Apakah ada seorang Bapak yang tega menyuruh anaknya, untuk berbuat yang tidak baik. Salah satunya... merampok, atau merampas milik orang lain. Bukankah, seorang anak memang harus di sayang karena, Anak itu kan harus nya di pelihara dan di jaga. Apa lagi jika di jadikan umpan. Itu sangat membahayakan sekali Untuk para orang tua yang sengaja menggunakan anak mereka, untuk sebuah keuntungan untuk dirinya sendiri.
Faiz, semenjak ibu nya yang bernama Herlin, meninggal dunia. Kehidupannya nya pun berubah drastis. Karena sang bapak hanya menginginkannya untuk, mencarikan uang untuknya. Sewaktu Herlin masih ada, Faiz tidak pernah menderita. Akan tetapi... Herlin lah yang selalu berusaha bekerja demi keluarganya.
Sementara Rustan. Hanya mencari keuntungan dari istrinya untuk dirinya. Sedangkan uang itu... dia gunakan untuk poya-poya. Yaitu mabuk-mabukan, dan terkadang dia selalu menyelinap untuk mencari hiburan malam. Bersama para wanita malam.
Sementara Herlin, bekerja mati-matian mencari uang sendiri Untuk memenuhi kecukupan sehari-hari keluarganya. Sampai akhirnya dia pun terjatuh sakit, dan meninggal karena beban pikiran. Yang membuat dirinya terdiagnosa penyakit jantung, dan asma. Karena beban berat dalam pikirannya.
Semenjak itu pun, Faiz tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua. Yang ada setiap hari dia di siksa, jika dia tidak menemukan target untuk bapaknya itu. Terkadang dia pun di suruh mencuri sendiri. Ya Allah, kasihan sekali ya nasib Faiz.
Sementara Dokter BaiLy, masih mencari keberadaan orang yang mencuri Laptop miliknya tersebut. "Sebenarnya... saya masih dikit bingung, dengan kejadian ini." Akan tetapi... Tiba-tiba saja Dokter BaiLy, pun kembali melihat seorang anak kecil, yang sedari tadi dia cari. Yang tak lain adalah Faiz yang sedang berjalan penuh kehampaam.
Dokter BaiLy pun, sedikit memperhatikan sandal yang di pake oleh, anak tersebut. Lalu... beliau pun berkata. "Sandal anak itu..." gumam nya kepada hatinya tersebut. "Hampir, sama percis seperti sandal, yang terjatuh di dalam mobil saya!" tukasnya seraya menyamakan sandal milik anak itu. "Apa, dia... di balik hilangnya Laptop milik saya. Astaghfirullah... saya, tidak boleh siudzon!" pikirnya.
"Saya, harus segera menghampiri Anak itu!" Tukasnya seraya turun dari mobilnya, Akan tetapi... "Kringgg" suara handphone Dokter BaiLy berdering. "Iya, Assalamu'alaikum." jawabnya. Ada apa dengan Dokter BaiLy? "Waalaikum sallam Dok. Gawat!" pekik suara Suster kepada Dokter BaiLy, dengan nada sedikit tercengang.
Dokter BaiLy pun, merasa kaget. Mendengar desir suara Suster di handphonenya itu. "I... iya, apanya yang gawat Sus?" tanya Dokter BaiLy, yang sedikit resah mendengar ungkapan dari Susternya itu.
"Gawat! pokoknya gawat Dok." Suster itu pun semakin tidak jelas saja perkataannya. Membuat Dokter BaiLy semakin penasaran dengan apa, yang di katakan oleh Suster nya itu. "Sus. Bicara yang jelas apa? apanya yang gawat. Tolong! bicaralah yang jelas." titahnya kepada Suster tersebut. "Ba... baiklah Dok. Di Ruangan perawatan anak, ada anak yang kritis. Dia tidak bisa bernafas Dok. Dan dia butuh pertolongan secepatnya." ujar Suster kepada Dokter BaiLy. "Baiklah Sus. Saya... akan kesana, sekarang juga!" tukasnya.
Dokter BaiLy pun, bergegas pergi menuju Rumah Sakit Harapanku. Untuk memeriksa pasien yang kritis tersebut. Tanpa mengingat, jika beliau akan menemui Anak yang mencurigakan itu. Yaitu... Faizal.
Tak lama kemudian Dokter BaiLy pun, sampai Di Rumah Sakit.
