Perlahan Viona mendaratkan pantatnya dikursi sofa yang ditunjuk oleh calon suaminya. Disitu nampak satu set kursi sofa yang dilapisi dengan kulit berwarna coklat mengkilap.
Sedangkan Reynaldi duduk dikursi meja kerjanya yang biasa ia duduki saat mengerjakan tugas-tugas kantornya. perlahan ia membuka laci meja tersebut. Diraihnya sehelai kertas berwarna putih yang telah terisi dengan coretan penanya beberapa hari yang lalu.
Sebelum dimasukan ke dalam map, kertas itu ia periksa kembali dengan teliti. barulah kertas itu dikemas rapi ke dalam map yang berwarna biru.
Reynaldi bangkit dari tempat duduknya dengan sedikit mendorong kursi ke belakang menggunakan tenaga pantatnya.Ia bergegas menghampiri Viona yang sedang memainkan handphonenya.
"Ayo sayang, kita ke sana !"Ajaknya kepada calon isterinya itu. Seketika, Viona terperanjat.Raut wajahnya merona. Saat panggilan mesra dari calon suaminya terdengar berulang-ulang.
"Kita mau kemana ? "Tanya Viona sebelum bangkit dari tempat duduknya.Kepalanya sedikit menengadah ke arah reynaldi. lirikan matanya tentu saja sangat menawan saat beradu pandang sama Reynaldi.
Sungguh Reynaldi tidak berdaya melihat tatapan mata viona. Ditambah lagi senyuman yang begitu indah dibibir seksinya yang sangat menggoda ke lelakiannya. Dengan situasi dan kondisi yang sangat mendukung. Berduaan didalam ruangan yang sangat tertutup rapat.
Namun, ia sadar, bahwa viona belum seutuhnya halal baginya. Reynaldi hanya mampu mengusap wajahnya dengan telapak tangan kanannya"Astaghfirullah"gumamnya.
"Kita akan ke ruangan bos aku, yuk !" seraya tersenyum hangat, Reynaldi mengulurkan tangannya menyambut viona bangkit dari duduk. Pun Viona,ia membalas uluran tangan calon suaminya dengan manja. Reynaldi merangkul pinggang viona saat berjalan menuju pintu.
Kemudian mereka bergegas berpindah tempat. Yaitu menuju ke ruangan atasannya. Disana ia menceritakan semua tentang alasan dia.Kenapa harus resign ?Ia juga menceritakan semua rencana ia selanjutnya. Bahkan ia juga memperkenalkan viona sebagai calon isterinya kepada atasannya.
Tentu saja, dengan rasa berat hati , permohonan pengajuan resign Reynaldi di Acc oleh Chief executive officer. Tidak hanya itu, sang Ceo bilang mau datang ke acara pernikahan reynaldi.
"Jadi ini calon isterimu ?" Seraya tersenyum lebar sang memperkenalkan diri kepada Viona.
"Nama saya Louis Tendean, panggil saja louis "Sang ceo menjabat erat tangan viona.
"Viona Aurelia Wicaksono"Ucapan Viona mengingatkan dia kepada salah satu teman bisnisnya dulu.Kemudian Louis sang ceo itu mengernyitkan dahi dan menyipitkan mata.Nampaknya beliau lagi memikirkan sesuatu.
"Silahkan duduk "Lalu beliau mempersilahkan duduk kepada kedua pasangan tersebut.
Setelah Reynaldi menceritakan semuanya. barulah pak Louis mengatupkan bibirnya dan manggut-manggut.perlahan menghela nafas.
"Seandainya anda berubah pikiran mau kembali ke perusahaan ini, kapanpun juga silahkan pintu kantor ini akan terbuka buat anda .Selama perusahaan ini saya yang megang!"kata-kata bijak terlontar dari bibir sang ceo tersebut.
Tentu saja Reynaldi sangat terenyuh hatinya.Ia menundukan kepala terharu. Perlahan ia angkat kembali kepalanya memandang sendu pimpinannya.
"Baiklah...Terimakasih atas segala sesuatunya pak.Saya akan selalu menjunjung tinggi dan menjaga nama baik perusahaan ini meskipun saya sudah diluar "jawab reynaldi pasti. "Semoga perusahaan ini semakin maju pesat.Secepatnya membuka cabang di kota-kota lain "Lanjutnya lagi.
"Pasti perusahaan ini akan secepatnya melesat maju. seandainya banyak karyawan yang berpotensi seperti kamu"Ujar sang ceo lagi seraya tersenyum lebar.
