Tanpa Kya sadari, Gary tersenyum dengan tatapan sinis di saat sudah menatap kearah tubuhnya. Bagi pria itu, ini adalah kesempatan yang bagus untuk bisa semakin membuat Kya jatuh hati dengannya, dan dengan perlahan sampai membuat Kya tidak bisa berkutik lagi. Semua yang sudah Gary pikirkan di dalam akal pikirannya, dan hanya membutuhkan waktu untuk bisa menjalankan semua kesempatan bagus itu.
Sembari menunggu, Gary pun teringat dengan dua koper besar yang berada di dekat pintu, ia pun berjalan mendekat, dan segera membuka pelan-pelan koper yang lebih kecil tanpa sepengetahuan dari Kya. Namun, membuat Gary senang ketika melihat isi di dalam. Ternyata isiannya adalah pakaian khusus yang Kya pakai untuk berenang, dan selebihnya hanya pakaian biasa. Dalam seketika pikiran kotor pun melintas di benaknya Gary.
"Karena Kya membawa baju renangnya, dan sebaiknya aku mengambil semua pakaian renang ini hingga tidak ada yang bisa ia gunakan selain dengan pakaian dalamannya saja. Dengan begitu aku bisa lebih jelas melihat sesuatu yang indah, dan pelan-pelan rencana ku akan berjalan demi membuat wanita itu tidak bisa berpikir untuk jauh dariku," batinnya Gary, dan segera mencuri semua pakaian renang milik Kya.
Melangkah dengan perlahan kearah mobil, dan segera menyembunyikannya agar Kya tidak dapat mengetahui. Lalu Gary mencoba mengetuk pintu kamarnya Kya sembari bertanya. "Um, koper mu ini akan di bawa ke mana?"
"Oh aku sampai lupa memberitahukan kamu kalau saat pulang nanti kita langsung ke rumahmu. Bawalah koper itu ke dalam mobil," sahut Kya.
"Keputusan yang bagus. Ternyata aku tidak perlu bertanya terlalu lama. Baiklah, Kya! Dengan senang hati aku menyambut kedatangan kamu di rumahku kembali," ucap Gary dengan suara yang lebih keras. Ia pun tersenyum dan segera menarik kedua koper besar itu ke dalam mobilnya.
Semuanya telah selesai, dan Kya ke luar dengan penampilan yang sangat cantik. Dia mengenakan gaun indah berwarna biru hingga kulit putihnya begitu terlihat. Membuat Gary terkesima melihat kearah Kya yang tiba-tiba terlihat seperti seorang putri yang baru turun dari singgasananya. Baru kali ini ia melihat kecantikan Kya karena selama ini wanita itu selalu memakai riasan wajah yang sederhana. Namun, kali ini benar-benar begitu menggoda.
Tatapan Gary yang begitu lama sampai membuat Kya menatap kearah dirinya sendiri. Kya sampai kebingungan di saat Gary terus menatap dirinya tanpa berbicara sepatah kata pun. Alhasil, membuat Kya tersipu malu hingga kedua pipinya terlihat memerah. Namun, masih tetap terlihat begitu cantik.
"Um, apa penampilanku buruk sekali?" tanya Kya dengan perlahan karena ia masih merasa tidak percaya diri dengan apa yang sekarang ia kenakan.
"Apa? Tentu saja tidak, Kya. Kamu lumayan cantik, apa kamu sudah siap?" Dengan sengaja Gary memuji sebagian kecantikan dari Kya agar tidak membuat wanita itu besar kepala. Meskipun, diri sendiri menyadari bahwa kecantikan Kya begitu menarik hingga kekasihnya saja bisa kalah. Terlebih dengan wajah imut yang Kya miliki.
"Ya aku sudah siap," sahut Kya dengan perlahan. Berjalan kearah Gary, dan berpikir bahwa Gary akan menggandeng tangannya. Hingga membuat Kya merasa malu ketika tangannya justru lebih dulu mendekati Gary.
"Kenapa? Kamu ingin digandeng ya?" tanya Gary dengan menahan senyumnya.
"Tidak! Aku hanya hampir saja terjatuh karena sepatu high heels ku yang tinggi. Ayolah kita segera pergi," sahut Kya dengan berusaha menutupi tingkah lakunya yang memalukan, dan justru berjalan lebih dulu meninggalkan Gary di belakang.