Beliau pun langsung bergegas. Menuju lantai 2. Untuk melihat pasien, yang di katakan oleh Susternya. "Saya harus secepatnya sampai di ruangan itu. Lebih baik saya menggunakan life." tukasnya seraya berjalan cepat. Menuju Ruangan perawatan.
Teedengarlah isak tangis seorang Ibu, yang sangat khawatir terhadap putranya itu. "Dok, alhamdulillah. Anda... sudah datang." Suster Cathy lega, karena Dokter BaiLy, datang tepat waktu. "Mana pasien yang kamu maksud?" tanya Dokter BaiLy, yang ingin segera menangani Anak itu. "Itu, Dok." Suster Cathy pun menunjukannya.
"Baiklah! saya akan langsung tangani." ujar beliau seraya mendekati pasien yang kritis tersebut. "Dok! tolongin anak saya. Anak saya saat ini, sangat kesulitan bernafas. Lihatlah Dok." tukasnya seraya mengusap rambut putranya yang sedang terengah-engah. "Tenang ya Bu! saya akan tangani sekarang juga. Ibu jangan panik ya!" ujar Dokter BaiLy. "Sus.tolong ambilkan alat oksigen ya!" titah Dokter BaiLy kepada Suster Cathy. "Baiklah, Dok!" tukasnya seraya berjalan mengambil alat oksigen. Dokter BaiLy pun dengan sangat teliti memeriksa pasiennya. Beliau pun, segera memberikan oksigen tersebut. Agar anak itu bisa sedikit tenang. Dari nafas nya yang sangat bergejolak. "Dok! bagaimana keadaan anak saya saat ini?"
Dokter BaiLy pun, berkata kepada Ibu itu. "Bu, Ibu sekarang gak usah khawatir ya! soalnya Anak ibu sudah sedikit tenang saat ini. Saya akan tuliskan resep ya, untuk Ibu tebus." tukasnya seraya mengambil secewir kertas untuk. Ibu itu tebus di apotek bawah.
"Baiklah Dok. Terima kasih ya!" ucapnya kepada Dokter BaiLy tersebut. Yang sudah menyelamatkan nyawa anaknya itu.
"Ya, Sama-sama Bu. Kalau begitu... saya pamit ya Bu!" tukasnya seraya turun ke lantai 1 kembali. "Dok... tunggu!" teriak Suster Chaty. "Iya! ada apa sus?" tanya Dokter BaiLy heran, "I-ini Dok, saya cuma mau ucapin Terima kasih, kepada Anda! karena anda sudah mau menyelamatkan anak itu." ujar Suster Cathy kepada Dokter BaiLy. "Ha.. ha.. kamu berlebihan Sus. Itu kan tugas saya Sus. Sudahlah saya mau pamit dulu ya. Entar sore kita ketemu lagi. Assalamu'alaikum." ucapnya seraya melangkah pergi. "Dok!" teriak lagi Suster Cathy. "Astaghfirullah... ada apa lagi sih ini Suster? bikin orang lain baper saja." tukasnya kepada Suster Cathy. "Iya, ada apa lagi Sus?" tanya nya mencoba untuk lembut padanya. "Saya... saya!" tertutup lagi apa yang mau di bicarakannya. "Sus, maaf ya! saya sedang terburu-buru. Permisi!" ucapnya kepada Suster Cathy. "Uh, kenapa sih ini mulut. Susah sekali untuk mengungkapkan perasaan aku ini. Bodoh sekali sih." cetusnya.
"Ngapain sih itu suster? taukan saya lagi terburu-buru, ada-ada saja ucapan Suster itu." celetuknya seraya berjalan menuju Mobilnya. "Anak itu, aku harus secepatnya mencari anak itu kembali." tukasnya. Dokter BaiLy pun berencana untuk mencari Faiz kembali. Beliau masih penasaran dengan kejanggalan orang tersebut.
Sementara di tempat lain. Saira masih mengurus putrinya SaiLy. Sementara Suami dari Saira masih saja, tetap cuek atas pengorbanan istrinya itu. "Bu, hari ini... kita makan dengan apa? Laper nih." tanya suami dari Raisa. "Maaf Pak seadanya saja." ungkap Saira kepada Suaminya. "Apa-apa ini? saya tuh habis pulang kerja tau." cetus Suami Saira kepadanya. "Tapi, pak kebutuhan di Rumah ini pada habis semuanya. "Bapak tidak mau tau, harus ada. titik!" tukasnya kepada nya. "Astaghfirullah... bapak!"
bersambung...