Chereads / Antara Karier & Amerika / Chapter 42 - Bab 42

Chapter 42 - Bab 42

Panggilan adzan terdengar berkumandang saling bersahut-sahutan. Dari mesjid sebelah kiri ,juga mesjid sebelah kanan.

Panggilan mulia itu terdengar sangat menentramkan hati. panggilan yang sangat diidam-idamkan oleh manusia yang beriman.

Karena itu adalah merupakan kunci untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan jiwa. pintu-pintu tuk meraih kebahagiaan itu masih terbuka lebar.

Keluarga Reynaldi akhirnya berpamitan pulang. Mereka mempercepat langkahnya masuk ke dalam mobil. mengingat waktu menjelang sore.

Sementara Reynaldi masih berada ditempat kediaman Viona. Viona seakan berat tuk melepaskan Reynaldi beranjak dari rumahnya.

Sedangkan ibunya Reynaldi,yang baru saja melangkahkan kedua kakinya keluar dari dalam rumah berniat menuju mobil,tiba-tiba dihalaman beliau berpapasan dengan seorang laki-laki paruh baya.

Laki-laki itu bertubuh tinggi besar dan berkulit putih. Kepalanya setengah bagian nampak botak.Dia adalah Wahyu kuncoro. Atau Viona biasa memanggilnya Om kun. Lelaki itu menyapa Ibunya Reynaldi awalnya cukup ramah.

Namun, lama kelamaan, laki-laki itu seakan menginterogasi Ibunya Reynaldi dengan kata-kata yang kurang menyenangkan. membuat beliau tidak nyaman berlama-lama ditempat itu.

"Reynaldi, sekolah diluar negri juga? "Tiba-tiba Om kun bertanya demikian kepada Ibunya Reynaldi.

Sontak saja ibunya Reynaldi gelagapan. dalam batinnya, jangankan untuk sekolah ke luar negeri.bahkan,untuk kebutuhan sehari-hari saja masih kurang.

Melihat sikap calon mertuanya salah tingkah dengan pertanyaan Om kun, Secepat kilat Viona menghampiri keduanya itu. Lalu ia mengajak calon mertuanya berpindah tempat .

"Tante.. kita duduk disitu yuk! "ajak Viona seraya mengalihkan pembicaraannya om kun.Dan menatap sendu calon mertuanya.

Belum sempat Ibunya menjawab, tiba-tiba Reynaldi menghampiri mereka berdua.

"Gak usah Vi.. kita langsung pulang aja ya.. Mohon pamit dulu,kasihan Sopir menunggu lama"Reynaldi mengacungkan kedua telapak tangannya mengarah ke Viona.

Viona pun membalasnya dengan menganggukan kepala.Kali ini ia mengijinkan Reynaldi berpamitan pulang.

"Mari Om duluan.. "kata Reynaldi berbasa-basi kepada Om kuncoro.

Perjalanan menuju Rumah kost dapat ditempuh hanya dengan setengah jam. Dari kaca jendela mobil, Ibunya Reynaldi seolah tak berkedip menyaksikan pemandangan kota metropolitan.

Namun, Reynaldi menghadangnya dengan telapak tangannya, Ia tau bahwa ibunya bukan memandang pemandangan diluar. melainkan tatapannya kosong. sepertinya beliau tengah memikirkan sesuatu.

"Mah... mamah kenapa? koq mamah melamun? "seraya mengibas-ngibaskan telapak tangannya persis depan wajah ibunya, Ia makin penasaran apa yang tengah dipikirkan ibunya.

"Enggak kenapa-kenapa Rey.. Mamah hanya ingin melihat pemandangan aja "Ibunya sedikit berbohong. Beliau tidak mau menceritakan tentang kejadian waktu dihalaman tadi. Karena beliau juga tidak mau membuat anaknya resah.

"Itu papan reklame penuh banget kiri kanan ya... "Beliau mengalihkan perhatian anaknya.

"Namanya juga dikota mah, pasti banyak, kalau gak gitu bukan kota namanya"Reynaldi menyergahnya. Lalu ibunya terkekeh-kekeh. Meskipun dalam hatinya terpendam rasa sedih atas pertanyaan Om kun tadi.

"Itu anak-anak ,kenapa rambutnya dimerahin semua ? ih dekil tau,bajunya compang-camping kaya gitu... Eeh ternyata dipasang tato juga yah? udah kaya dibatik aja tuh anak ,apa maksudnya ya? "ujarnya lagi, ketika pandangan matanya tertuju pada satu kelompok anak-anak pengamen. Kebetulan sesekali pengamen itu menghampiri kendaraan yang sedang berhenti dilampu merah.

