"Citt" suara mobil mengerem, tepat di samping Dokter BaiLy. "Astaghfirullah, siapa sih?" tanya hati Dokter BaiLy seraya membuka kaca pintu mobilnya. "Hei! siapa anda? berani menghalangi jalan saya," tegur Dokter BaiLy kepada pengendara mobil hitam pekat tersebut. "Namun" tanpa di sadari, "Dok!" tegur seseorang tepat di samping kaca mobilnya yang masih tertutup. "Siapa sih? orang aneh banget." keluh Dokter BaiLy. "Dok ini saya!" tegur seseorang. Yang tak lain adalah... "Suster Cathy... Suster Keira, ngapain kalian halangi jalan saya?" cetus Dokter BaiLy, yang kaget dan menyangka jika mobil yang membuntuntinya adalah mobil begal. Haha.. lucu banget.
"Maaf Dok! kami terburu-buru karena barang anda ketinggalan. Ini!" Suster Cathy pun memberikan suatu barang milik Dokter BaiLy yang tertinggal. "Haha, saya kirain kalian begal. Soalnya... mobil kalian membuntuti saya!" ujarnya dengan sedikit khas tawanya. "Apa? Begal... ko anda tega banget sih, sebut saya begal." ketus Suster Cathy seraya memukul pundak Dokter BaiLy, dan yang di pukulnya pun pundak yang sempat di pukul Saira. "Aw! sakit tau, sudah-sudah. Terima kasih suster cantik!" sanjung Dokter BaiLy kepada Suster Cathy. "Ahem, ada yang di sanjung nih!" sungkun Suster Keira. searya menepak pundak Suster Cathy.
Dunia rasanya melayang sesaat Dokter BaiLy, memuji Suster Cathy. Dia pun mendadak memerah pipinya. "Apaan sih Dok? Ya sudah! kami pamit dulu ya Dok." ucap Suster Cathy seraya melangkah hendak memasuki mobilnya itu. "Hati-hati di jalan ya Suster Cantik!" kedua kalinya Dokter BaiLy merayu Suster Cathy, "Ya, Assalamu'alaikum!" ucap Suster Cathy seraya membuka pintu mobilnya kembali. "Waalaikum sallam, haha.. Suster Cathy! lucu banget sih?" ujarnya seraya menyalakan mobilnya kembali.
Sementara Suster Cathy dan Suster Keira saling berbincang di mobilnya. "Suster Cantik, nama kamu cocok tuh di ganti!" lelucon Suster Keira. Seraya mengemil makanan rinngannya. "Apaan sih kamu?" cetus Suster Cathy dengan rasa sedikit malu, "Santai kali Cath..." ujar Suster Keira dengan sedikit santainya berbicara. Suster Cathy pun, hanya bisa membuang napasnya sejenak tanpa ada kata-kata apa lagi.
Keesokan harinya, Dokter BaiLy sedang tidak ada jadwal praktek. Beliau pun mencoba berolahraga sejenak, ke dekat perkampungan. Terlihatlah para warga sedang menuju ke perkebunan teh. Yang cukup lumayan luas, terhiruplah udara segar di pagi itu. Semua warga memperhatikan Dokter BaiLy, yang sedang berolahraga pagi. Lalu Dokter BaiLy pun, menyapa para warga tersebut. "Pagi Bu, pak!" sapa dirinya kepada semua orang yang berlalu lalang keluar masuk perkebunan teh. Semua warga pun, hanya tersenyum melihat orang yang baru mereka lihat akhir-akhir ini.
"Subhanallah, indah sekali pagi ini. Udara pagi ini pun, sangat menyegarkan!" sanjung Dokter BaiLy, seraya melangkagkan kakinya sedikit demi sedikit. Terlihatlah Gunung-gunung bersebrangan di depan matanya. "Begitu indah selakali semua ciptaan Allah. Semua warga di sini nampak semangat sekali pagi ini." Dokter BaiLy, pun sibuk memotret photo pemandangan pagi ini.
