Siapa yang tidak terenyuh mendengar ucapan-ucapan yang begitu menyentuh hati. Terlebih lagi ucapan tersebut terlontar dari seorang panutan. Yang menurutnya patut dihargai.Sebab, bagaimanapun juga mereka adalah pengganti orang tua.
Seketika mata Reynaldi berkaca-kaca. Namun,butiran bening tersebut tidak sampai jatuh dari matanya. Ia menepisnya dengan berusaha tegar.
"Om, tante, dan semuanya, terimakasih ya udah mau datang ngasih suport buat Rey, Rey bahagia tiada terhingga. mohon ma'af Rey telah merepotkan semua. Tapi... Rey mohon ,tidak berhenti sampai disini. karena masih ada acara yang lebih khidmat yaitu akad pernikahan Rey" Ucapan Reynaldi terbata-bata saat memelas kepada Om dan tantenya.Expresi wajahnya nampak sungguh-sungguh memohon dukungan saudaranya.
"Do'ain aja semua pada sehat.kalau tidak ada halangan, Insyaa Allah suatu saat kita bisa berkumpul lagi disini. Sekarang, saatnya Om dan semuanya harus pulang dulu"kata Om syaprudin seraya menyalakan sebatang Rokoknya. Kemudian beliau menghisapnya dalam-dalam. Lalu mengepulkan asapnya tinggi-tinggi ke atas.
Dan, semua saudara-saudaranya pun menyetujui ucapan Om syaprudin. Bahkan ada yang sudah mengemasi barang -barangnya ke dalam tas gendongnya.
"Oh iya Om.. hati-hati yah semuanya dijalan. Semoga lancar"Ucap Reynaldi seraya merogoh dompet yang ada ditas kecilnya. Lalu ia mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribuan dari dalam dompetnya.
Kemudian ia memberikannya kepada Om syaprudin sebagai ketua rombongan tersebut. "Ini Om ada sedikit uang sekedar buat makan semuanya dijalan"Seraya menyodorkan uang tersebut kepada Omnya.
"Mengenai mobil sudah Rey selesaikan termasuk uang makan buat drivernya Om"Lanjutnya lagi seraya melirik ke arah sopir mobil dari bandung .Yang sengaja ia sewa buat dua hari antara bandung -jakarta. Kedua sopir pun menganggukan kepalanya tanda mengiyakan ucapannya Reynaldi.
"Oh iya makasih ya Rey"balas Om syaprudin seraya meraih helaian uang tersebut dari tangan Reynaldi."Semoga tambah berkah"lanjutnya lagi.
Tidak hanya Om syaprudin .Reynaldi juga memberikan satu amplop berisi sejumlah uang yang nominalnya entah berapa.Tanpa memberitahukan saudaranya. diberikan langsung kepada pak Ustadz . Begitu juga sama pak Le dan Bu de nya.
Menjelang malam, kala itu seusai solat magrib. Om syaprudin dan yang lainnya pulang ke bandung .pun Pak Le dan Bu de nya pulang ke bekasi .
Tapi tidak dengan Ibunya . Beliau sengaja tidak ikut pulang dengan rombongan.Dan terpaksa harus tinggal di jakarta untuk sementara waktu. Karena masih banyak urusan yang harus diselesaikan pasca rencana pernikahannya anaknya.
Rumah kost,yang tadi sore masih ramai ,Sekarang kelihatan sepi lagi. Karena didalam rumah, hanya tinggal Empat orang lagi. Yaitu Reynaldi dan ibunya, juga Romi dan Isterinya. Mereka tampak membereskan ruangan yang cukup berantakan. Karena bekas banyak tamu yang sengaja mereka undang.
"A elu besok mau pulang ke bogor dulu apa gimana? "tanya Reynaldi ketika mereka sudah berkumpul diruangan.
"Aa mau pulang subuh dari sini. jam tiga berangkat, Karena teh Fitri mau ke sekolah,ngejar waktu. kenapa ?"jawab Romi dengan jelas." Mamah butuh temen? "Sambungnya lagi
Fitri yang memang pekerjaannya sebagai seorang guru honorer dikotanya, yaitu dibogor
Tidak bisa berlama-lama tinggal di jakarta untuk menemani ibu mertuanya.
"Iya gua kan habis ini sibuk sama Viona .buat persiapan hari H nanti.Sementara Mamah sendirian dikostan"Reynaldi merajuk.
"Iya gimana lagi, Fitri dinas gak bisa libur"Romi pun menyergahnya.