Tanpa Kya sadari, tiba-tiba saja tangannya digenggam oleh Gary. Hingga pintu mobil pun dibukakan. Membuat Kya seperti ingin kencan sungguhan walaupun dia tahu bukan dia yang Gary harapkan. Tiba di dalam mobil, tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari keduanya. Terlebih Kya sejak tadi tidak berani menatap kearah Gary langsung.
Namun, saat Gary mulai menggandeng tangannya Kya masuk ke dalam restoran mewah, saat itu pula dia satu-satunya seperti wanita yang paling bahagia. Bahkan beberapa orang menatap dan tersenyum hingga membuat Kya merasa sangat senang.
"Apa sekarang aku bermimpi bisa berjalan sembari gandengan tangan dengan Gary? Ke dalam sebuah restoran, dan ini adalah first time buatku," batinnya Kya sembari memberikan tatapan mata yang penuh dengan cinta.
Tanpa Kya sadari, tatapannya itu dilirik oleh Gary. Hingga membuat Kya dengan cepat-cepat melirik kearah lain, namun justru Gary menarik pipi chubby Kya dengan penuh semangat.
"Hey! Kamu suka sekali ya menatap wajahku diam-diam?" tanya Gary dengan sengaja.
"Tidak!" Dengan cepat Kya ikut mengelengkan kepalanya sambil menarik kursi duduk untuknya.
"Aku tahu kamu sedang berbohong, Kya. Oh ya kamu mau makan apa?"
"Terserah."
"Ya ampun! Semua wanita ternyata sama saja," sahut Gary pasrah dan mulai memilih makanan mahal yang menurutnya sangat lezat.
Sembari menunggu pesanan datang, Gary begitu suka melihat wajahnya Kya yang selalu berusaha untuk tidak diketahui sedang menatap dirinya. Padahal sudah kali kedua ia memergoki tatapan mata Kya yang berusaha diam-diam mencuri perhatian. Namun, hal itu membuat Gary begitu senang lantaran semua rencananya hanya tinggal beberapa saat lagi dan akan berhasil.
"Bagiku, kamu adalah sebuah keuntungan, Kya. Tapi, sayangnya keuntungan itu tidak membuatku menaruh hati padamu, melainkan hanya untuk membuat namaku tetap menjadi terlihat baik di depan Daddy. Dengan begitu, aku bisa terlepas dari setiap perintah, lalu menikahi kekasihku—Sera," batinnya Gary.
Sambil menunggu pesanan datang, Gary mencoba memainkan ponselnya dengan sebuah game yang unik. Namun, tidak dengan Kya yang justru mulai merasa bosan ketika Gary terlihat mengabaikan dirinya. Akan tetapi, Kya berusaha tetap sabar dan tidak ingin membuat pria itu merasa malu karena telah membawa dirinya. Hingga makanan pun tiba.
"Kya, makanlah karena aku tahu kamu pasti sangat lapar. Jadi, jangan sungkan-sungkan," ucap Gary.
"Ah ya tentu saja."
Ketika sedang fokus dengan menu makanan lezat di depan tiba-tiba saja seorang pria berjalan mendekat, dan langsung menepuk bahunya Gary. Mereka berdua terlihat begitu ramah hingga keduanya berpelukan erat.
"Hai, brother. Ternyata kamu di sini. Kebetulan dong kita ketemu di sini, tapi ngomong-ngomong ini kekasih barumu ya? Cantik sekali dia," kata pria itu yang langsung melirik kearah Kya. Meskipun Kya masih berusaha melanjutkan santapannya.
"Oh bukan sih cuma enggak lama lagi mungkin. Tapi, ngomong-ngomong sama siapa ke sini?" tanya Gary.
"Biasalah sama gebetan baru. Tapi, boleh kenalan enggak nih sama dia? Boleh dong ya kayaknya," tanya pria itu yang terus menatap kearah Kya tidak ada hentinya. Dengan perlahan Gary menjawab dengan anggukan kecil.
"Um, hai kenalkan namaku, Lucas," ucapnya sambil mengulurkan tangan.