Tiba-tiba saja, "Dok!" tegur seseorang seraya mengikuti Dokter BaiLy. "Ini masih pagi. Siapa sih yang menegurku?" tanya hati Dokter BaiLy seraya melihat ke arah belakang nya. "Assalamu'alaikum, Dok!" sapa seseorang yang ternyata adalah Suster Cathy, yang sengaja datang menemuinya.
"Waallaikkumsallam, Suster! ngapain pagi-pagi gini, menemui saya?" tanya Dokter BaiLy, yang sedikit heran. "Saya, saya ingin mengajak anda berolahraga! iya berolahraga." ujarnya seraya memberikan sedikit sarapan pagi untuk Dokter BaiLy. "Oh iya Dok, saya... punya sedikit makanan untuk anda. Semoga anda suka!" katanya seraya memberikannya kepada Dokter BaiLy. "Wah, sarapan pagi! Terima kasih Suster Cantik. Tapi," Dokter BaiLy lupa jika beliau sudah sarapan sebelum betolahraga. "Eh, iya. Bu kesini!" tegur Dokter BaiLy kepada seorang Ibu-Ibu yang sedang memetik Teh.
Ibu itu, pun. Bergegas mendekati mereka. "Iya Tuan! ada apa?" tanya Ibu tersebut, seraya menghampirinya. "Ibu, ini nih! saya punya sedikit makanan. Saya harap, Ibu mau menerimanya ya. Enak loh bu makanan ini, buatan Suster Cantik ini!" ujar Dokter BaiLy, seraya melirik ke arah Suster Cathy berdiri. "I... iya bu makan saja! sayang mubazir." ungkapnya terpaksa, padahal dalam hatinya sedikit kecewa. "Uh, nyebelin sih Dokter BaiLy, makanan yang sengaja aku bikin enak. Malah di kasihin orang. Ada-ada saja sih!" gumam hati Suster Cathy. Dokter BaiLy pun melihat ke arah Suster Cathy, yang sedang cemberut. "Loh! ko malah cemberut Suster? jangan cemberut begitu! nanti hilang cantiknya." rayu Dokter BaiLy, seraya mencubit hidung Suster Cathy. "Aw, sakit tau!" cetusnya seraya memegang hidungnya. "Haha, itu balasan untuk kamu, karena kamu kemarin memukul pundak saya." ujarnya.
"Dok! tunggu..." teriaknya seraya mengejar Dokter BaiLy. Yang bangkit dari duduknya. "Iya! kenapa? katanya kamu mau ajak saya berolahraga. Iya kan?" ujarnya seraya sedikit berlari. "I... iya Dok!" jawabnya seraya berlari mengejar Dokter BaiLy. Yang sudah sedikit jauh.
"Sus anda mau mengajak saya berolahraga kemana?" tanya Dokter BaiLy kepada Suster Cathy, yang sedkit gugup. "Saya... mau mengajak anda ke suatu tempat, tempat olahraga yang dimana, disana banyak sekali orang datang. Ke tempat olahraga itu." ujarnya.
"Wah! tempatnya di mana? Seru banget ya!" ucap Dokter BaiLy, dengan sedikit penasaran. "Ya begitulah Dok, mari Dok!" ajak Suster Cathy kepada Dokter BaiLy. Mereka pun bergegas menuju tempat yang di maksud oleh Suster Cathy. "Nah! disinilah Dok tempatnya." Suster Cathy pun menunjukan tempat di mana semua orang bisa berolah raga. "Waw... ini luar biasa, kamu... sering datang kesini?" tanya Dokter BaiLy seraya memasuki sebuah tempat. Di mana semua orang berolah raga di sana!" terlihatlah seorang laki-laki sedang fitnes, ada juga yang sedang berlari di tempat. Dan banyak lagi.
"Baiklah saya, akan coba yang ini!" ujar Dokter BaiLy seraya mengambil salah satu alat untuk Fitnes. "Wah, Dokter BaiLy... benar-benar pria kekar ya, beliau sangat menyukai olahraga. Aku semakin kagum saja dengan beliau. Seandainya saja..." sejenak Suster Cathy pun membayangkan jika Suster Cathy jadi kekasih Dokter BaiLy. "Sayang ini air minum untuk kamu" ucapnya seraya menyodorkan sebotol air putih, untuk Dokter BaiLy. "Terima kasih sayang!" ucap Dokter BaiLy, seraya membelai rambut Suster Cathy.
