Memang secara materi reynaldi bisa mandiri. Dalam arti tidak merepotkan keluarganya, Namun,tidak semuanya hanya bisa diselesaikan dengan uang.
Pukul 6:00 sore kakak beradik ini berdiskusi saling bertukar pikiran. Sebenarnya romi sudah menduga apa yang akan dibicarakan adiknya itu. Namun,ia sengaja pura-pura belum paham dengan rencana bagaimana dengan acara mempersunting viona .
Demikian juga Romi ,Ia dengan senang hati bisa membantu adiknya. bahkan ia juga senang ketika adiknya membutuhkannya. terlebih lagi ketika adiknya menganggapnya figur seorang ayah ada dalam dirinya.
*****
Waktu tinggal tiga hari lagi menjelang acara pinangannya Reynaldi terhadap putri cantik dari keluarga seorang duta besar .
"Mah, hari ini rencana rey mau beli satu set perhiasan dari emas, menurut mamah gimana? "tanya reynaldi kepada ibunya. ketika sang ibu sudah berada dijakarta lagi.
"So'al perhiasan dibawanya nanti saat akad nikah.jadi menurut mamah, nanti aja belinya kalau sudah mendekati akad"tutur sang ibu seraya mendaratkan pantatnya dikarpet.
"Oh gitu... sekarang yang dibawa apa aja mah? "tanya Reynaldi lagi.
"Sekarang udah aja sesuai permintaannya"imbuh ibunya lagi.
"Cuma itu aja mah? "tanya reynaldi penasaran.
"Iya... lebih baik besok kita belanja kue-kue aja, itupun diambilnya lusa pas mau berangkat pinangan"lanjut ibunya lagi.
"Ooh kalau kue-kue rey udah pesen semua mah, termasuk kue tradisional sunda, kebetulan ada teman rey yang ibunya ahli bikin kue,enak-enak lagi mah"jelas reynaldi sambil mengacungkan jempolnya.
Mendengar penjelasan Reynaldi, ibunya terperanjat kaget.Seolah tidak percaya kalau anak laki-lakinya bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan ibunya.
"Kamu serius itu semua udah beres?"tanya ibunya seraya mengerlingkan dahinya penuh kecurigaan.
"Serius... Emang kenapa mah? "tanya Reynaldi menatap tajam ibunya.
Sejenak terdiam !
"Mamah kenapa? " desak Reynaldi kepada ibunya.
"Mamah cuma takut... Sang Ibu menggantung ucapannya.
"Iyya... takut kenapa?
Mamah koq aneh? "Reynaldi nampak berdecak. Sang ibu mulai gundah kalau lihat anaknya sudah begini.
"Enggak rey... maksud mamah, kamu jangan malu-maluin keluarga, yang kamu pesan apa aja? "Sang ibu balik mendesak"Mamah takut, pas hari H nya nanti tidak sesuai rencana lho! "sambung ibunya lagi.
"Ooh itu... insyaa Allah enggak mah, ini serius, Rey udah kasih Dp buat bayarnya koq!
Dengan nominal 50% dulu"jelas Reynaldi seraya menunjukan nota pesanannya.
"Ooh.. baiklah kalau begitu, terus tugas mamah ngapain de? "tanya ibunya lagi.
"Yaa mamah tinggal duduk manis nemenin Rey mah ...Kalau mau kita ke butik cari kostum buat mamah!"ujar Reynaldi.
"Sekalian ke salon ya de"pinta sang ibu sambil terkekeh-kekeh.
"Ngapain Mamah ke salon? "tanya Reynaldi sambil mendelikan matanya.
"Ya buat merapikan rambut Mamah de"sahut ibunya seraya mengusap rambutnya sendiri lalu mengibaskannya. "Rambut mamah kan ini udah agak panjang de... "tambahnya lagi.
Maklum, ibunya reynaldi adalah seorang isteri purnawirawan ABRI. Yang notabene rambutnya selalu berpenampilan pendek, hanya sampai ke bahu saja.Di tambah lagi jiwa muslimahnya yang belum istiqomah.
Wanita yang masih sangat kelihatan cantik dan menawan ini, terkadang beliau tampil mengenakan jilbab dan busana gamis.
Namun terkadang pula berpenampilan apa adanya sesuai keinginan hatinya.
"Buat apa mah, Mamah itu nanti harus memakai jilbab. Ibunya viona walaupun hidup bergelimang harta, tapi beliau tidak pernah merawat diri hanya buat tampil cantik mah,Beliau hanya perlu hidup sehat. Ibunya viona itu tidak pernah lepas kerudungnya mah, Aku mau, Mamah bisa menyesuaikan "Reynaldi menjelaskan secara panjang lebar kepada sang ibu.
