Sepanjang perjalanan pulang dari stasiun,reynaldi merasa kepikiran dengan kakaknya yaitu romi.nasib robi tak semulus nasibnya.
Romi yang sempat gagal dalam pernikahannya yang pertama,membuat kariernya pun masih berantakan .Namun,dengan pernikahannya yang kedua bersama isteri dan anaknya,Ia mulai meniti karier dan menata hidupnya lebih baik lagi.Tentu saja semuanya mulai dari nol lagi.
*****
Matahari begitu terik.sampai panasnya menusuk kulit.waktu menunjukan pukul 11.30 siang
Sayup-sayup dari kejauhan suara adzan berkumandang. Terdengar jelas lalu menghilang,.Suara itu seperti dibawa lari oleh semilir angin.Saat angin meniup kencang suaranya akan keras terdengar.
Reynaldi yang baru saja membaringkan tubuhnya dilantai beralaskan karpet .Seketika ia teringat ibunya,yang baru tadi malam ada bersamanya, tidur berdampingan diatas karpet yang dilapisi kasur busa.Kini terlihat hanya kasurnya yang membisu.
Kemudian ia menepis bayangan tentang ibunya.Dalam batinnya"Sepertinya gua tidak bisa hidup tanpa seorang ibu"Dengan expresi sedih ia beranjak dari tempat pembaringannya seraya menghela nafas ia pergi melaksanakan kewajibannya dulu yaitu solat dzuhur.
Terik matahari sepertinya berubah menjadi hujan petir bergemuruh menggulung-gulungkan langit. Cahaya putih berganti hitam,menghilang dari pemandangan layaknya malam. Antara langit dan matahari seakan mempertemukan janjinya. Rasa kekhawatiran dihati reynaldi terhadap ibunya semakin resah.perlahan ia membuka handphone yang sejak tadi tengah di charger. Lalu ia mulai mencari kontak ibunya. Kemudian di tekannya tombol memanggil.
"Tuuut... tuut.. tuuut"Sekali tekan tidak ada jawaban.Rey tak menyerah. Diulanginya lagi yang kedua kalinya.
"Tuut..."
"Iya Halloo... "suara ibunya disebrang sana.
"Hallo mah... mamah udah dimana? "ujan gak disana? "mamah tidur gak? "pertanyaan yang bertubi-tubi pun melayang melalui telepon.
"Enggak, mamah gak tidur, sebentar lagi nyampe stasiun "suara mamhnya terdengar kurang jelas, karena efek dari suara hujan dan suara gemuruh kereta api. "kirim teks aja de, suaranya kurang jelas"pinta ibunya kepada reynaldi.
"Yaudah mah, kalau memang mamah baik-baik saja,simpan lagi aja handphonenya ke dalam tas, rey cuma mau memastikan mamah aja, udah sampai mana sekarang,jangan lupa kabarin nanti kalau mamah sudah sampai rumah"demikianlah isi teks tersebut kepada ibunya.
Hujan semakin deras mengguyur kota jakarta yang tadi panasnya seakan membara. Walaupun demikian tidak menjadi penghalang bagi reynaldi untuk melanjutkan kegiatannya. Ia mulai menghubungi beberapa teman-temannya, mencari tahu tentang siapa yang bisa membantu untuk persiapan pinangan.
Dengan sabar,ia berusaha menghubungi dari satu kontak ke kontak lain. Akhirnya, dengan melalui alat komunikasi handphone, berhasil juga ia memesan sebagian barang-barang yang akan dibawanya saat pinangan. Mulai dari beberapa parsel pakaian, parsel makanan-parsel buah-buahan termasuk kue-kue tradisional khas sunda sesuai pesanan calon ibu mertuanya.
Reynaldi sengaja mempersiapkan semuanya sendiri tanpa bilang ke ibu atau kakaknya,ia tidak mau terlalu merepotkan keluarganya. disamping itu, ia memang termasuk lelaki yang mandiri.
"Alhamdulillah,satu persatu urusan gua mulai kelar deh... tinggal mencari kekurangannya saja"bathin reynaldi. Seraya menghela nafas,ia mulai merasa lega.
"Hmh!! smoga urusanku lancar ya Allah... "Ia bergumam sendiri seraya medaratkan tubuhnya ke pembaringan.sejenak tatapannya kosong.Namun,arahnya menatap ke langit-langit rumah bagian atas.