"Sus!" tegur Dokter BaiLy yang sedikit heran. Melihat Suster Cathy yang sedang melamun tiada henti. Seraya menatap kosong. Dan yang paling aneh Suster Cathy tersenyum sendirian. "Sus! kamu kenapa?" tanya Dokter BaiLy kembali yang kedua kalinya. "I... iya sayang!" jawab Suster Cathy, yang sedikit keceplosan mengatakan lagi kalimat itu, yang kedua kalinya. Dokter BaiLy pun sedikit tertawa, mendengar celotehan Suster Cathy yang lucu.
"Iya sayang!" sontak Suster Cathy pun kaget, dan tersadar dari lamunannya. Sejenak dia pun melihat Dokter BaiLy di depannya. "Apa? Sayang? tumben Dokter BaiLy, sebut aku sayang. Apa aku tidak mimpi," tanya hati Suster Cathy seraya mencubit pipinya sendiri. "Sus, kenapa kamu?" tanya Dokter BaiLy, yang semakin heran. "Dok! apa benar ucapan anda?" tanya Suster Cathy yang sedikit geer. "Hah, ini makanan yang kamu bawa sayang! gak di makan nanti mubazir. Oh iya! kamu bawa dua wadah ya nasinya?" tanya Dokter BaiLy. Hahaha, lucu sekali Suster Cathy, kegeeran banget sih. Saking ngehayal dirinya jadi kekasih Dokter BaiLy, jadi terbawa halusinasi deh.
"Sus! apa anda sehat? atau saya telepon saja Suster Keira!" Dokter BaiLy pun, malah menawarkan jasa Suster Keira. Padahal Suster Cathy, mengajak Dokter BaiLy ke tempat olahraga itu, hanya sendiri. Tanpa ada yang tau siapapun.
"Tidak usah Dok! (apaan sih Dokter BaiLy, malah suruh Si Keira kesini segala. Kacau nih rencana aku. Jika ada si pengacau Keira. Lagian, apa-apaan sih aku ini malah kegeeran segala? aku kira Dokter BaiLy, benar manggil sayang. Malah makanan yang di bilang sayang.)" jawab Suster Cathy, seraya mengeluh dalam hatinya. "Suster, Sus... kamu kenapa tidak berolahraga?" tanya Dokter BaiLy, "Maaf Dok! saya pulang duluan! Assalamu'alaikum." ujar Suster Cathy, seraya sedikit kesal dengan perlakuan Dokter BaiLy.
"Sus! Astaghfirullah... kenapa sih Suster Cathy, suka bersikap aneh?" tanya hati Dokter BaiLy. "Kacau nih hari libur. Sudahlah! meningan saya pergi check up SaiLy, siapa tau dia sudah membaik." ujar Dokter BaiLy seraya bergegas pergi.
Sesampainya Di Rumah Sakit. Terlihat para Suster dan bagian staf administrasi Rumah Sakit, melihat aneh padanya. "Hei, aku mau tanya klinik anak hari ini buka tidak?" tanya seorang pesapon Rumah Sakit, ke sesama temannya. "Perasaan... Klinik anak, cuma buka 1 minggu 3 kali saja!" jawab salah seorang temannya. "Coba lihat deh! Dokter BaiLy, seorang Dokter spesialis anak. Ko beliau ada di Rumah Sakit ini sih? padahal hari ini beliau tidak punya jadwal praktek." ujar seorang pesapon. "Entahlah.Mungkin... ada seseorang yang sedang di cari olehnya!" ujarnya. "Namun" tiba-tiba saja, "Selamat siang! kalian bertugas apa sih di sini?" tanya sungkun Dokter BaiLy, seraya menggendong tangannya di punggung. "Bersih-bersih!" singkat sekali jawab para OB, atau Clenaning.
Dokter BaiLy pun hanya tersenyum. "Lalu, kenapa kalian pada berdiri? saya kira kalian bagian wawancara di sini." ketus Dokter BaiLy, seraya mencoba. Membujuk kembali.
"Dokter BaiLy..." kaget sekali mereka.
bersambung...