"Oh yaudah gak usah, ngapain juga harus bayar mahal-mahal ke salon"celetuk ibunya.Tentu saja perkataan ibunya yang barusan dilontarkan,sedikit agak menyinggung perasaan anaknya.
"Mamah koq bilang gitu si... h,Aku kan bukan mempermasalahkan so'al biaya mah, Cuma aku minta...penampilan mamah harus bisa menyesuaikan, gitu aja" Reynaldi sedikit jengkel.ternyata ibunya malah salah paham terhadap dirinya.
"Lah tadi kamu membanding-bandingkan mamah dengan ibunya viona "Sang ibu membantahnya. "Jelas-jelas antara Mamah dan calon mertuamu itu sangat jauh berbeda"
"Ya Allah gusti.... Astaghfirullah... gua harus ngomong gimana ini menghadapi orang ini"Seraya menepak jidat lagi-lagi Reynaldi menggerutu.Hatinya makin jengkel sebab ibunya tidak ngerti -ngerti juga.
"Bukan membanding-bandingkan mamah.... tapi aku ngasih tahu supaya mamah bisa menyesuaikan penampilan,Mamah itu akan berbesan dengan seorang pejabat.
Pliiss.. donk mah jangan salah paham dulu, biar kata kita orang biasa-biasa saja, tapi penampilan harus di nomer satukan mah"desis Reynaldi setengah memekik.Seraya garuk -garuk kepala tak gatal,ia bingung menghadapi ibunya.
"Oh yaudah, Mamah mau ngikutin,gimana aja diaturnya"ujar ibunya pasrah.
"Enggak gitu juga mah... kalau mamah bilang gitu berarti mamah gak ikhlas...
"Siapa yang bilang Mamah gak ikhlas,Mamah ikhlas koq, kalau gak ikhlas mamah tidak akan mau datang kesini"tiba-tiba ibunya memotong ucapan anaknya.
Sontak membuat Reynaldi tidak bisa berkata apa -apa.mulutnya ternganga, tatapan matanya kosong. entah apa yang ada dalam pikirannya.
Sipat ibunya Reynaldi yang terkadang bijak dan terkadang cepat tersinggung. Entah faktor apa yang telah menyebabkannya begitu.
Maka dalam hatinya Reynaldi memutuskan mengalah.Ia sadar bagaimanapun juga ibunya adalah orang tua satu-satunya yang telah mengandung dan membesarkan dia hingga seperti sekarang ini.
Setelah merenung sejenak, Akhirnya Reynaldi memilih untuk diam. Terlebih lagi ia menghindari agar tidak terlontar kata-kata yang menyakiti ibunya.
Dalam hatinya, ia menyadari bahwa wawasan ibunya tidak semodern calon mertuanya. Rasa sedih menyelinap dihatinya. ingin rasanya ia membahagiakan sang ibu seutuhnya. Menjadi orang sukses,membawa ibunya pergi jalan-jalan kemanapun beliau mau. Memberangkatkannya umroh , naik haji, dan lain -lain.
Perlahan ia bergeser dari tempat duduknya, mendekatkan tubuhnya hingga persis depan televisi. Kemudian ia membungkuk miring,kepalanya hingga menepel ke lantai. Lalu sebelah tangannya, disodorkannya ke bawah kolong televisi.Hingga meraih sebuah tabung kaleng yang lumayan berat.
Di seretnya tabung kaleng tersebut yang berbentuk lonjong bulat dan berukuran satu ruas bambu ke hadapan ibunya.
"Mah, Kalau mau silahkan mamah buka ini"ujar Reynaldi seraya menggeserkan lagi tabung tersebut.
"Apa ini de? "tanya ibunya seraya mengerling dan menatap tajam anaknya.
"Itu adalah uang logam seribuan, yang aku masukin kalau ada kembalian "ujar Reynaldi berusaha membuat ibunya senang dan tersenyum lagi.
"Isinya berapa ini de"tanya ibunya lagi sambil mengangkat tabung tersebut terkekeh -kekeh.
"Mana aku tahu mah, kan gak dihitung"jawab reynaldi singkat.
"Terus ,ini gimana bukanya de? "kata ibunya lagi seraya mengamat-amati isi tabung tersebut dari celah lubang kecil.Lubang kecil yang tipis itu hanya cukup untuk memasukan barang-barang yang tipis seperti uang logam.