kebutuhan buat akad rey nanti"sambungnya lagi seraya meraih tangan kanan ibunya untuk di salami.
"Iya de gak apa-apa biar Mamah gak bolak balik"ujar Ibunya sambil terkekeh -kekeh. Seraya bangkit dari tempat duduknya mengikuti anaknya yang hendak pergi meninggalkannya untuk sementara.
Setelah itu Reynaldi bergegas meraih kunci motor yang menggantung dipaku.Kemudian ia menghidupkan kendaraannya itu dengan penuh perasaan. Hingga suara motor menderu-deru.
Tidak lama kemudian ia mengendarai motornya melaju melewati gang rumah kontrakan disekitarnya. Ibunya mengantarkan hingga menghilang dari pandangan matanya.
Sesuai Rencana, dipertigaan jalan Reynaldi belok ke arah kiri menuju rumah Viona.Jalanan cukup ramai. Banyak kendaraan yang berlalu lalang. Namun, tidak menjadikannya macet.
Banyak juga orang-orang yang sedang berjualan dengan dorongan gerobaknya. Ada ibu-ibu yang membawa keranjang berisi barang dagangan .Ibu itu yang tiap pagi keliling berjualan. Ia berjalan melintasi koridor pinggir jalan. Yaitu jalan trotoar. Sesekali ia berteriak menawarkan barang dagangannya.
"Kue, kue... kue nya bu.kuenya mbak, mas"Teriakan si ibu pedagang itu mengingatkan Reynaldi pada ibunya.Karena si ibu pedagang kue itu usianya hampir sebaya dengan ibunya.
Terbayang dilubuk hatinya yang paling dalam, seandainya yang berkeliling itu ibunya? Astaga... Ibunya cukup pintar masak.Tapi ia tak mau kalau ibunya sampai berkeliling jualan seperti itu.
Reynaldi ingin selalu berusaha untuk membahagiakan ibunya dengan cara apapun. Terlebih lagi sekarang akan berbesan dengan seorang pejabat.Otomatis ,ibu juga harus merasakan kebahagiaan seperti apa yang Ia rasakan.
Tak terasa perjalanan menuju rumah Viona sudah sampai digerbang utama perumahan mewah .Reynaldi berhenti sejenak seraya membunyikan klakson. Seorang penjaga gerbang pintu, keluar dari posnya.Lalu membukakan portal sambil tersenyum ramah kepada Reynaldi. Pun Reynaldi, Ia tersenyum menyapa si penjaga gerbang tersebut sambil menganggukan kepalanya tanda menyapa.
Hanya melewati satu gang saja setelah lurus dari gerbang tadi. Ia belok ke arah kanan menuju rumah Viona. Sampailah pada titik yang dituju, yaitu Rumah kediaman Viona. Rumah yang baru kemarin ia kunjungi bersama keluarganya .Hari berikutnya, ia datang lagi untuk menjemput calon isterinya.
Didepan gerbang, nampak mang kirno tengah membukakan pintu gerbang . Dan mempersilahkan masuk kepada Reynaldi. Sepertinya mang kirno sudah tahu bahwa akan ada orang yang datang memasuki halaman rumah tersebut.
"Selamat pagi den.. silahkan masuk"Seraya terkekeh, mang kirno menyapa ramah tamunya.
"Terimakasih, gak usah pak, saya hanya menjemput vio. jadi nunggu disini saja "ucap reynaldi sambil menghentikan kendaraan motornya dihalaman depan gerbang.
Saat itu bersamaan dengan munculnya wanita cantik.keluar dari pintu depan rumahnya. Dia mengenakan celana jeans, atasan tunik dan berkerudung seperti gaya laudya chintya bella. Dengan bermake up tipis. Sungguh sangat menakjubkan bagi Reynaldi.
Ketika seulas senyuman tersungging dibibirnya. Pandangan Reynaldi tertuju padanya. Sorot matanya tajam, seakan tak berkedip sedikitpun. Karena terpesona melihat keanggunan wanita cantik yang tidak akan lama lagi akan menjadi isterinya, seutuhnya akan menjadi miliknya.
Hanya sekitar dua meter tepat berada didepannya.Viona berdiri melayangkan senyumnya yang tulus terhadap calon suaminya.
"Hallo Rey...yuk kita jalan sekarang"Viona menyapa terlebih dahulu. seraya melangkahkan kakinya.Dan makin mendekat menuju ke arah reynaldi.Reynaldi hanya tertegun.Ia hanya memandang calon isterinya itu dengan penuh perasaan.
Dalam batinnya ia sempat berpikir"Viona kenapa dandan cantik.padahal aku sendiri menyuruhnya biasa-biasa aja,pasti cowok-cowok lain terpesona melihatnya"Begitulah batin Reynaldi, raut wajahnya menciut sedikit kecewa.
Viona bingung dengan sikap Reynaldi."Kenapa dia tidak menyambutku ramah? kenapa tidak membalas teguran dariku walau sedikit saja? atau hanya senyuman?
Mang kirno yang sempat menyaksikan kegiatan mereka hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.Ia tidak bisa bersuara walau hanya sepatah kata.
"Ayo naik"ucap reynaldi singkat dan datar. ucapan yang cukup membuat viona kaget dalam sekejap. Reynaldi sebenarnya sangat terpesona dengan kecantikan Viona , walau dia sedikit cemburu.
Viona tidak menuruti kata-kata Reynaldi. Ia sangat aneh dengan sikap calon suaminya itu.