Chereads / Dokter Baik ku Selamatkan hidupku / Chapter 6 - Mencari Kontrakan

Chapter 6 - Mencari Kontrakan

Dokter BaiLy bercerita jika, dirinya ingin mencari kontrakan untuk beliau tempati saat ini. Lalu... berhasilkah beliau mencari tempat tinggalnya untuk sementara Waktu? Di manakah beliau mendapatkan tempat tinggalnya.

"Saya... Berasal dari kota euphoria." jawabnya. Serentak Saira pun kaget. Itu kan kota paling tenar, akan kedokteran di kota tersebut. Bahkan bukan sekadar Dokter saja. Tapi... pengusaha pun banyak yang berhasil di kota tersebut. "Euphoria... Dok, itu kan kota keberhasilan. Beruntung sekali, saya kenal dengan anda Dok! Katanya... di kota anda. Banyak sekali pengusaha yang berhasil di sana, benarkah?" tanya Saira penasaran. Dokter BaiLy pun menggangguk seraya berkata. "Iya, tapi... tidak semuanya sukses. Masih juga ada yang gagal juga." ucapnya menceritakan yang sebenarnya juga. Tak semua orang sukses. Masih banyak juga yang gagal. "Tapi, semua orang di sana juga. Tidak pernah gagal mereka juga, selalu berusaha berjuang." ujarnya.

Saira pun hanya tersenyum, dan merasa kagum akan kesuksesan orang-orang di kota Euphoria. "Wah, hebat sekali orang-orang di sana. Dok! ya ampun... saya hampir lupa, saya sebentar lagi sampai. Dok! boleh gak, saya turun di sini saja?" ujar Saira kepada Dokter BaiLy. "Apa anda yakin? Baiklah. Dadah SaiLy!" ucap Dokter BaiLy, seraya membukakan pintu mobilnya tersebut.

Saira pun, turun dari mobilnya tersebut. "Terima kasih Dok. Assalamu'alaikum," ucapnya. Seraya berjalan pelan, dan SaiLy pun sudah sedikit mengantuk kedua matanya. "Waalaikum sallam, Hati-hati ya SaiLy!" ucapnya seraya kembali melanjutkan perjalanannya kembali. "Semoga anak itu, segera di berikan kesehatannya." Doa Dokter BaiLy dalam hatinya.

Sungguh Dokter BaiLy, adalah seorang dokter yang baik ya. Seperti sebutan Saira padanya. Dokter Baik. Ya... memang dia adalah Dokter terbaik yang ada, meskipun beliau adalah seorang Dokter yang baru saja lulus, tetapi' beliau sudah menjadi seorang Dokter yang baik hati, sepadan. Wajah, tubuh bahkan hatinya pun sepadan. Dengannya Subhanallah.

Apakah, memang ada? seorang Dokter, sepertinya di Dunia ini, jika memang ada. Atau jika ada Dokter yang mirip beliau 1000 Akan menjadi Dokter Favorit, semua Dokter Spesialis Anak. Akan tetapi... jarang sekali sih, Dokter seperti Dokter BaiLy. Sangat sulit di jumpai. Jika memang ada... Ya, itu hanya kebetulan saja kali ya.

Malam semakin larut. Dokter BaiLy pun, tak kunjung menemukan tempat tinggalnya. Lalu... Di mabakah beliau bermalam. Beruntunglah ada sebuah Masjid di tepi jalan, yang beliau lewati saat ini. "Ya Allah, waktu sudah hampir jam 9 malam. Saya... Belum juga mendapatkan tempat peristirahatan. Entah kemana lagi saya harus mencari? Capek juga. Mungkin esok usai praktek, saya akan mencari tempat lagi. Di sini jarang sekali penginapan."

Dokter BaiLy pun, menghentikan mobilnya sejenak. Karena beliau mulai sedikit lelah. "Lebih baik, saya beristirahat dahulu sejenak. Ya... Kira-kira air mineral masih ada gak ya?" tanya beliau dalam hati. Seraya mencari botol air mineral miliknya. Yang sudah beliau stok, sebelum beliau berangkat di hari sebelumnya. "Alhamdullilah, masih ada nih! Bismillahirrahmanirrahim." ucapnya seraya meneguk air mineral tersebut.