Hari ini hari minggu.Reynaldi menghabiskan waktunya dengan mengutak-atik handphonenya. Namun, viona belum juga menghubunginya.Sengaja ia biarkan tidak menghubungi viona terlebih dahulu.barangkali viona sibuk dengan kegiatan hari minggu dengan keluarganya. sedangkan ia tidak mau mengganggunya.
Tanpa sadar akhirnya reynaldi tertidur setelah kelelahan berkutat mengutak -ngatik handphone nya.
Seiring berjalannya waktu,tak terasa haripun sudah mulai senja, matahari hampir tidak terlihat karena tertutup awan.hujan pun sudah mulai reda,Pelangi nampak melingkari dengan warna yang indah menghiasi senja.
Reynaldi perlahan bangun dari tidurnya. Dan berganti posisi dengan duduk masih ditempat yang sama. ia melirik ke sebuah kaleng lonjong yang berdiri disudut meja kecilnya. Kemudian ia meraih benda itu. Begitu diangkat benda itu berat lebih dari lima kilogram. Lalu ia goyang-goyangkan benda itu ke kiri dan ke kanan. Suara berisik dari dalam kaleng lonjong itu yang semakin gemerincing menandakan bahwa tabung kaleng itu masih meminta untuk diisi. Seketika ia tersenyum puas. isi kaleng lonjong itu tak lain adalah terdiri dari beberapa uang logam pecahan seribu yang sengaja ia kumpulkan. Tidak terasa makin hari makin banyak sehingga benda tersebut nyaris penuh.
"Kini saatnya gua buka "gumam reynaldi seraya menggelintir-gelintirkan tabung tersebut.
"Tapi... Ah biar mamah aja nanti yang membukanya"gumamnya lagi. lalu ia menarohnya ditempat semula tabung kaleng berdiri.
Reynalduli sangat bersemangat mencari pundi-pundi rupiah untuk ditabung demi masa depan dan untuk biaya hidup ibunya. Ia berharap tabungannya cukup untuk biaya pernikahannya kelak.
Tak hanya itu,bahkan sisa gajihnya ia sisihkan untuk berternak kambing. Dengan berniat supaya bisa memotong hewan qurban di bulan zulhijjah.Kambing tersebut ia titipkan kepada pamannya dibandung.
Namun,sepertinya niat qurban tersebut kemungkinan ia tunda dulu,karena kambing tersebut akan ia pergunakan untuk acara pernikahannya nanti dengan viona.
"Halo mah.. mamah udah nyampe mana? "tanya reynaldi ketika ia menelpon ibunya.
"Halo... mamah sudah nyampe stasiun rey, ini mau naik bis damri "ucap ibunya meyakinkan.
"Oh iya hati-hati mah, silahkan lanjutin dulu,nantidi telpon lagi sama rey kalau udah dirumah ya mah"pinta reynaldi kepada ibunya.
"Iya de"suara ibunya menjawab singkat.
Setelah kurang lebih satu jam kemudian, reynaldi mengira ibunya sampai rumah.Namun ia sengaja untuk tidak menghubunginya dulu. Reynaldi berpikiran bahwa ibunya masih cape. Dan mungkin sedikit sibuk .
Pandangannya perlahan menerawang jauh. Sebentar lagi status pernikahan akan merubah segala-galanya .
Seketika tangannya merogoh sebuah tas kecil yang selalu ia bawa kemana-mana didalamnya terdapat dompet kecil yang cukup untuk menyimpan beberapa kartu miliknya yang bersipat pribadi. Seperti kartu ATM, NPWP, dan lain-lain.
Lalu ia membuka KTP yang sengaja diselipkan di didompet tersebut. matanya tertuju pada foto yang tertera di KTP tersebut. Sesekali ia tersenyum kecil melihat fotonya itu.
"A kalau merubah data di KTP lama gak? "tanya reynaldi kepada kakaknya romi.
"Tergantung disdukcapilnya de, kalau antriannya banyak ya lama. kalau antriannya sedikit bisa cuma sebentar, bahkan ada yang satu hari juga jadi"tutur romi menjelaskan.
"Luh mau merubah data apa de? "Romi balik nanya.
"ini kan gua di KTP masih lajang, nanti kalau gua udah nikah ya harus ganti donk statusnya"lirih reynaldi agak tersipu.
"Ya ganti lah...apalagi luh mau ke luar negri,banyak loh pemeriksaannya"ujar romi lagi.
"Yaudah nanti gua mau minta tolong, luh urusin ke disdukcapil yah a!"pinta reynaldi kepada kakaknya.