"Enggak apa-apa de, Mamah sendirian juga. nanti kemungkinan Mamah pulang dulu besok atau lusa"ujar Ibunya berusaha menenangkan situasi.
"Jangan dulu mah, Rey butuh Mamah "Tukas Reynaldi seraya mengerling sedih ke ibunya.Ia takut kalau ibunya betul-betul pulang ke bandung.
Padahal, ibunya hanya berusaha menenangkan suasana. Dan beliau tidak mau mengganggu aktifitas menantunya. Meskipun beliau butuh teman dijakarta.
"Yaudah nanti kan aa bolak-balik. Besok ke bogor cuma nganterin fitri aja..Iya kan sayang,ayah langsung balik lagi ya...
kasihan Mamah "Ucap Romi seraya membujuk isterinya dengan kata-kata mesra.
Fitri Wulandari diam sesaat, Keningnya berkerut. Ia menghela nafas panjang, lalu kemudian mendesah. Bibirnya yang indah itu bergetar seraya berkata lirih.
"Baiklah, Tapi aku minta,Kalau sudah waktunya pulang, ayah jangan suka telat pulangnya"pintanya kepada suaminya.
Fitri yang sedikit manja terhadap suaminya,tentu saja ia nampak sedih. Semakin Romi membujuknya, dia semakin menampakan kesedihannya.
"Jangam khawatir, Ayah pasti pulang tepat pada waktunya kalau urusan Reynaldi sudah beres.Senyum donk... ini kan Mamah kita, keluarga kita,bunda sayang kan sama Mamah dan adik-adik kita? "Romi yang lembut pandai membujuk ,sontak membuat hati sang isteri berbinar-binar. Nampak dari bibirnya, tersungging seulas senyuman.Meskipun sedikit memaksakan.
"Nah gitu donk... ini baru isteri ayah"ujar Romi seraya merangkul bahu isterinya dan membelainya dengan penuh kelembutan. Hal ini tentu saja membuat adiknya, yaitu Reynaldi mendelikan matanya ke arah ibunya.
Sedangkan,Sang ibu hanya
membalasnya dengan gerakan mengangkatkan alisnya ke atas .
Malam makin larut. Nampak lelah menghiasi wajah mereka .mulutnya yang menguap-nguap menandakan ngantuk yang cukup berat. Saatnya mereka istirahat. Untuk mengembalikan tenaganya yang sempat terkuras.Karena seharian belum sempat memicingkan matanya.
Romi, yang baru saja bergurau dengan bujukan terhadap isterinya,kini nampak lelap tidur berbaring terlentang diatas karpet seadanya. Kedua tangannya melingkar diatas dada, bibir yang sedikit terbuka dengan suara dengkurannya. membuat seisi rumah cukup gaduh di malam itu.
Pun Reynaldi, yang dari tadi tiduran disamping kakaknya, sepertinya tidak mau kalah dengan dengkuran kakaknya.Ia lebih menggelegar, bahkan lebih kencang dari suara dengkuran biasanya. Sehingga, kakak beradik itu seakan berlomba dengan dengkuran saling bersahutan.
Fitri hanya menyunggingkan senyumnya. Sedangkan Ibunya menggeleng-gelengkan kepala, menyaksikan kedua anaknya yang mendengkur keras, bikin seisi rumah berisik. Sehingga Ia pun sedikit terganggu dengan suara dengkuran anaknya.
Maklum, Rumah indekost Reynaldi tidak begitu besar. Hanya ada dua ruangan didalamnya. Satu kamar tidur dan satu ruang tengah, ruang tempat semua aktifitas kegiatan sehari-hari.
"Hayu fit kita tidur dikamar"ajak ibunya Rey kepada menantunya.Seraya bangkit dari tempat duduknya .Dan melangkahkan kaki menuju kamar tidur yang berukuran dua kali tiga meter. Fitri pun melangkahkan kaki mengikuti ajakan mertuanya.
"Iya mah"jawabnya singkat sekali. Seraya mengikuti mertuanya melangkahkan kaki ke kamar tidur
Kedua Wanita itu akhirnya tidur telentang saling berdampingan di atas tempat tidur sederhana milik Reynaldi.
Disela-sela bisingnya dengkuran kakak beradik.Kedua wanita mertua dan menantu tersebut akhirnya tidur pulas juga.
Suasana malam kota jakarta saat itu terasa cukup panas. Sehingga membuat mereka yang tidur dikontrakan tidak bisa menutup badannya dengan selimut.Hanya tergeletak dengan busana tidurnya.