Cukup melelahkan juga, tugas beliau hari ini. Apa lagi... Kejadian di Rumah Sakit, yang bikin beliau hampir pingsan. Tingkah, demi tingkah para pasien dan juga Suster yang ke genitan. Sampai-sampai beliau harus di marahi oleh pasiennya. Jika bukan demi tugas dari Rumah Sakit, mungkin beliau tidak akan memasuki Rumah Sakit Haeapanku. Tapi... semua nya karena perintah. Jadinya... ya Dokter BaiLy harus mengikutinya. Apa lagi, beliau baru jadi seorang Dokter tetap di Rumah Sakit Sejahtera.

"Ampun... Deh. Lihat tingkah para Suster dan pasien. Jika bukan karena tugas mungkin saya, tidak akan memasuki wilayah kota ini." ujarnya dalam hati.

Sejenak beliau pun melihat sebuah Masjid. "Masjid? Astaghfirullah, saya belum melaksanakan sholat isya. Ya kebetulan sekali, saya lebih baik menunaikan sholat isya dahulu." tukasnya seraya membuka kan pintu mobil nya, lalu... Dokter BaiLy pun turun dari mobilnya. Untuk menuju sebuah Masjid yang kini, berada tepat di depannya itu.

Dan saat itu, kebetulan beliau belum menunaikan Sholat Isya. Beruntunglah beliau menemukan Masjid tersebut. Baru saja selangkah beliau melangkahkan kakinya itu. Tiba-tiba saja, "Astaghfirullah.... Anak ini, kasihan sekali." Hentak kaki Dokter BaiLy pun terhenti. Ketika beliau melihat seorang anak kecil yang sedang tertidur di tepian jalan, menuju Masjid.

"Adek! bangun de!" tegurnya, akan tetapi... tegurannya terhenti. Sesaat beliau melihat ada ke anehan di tubuh anak itu. "Adek! Astagfirullah... anak ini... Kakinya... Ya Allah. Kasihan sekali. Adek!" tegurnya kembali. Seketika anak itu pun, terbangun dan nampaknya anak itu pun sangat ketakutan sekali. Sesaat beliau membangunkan nya. "Pa... paman siapa?" tanya anak itu. Seraya mundur dari Dokter BaiLy. Yang berusaha mendekatinya.

"Dek! kemarilah. Saya... tidak akan menyakiti kamu. Ok!" tegurnya lagi kepada Anak itu. Anak itu pun, tetap berusaha menjauhi Dokter BaiLy.

"Nampaknya... anak ini, mengalami trauma. Akan tetapi, apa yang membuat nya seperti ini?" tanya hati Dokter BaiLy, seraya mencoba membujuknya.

"Adek... tolonglah, saya... Orang baik ko!" bujuknya kepada anak tersebut.

Akan tetapi... Anak itu pun, semakin menjauhinya. Sampai dia pun berlari menuju halaman Masjid. Dan... "Bruk." Anak itu pun terjatuh. Dengan sendirinya. "Sini! saya bantu kamu bangun. Tenanglah! saya tidak akan apa-apa in kamu ko. Ya... " Bujuknya kembali seraya mencoba membangunkan anak tersebut.

"Coba lihat tangannya! Tuh kan luka kakinya." tukasnya. Sejenak beliau pun mengambilksn kotak P3K nya. Dan beliau pun mengambil sekotak cairan impusan. Untuk membasuh luka anak tersebut. Lalu beliau pun membalut kaki anak itu, dengan pleaster. "Sudah! bagaimana sekarang? sudah agak baikan. Kan," tanya Dokter BaiLy, walaupun anak itu belum bisa respons.

Kira-kira apa yang terjadi kepada anak tersebut? Sehingga dia pun tidak mau berbicara sepatah kata pun, sampai saat ini. Dokter BaiLy pun, mencoba meninggal kan sejenak anak tersebut. Lalu... Beliau pun memasuki Masjid yang tepat berada di depannya saat ini.

Anak itu pun, sedikit mengikuti Dokter BaiLy. Yang bergegss melangkah mengambil air wudhu. Lalu... Beliau pun memasuki Masjid untuk melaksanakan, ibadah Sholat isya. Sekaligus mengqodhoi sholat Maghrib, yang sempat tertinggal saat tadi.

setengah jam pun berlalu, Dokter BaiLy pun keluar dari masjid tersebut. Dan beliau pun mencari anak itu kembali. "Tenang juga, ya sudah melaksanakan Sholat. Kira-kira anak itu, mana ya?" Dokter BaiLy pun serentak mencarinya. Akan tetapi... Anak itu pun tidak terlihat juga wujudnya. "Ya sudah deh! Saya meningan kembali masuk ke dalam mobil lagi." tukasnya

"Lebih baik saya, beristirahat dahulu di sini kali ya!" ujarnya seraya memejamkan matanya. "Namun" Tiba-tiba saja... "Mati ya kamu!" teriak seseorang di belakangnya. Seraya membungkam mulut Dokter BaiLy. Akan tetapi... "Astagfirullah... siapa anda?" pekiknya.