"Itu bukan orang miskin mah, tapi anak-anak itu sengaja penampilannya seperti itu, disaat mereka mau beroperasi ngamen"jelas Reynaldi kepada ibunya. Sedangkan Romi dan isterinya, yang duduk dikursi paling belakang ,mereka berdua tengah asyik memainkan handphonenya masing-masing, tidak memberikan komentar apapun kepada ibunya

***

Alih-alih mereka bercengkerama,tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi telah tiba didepan gerbang rumah indekost. Tampak ada tiga buah mobil terparkir ditempat yang sama.

Mobil tersebut adalah mobil-mobil saudaranya dari bandung dan bekasi. Yang sudah terlebih dahulu pulang dari tempat kediaman Viona.

Ibunya Reynaldi bergegas langsung menuju ke rumah kost anaknya itu,Beliau khawatir, saudaranya kelamaan menunggu empu rumah. Disusul oleh menantunya yaitu fitri.

Sementara Reynaldi dan Romi masih berbincang-bincang dengan sopir mobil yg mereka tumpangi. Sepertinya mereka tengah menyelesaikan transaksi pembayaran argo. Karena mobil yang mereka pakai ke acara hantaran tadi adalah grabcar online.

"Berapa semuanya pak ?"Tanya Reynaldi terhadap driver tersebut.

"Sesuaikan dengan Argonya aja mas"jawab Driver yang usianya lebih tua di atas Romi itu.

"Baiklah pak!"ujar Reynaldi seraya merogoh dompet yang berada didalam tas kecilnya. Lalu ia membuka dompet tersebut. Setelah diperiksa isi dompetnya itu, sejenak tertegun. Ia pun mengernyitkan jidat.

Tampaknya dia tengah memikirkan sesuatu.Niat membayar ongkos dengan uang cash akhirnya dibatalkan juga. Mengingat harus membayar sewa dua mobil dari bandung ke jakarta selama dua hari.yang ditumpangi saudaranya. ditambah uang makan buat dijalan. Ditambah lagi uang bensin buat pak Le.Alhasil isi dompet tidak jadi ia keluarkan.

"Pak, bagaiman kalau saya bayar menggunakan aplikasi ovo aja?"Tiba-tiba ia pun bertanya lagi pada driver grabcar itu.

"Ok tidak apa-apa, ini nomor ovo saya mas"jawab sang Driver sambil menunjukan nomor handphone pribadinya .dengan mengetik dua belas digit angka dilayar kaca benda pipih yang digenggamnya itu.

"Oh iya itu nomornya sama dengan akun bapak yah?"kata Reynaldi seraya membuka aplikasi grabnya untuk mengakurkan nomor handphone tersebut.

Setelah dilihatnya, benar saja nomor handphone tersebut sudah tersimpan di akunnya. tanpa berpikir panjang lagi Reynaldi langsung mentransfer sejumlah uang dengan nominal lebih dari 3x lipat argo yang tertera di akun grabcar.

"Udah ya pak, terimakasih.. sudah mengantar saya dan keluarga"kata Reynaldi seraya berpamitan dan beranjak pergi dari tempat itu.

"Baik mas, jangan lupa kasih penilaiannya ya mas"pinta sang driver selanjutnya.

"Siap pak,nanti saya kasih bintang lima"jawab Reynaldi penuh semangat.

Sedangkan Romi ,Ia hanya menganggukan kepala dan menyunggingkan sedikit senyuman kepada driver onile itu.

Sementara Driver online itu tercengang setelah melihat sejumlah uang yang diberikannya itu melebihi argo. Belum sempat bilang terimakasih,akan tetapi Reynaldi dan Romi sudah lenyap dari tempatnya .

"Alhamdulillah... rezeky anak sholeh "ucap driver online itu sambil tersenyum senang." berharap tiap hari mendapat pelanggan seperti mas tadi"lanjutnya lagi .Lalu ia pun memutarkan mobilnya balik kanan ke arah yang berbeda.

Reynaldi dan Romi yang baru saja selesai transaksi dengan driver online. Mereka mempercepat langkah kakinya. Mengingat, saudara-saudaranya sedang menunggunya dirumah.Pasti mengharapkan kedatangannya secepatnya pulang.

Sesampainya dirumah, Reynaldi langsung mengambil air wudlu dan melaksanakan kewajibannya menunaikan solat ashar.Pun Romi, ia menyusulnya dibelakang adiknya.

"Mohon ma'af Om saya telat, karena...

"Gak apa-apa Rey... Om paham koq"tiba-tiba Om syaprudin memotong ucapannya Reynaldi.Begitu pun yang lainnya. Mereka nyaris bersamaan memberikan suport pada Reynaldi. Bahkan ada diantara mereka malah memberikan nasihat terhadapnya.