"Baik pak, semoga banyak pengganti saya yang lebih berpotensi ingin memajukan perusahaan ini"Ucap Reynaldi kemudian.
Sementara Viona hanya menyimak dan mengangguk-anggukan kepalanya.Terkadang sesekali ia melayangkan senyumnya yang ramah dan sopan.
"Kalau begitu saya mau pamit dulu pak, Terimakasih atas waktunya "Seraya bangkit berdiri, Reynaldi bermaksud untuk menjabat tangan pimpinannya.
Namun terpaksa urung, karena ,sang ceo malah beranjak dari tempat duduknya. Beliau menarik laci buffet yang berada tidak jauh dari tempat duduk mereka. Lalu ia meraih sebuah benda lonjong yang cukup tebal berwarna coklat.Lalu diserahkannya benda tersebut kepada reynaldi.
"Terimalah amplop ini, khusus dari saya pribadi sebagai ucapan terimakasih saya. Semoga bermanfaat buat kamu. Karena kamu sudah membantu mengabdi diperusahaan ini sekian lama "Sang ceo menyodorkan tangannya ke arah Reynaldi. Reynaldi menyambutnya dengan hormat.
"Terimakasih pak "Ujar Reynaldi singkat.Lalu kemudian ia kembali menjulurkan tangannya hendak bersalaman.Dalam hatinya, Ia bertanya -tanya. "Uang apakah ini?kenapa tidak di transfer saja ?Aarrgh entahlah!
"Saya akan datang ke acara kalian bersama keluarga. "Ujar pak louis kemudian.
"Baiklah pak, kami tunggu dengan senang hati"kata Reynaldi lagi.
Setelah cukup lama didalam ruangan. Akhirnya mereka pun berpamitan .Reynaldi berjalan keluar dari kantor memboyong tangan calon isterinya dengan hati berbagai macam perasaan .Terkadang berhenti sejenak disaat perpapasan dengan beberapa teman sekantornya.
Ada senang, ada terharu. Terharu ketika teman-temannya memberikan suport. bahkan ada yang sampai berpelukan.
"Sekarang kita kemana vi...?"Tanya Reynaldi ketika mereka sudah berada dijalan raya.
"Kita langsung ke tempat yang kita tuju aja Rey"jawab Viona semangat luar biasa. "Eh kalau enggak,kita makan dulu aja kali ya..! Lanjutnya lagi. Rupanya ia baru sadar, bahwa hari sudah amat siang. Sudah waktunya untuk makan siang.
"Oke, mau makan dimana kita? "Tanya Rey kemudian. Sambil terus melaju mengendarai motonya. Viona memeluk erat pinggang Reynaldi dari belakang. Sambil terus matanya jelalatan.Barangkali ada tempat makan atau resto yang menarik.
"Kita cari yang lebih romantis aja deh tempatnya, biar agak enjoy dikit"jawab Viona lirih.
"Hmm... Oke, berarti kita ambil arah kiri dulu yah "Ujar Reynaldi sambil membelokan kendaraannya "Nanti ada tempat yang enak buat nyantai"tambahnya lagi.
Viona tidak menjawab lagi ucapan Reynaldi. Ia lebih fokus menikmati apa yang ia rasakan saat ini. Kebersamaan dengan calon suami yang ia idam-idamkan .Itulah saat-saat yang paling indah menurut dia. Ia pasrah mau dibawa kemana saat itu. kepalanya disenderkan ke bahu reynaldi. kedua tangannya semakin erat memeluk tubuh Rey dari belakang.
Meskipun perjalanan sedikit terganggu macet, Namun tak dihiraukannya. Dari lubuk hati yang paling dalam hanya bahagia yang ia rasakan. Tak perduli panasnya kota jakarta di siang bolong membakar tubuhnya.
Bahkan ia tidak sempat memikirkan kulit putihnya yang mulus.Terbakar oleh panas terik matahari. Kendatipun hanya berlindung dibalik helm yang menutupi kepala.Semua terasa indah.
Bagaimana tidak, selama kurang lebih delapan tahun mereka saling jatuh cinta. Namun sedikitpun tidak ada yang berani mengungkapkan perasaannya.Baik Reynaldi maupun Viona. Apalagi sampai berani berpacaran.Mungkin, betul apa yang dikatakan pepatah. Semua akan indah pada waktunya.
Reynaldi menghentikan kendaraan motornya di salah satu Rumah makan yang bernuansa lesehan. Ia sengaja membawa Viona ke tempat makan yang tidak begitu mewah.