Seraya menahan tangan orang tersebut. "Lepas!" teriaknya seakan memenuhi sudut ruangan Mobilnya.

*Astaghfirullah... ternyata hanya mimpi. Tapi... kemana Handphone saya?" pekiknya seraya mencari Handphonenya yang tidak ada di depannya. "Perasaan Saya, tadi simpan semua barang saya di sini. Laptop. Laptop pun tidak ada di sini. Astaghfirullah kemana? mana semua data pasien ada di Laptop itu lagi." gumamnya dengan hati yang sedikit cemas. "Astagfirulloh... mana semua data pasien ada di dalamnya. Bagaimana ini?" Dokter BaiLy pun meracau tidak menentu. Sesaat beliau melihat Laptop miliknya dan juga Handphone miliknya tidak ada.

Sungguh malang sekali nasib Dokter BaiLy, malam ini. Selain beliau kehilangan aset pribadinya. Beliau pun kehilangan data para Pasien yang akan beliau cek. Di Laptop pribadinya tersebut. Lalu... siapa orang yang mengambil Laptop miliknya tersebut?

"Ya Allah... bagaimana ini? sedangkan data para pasien saya ada di sana. Bagaimana caranya, saya mengecrk hasil para pasien di Laptop itu? sedangkan... semua data ada di sana semuanya. Ini benar-benar sebuah Musibah untuk saya. Mana, hari ini hari pertama saya. BaiLy, kamu benar-benar lalai!" beliau pun terus menerus menyalahkan dirinya sendiri. "Namun" Beliau pun menemukan sebelah Sandal. "Sandal? ini bisa menjadi sebuah barang, untuk mencari, siapa orang di balik perampokan ini." utasnya seraya menyalakan Mobilnya kembali.

Beruntunglah Beliau masih bisa selamat nyawa juga. Akan tetapi... kehilangan data para pasien adalah, sebuah tanggung jawab yang sangat besar untuk, seorang Dokter BaiLy. Beliau pun, yang tadinya ingin beristirahat malah harus mencari asetnya yang hilang. Dari Handphone dan juga Laptop miliknya.

"Saya, harus cari Barang saya kembali. Karena semuanya sangat penting. Untuk pekerjaan saya." ujarnya seraya mengebutkan kembali mobilnya itu. Lalu... dapatkah Dokter BaiLy menemukan kembali Laptop, juga Handphonenya.

Sementara Di tempat lain. "Faiz, kesini kamu! kerja yang bagus. Bapak kali ini akan memuji kamu, karena kamu sudah berhasil mencariksn target untuk Bapak mu ini." ujarnya seraya mengusap rambut Anak yang tadi, sempat di tolong oleh Dokter BaiLy. Dan ternyata... dia adalah Faiz, si anak perampok kampung itu. Lalu apa alasannya, sehingga Faiz mau melakukan hal yang tidak terpuji.

Anak itu pun hanya mengangguk. Tak seprti bisanya bapak dari anak itu, memuji Faiz. "Nah! gitu dong kalau cari target, yang seperti itu. Kalau kaya gini terus... Bapakmu ini, bisa cepat kaya."

tukasnya seraya menyimpan barang-barang yang telah di ambilnya.

'Pak. Boleh kan Faiz minta uang untuk makan?" tanya Faiz, yang sedikit berharap bapaknya bisa memberi sedikit uang, untuk dia makan. Akan tetapi... harapan dia pun, tidak sepadan dengan apa yang sudah dia korbankan. "Hei, Faiz kalau kamu mau makan. Makan tuh, di tempat sampah." titahnya seraya mendorong Faiz ke luar dari rumahnya. "Bapak, tapi... " Cepetan... kamu pergi. Cari lagi target untuk Bapak. Biar bapak cepat kaya!" ujarnya.

Faiz! siapakah Faiz? dia adalah anak Dari, Rustan si perampok kampung, begitulah keseharian Faiz, selalu di paksa oleh bapak kandungnya itu. Untuk mencari mangsa di malam hari. Dengan berdiam diri di jalan dekat Masjid.

Lalu... apa yang membuatnya tetap bertahan dengan.Posisinya yang tertekan oleh bapaknya itu?