Chereads / Cintai Aku Walau Sejenak / Chapter 16 - Permulaan demi dicintai

Chapter 16 - Permulaan demi dicintai

Terbangun setelah semalaman tertidur, Kya merasa hari kemarin adalah hari kebahagiaannya karena sekarang ia sudah kembali ke dalam rumah keluarga Giovanni, meskipun dalam hatinya semua kebahagiaan itu karena kehadiran Gary yang semakin terlihat baik dan peduli padanya.

Dengan penuh semangat, Kya bangun, dan seperti biasa membuatnya membersihkan segala isi ruang kamarnya tersebut, namun tiba-tiba saja ia berteriak ketika melihat seorang tikus tiba-tiba saja berada di dalam kamar. Sungguh membuat Kya frustasi, dan merasa heran dengan kehadiran tikus tersebut. Ia pun berlari ke luar, tapi justru tidak sengaja menabrak tubuhnya Gary hingga membuat keduanya saling bersentuhan, dan bertatapan.

Gary yang tidak sengaja mendengar jeritan Kya membuat dia dengan cepat berjalan kearah wanita itu, tapi justru saat membuka pintu, dan tubuhnya langsung di tubruk oleh tubuhnya Kya sampai berjatuhan. Merasakan sedikit sakit di bagian kepala belakang, hingga ia meringis pelan ketika mulai merasakan kesakitan.

Dengan cepat bangkit dari tubuhnya Gary di saat menyadari pria itu kesakitan. Padahal, ia sudah sangat nyaman berada di atas tubuh kekar pria itu. Merasa bersalah hingga membuat Kya pelan-pelan memegang kepalanya Gary, dan benar saja ternyata darah segar mengalir perlahan dari kepala belakangnya Gary. Sungguh dramatis sekali, itulah yang tiba-tiba saja Larissa ucapkan di saat ia tidak sengaja melihat kakaknya bersama dengan Kya.

"Memangnya enak ada tikus di dalam kamarmu, Kya. Lihat saja setiap harinya akan ada banyak hewan-hewan menjijikkan yang akan menghuni kamarmu. Tapi, aku sedikit tidak suka melihat kakak yang harus peduli dengan wanita itu, padahal aku sudah capek-capek menahan takut dengan memasukkan tikus ke dalam kamarnya, Kya," gumam Larissa dengan perlahan.

Terlihat seolah-olah peduli, Larissa segera berlari kearah kakaknya dan Kya. Saat itu, Larissa tidak sengaja melihat kearah lantai yang terkena noda darah. Ia pun panik hingga dengan cepat menyingkirkan tangannya Kya dari kepala kakaknya.

"Kenapa kakakku menjadi terluka seperti ini? Apa yang sudah kamu lakukan padanya, Kya?" tanya Larissa dengan cepat, dan sengaja bersikap kasar agar Kya merasa tidak betah tinggal di dalam keluarganya.

"Aku tidak sengaja, Larissa. Sebab, di dalam kamarku tiba-tiba saja ada tikus. Jadi, saat aku ke luar justru ada Gary di depan pintu," sahut Kya yang merasa bersalah.

"Tikus?! Kenapa bisa di rumah ini ada tikus? Apa kamarmu jorok sekali sampai ada tikus di dalam kamarmu? Aku rasa kamu sebaiknya sekarang mandi, dan biarkan kakakku menjadi urusanku." Membuat Larissa membantah dengan cepat hingga suaranya begitu lantang.

"Maafkan aku, tapi selama ini tidak pernah ada tikus di dalam kamarku ini sebelumnya. Apalagi malam ini baru malam pertama aku di kamar itu." Kya merasa bingung ketika tuduhan yang menurutnya tidak pernah ia lakukan.

Gary yang sedang terasa pusing karena kepalanya sedikit terluka, membuat dia merasa kesal mendengar perdebatan di depannya. Dengan cepat ia berusaha bangkit, tapi justru membuat dia hampir saja terjatuh. Untungnya Kya bersama dengan Larissa cepat menahan tubuh pria itu.

"Kamu baik-baik saja, Kak? Sebaiknya sekarang panggilkan dokter untuk kakakku, Kya," tanya Larissa dengan memberikan perintah. Ia memang terlihat panik ketika melihat kakak tersayangnya terluka oleh perbuatanya.

Selepas kepergian Kya, membuat Larissa menoleh. Saat mengetahui wanita itu telah pergi, Larissa segera melepaskan tangannya dari tubuhnya Gary. Mereka berdua pun terkejut, akhirnya rencana pertama mereka sukses berhasil di saat membuat Kya mulai merasa bersalah.

Sebetulnya Gary dan Larissa sudah merencanakan segalanya agar bisa membuat Kya menjadi tidak betah tinggal di rumah itu. Walaupun mereka berdua sudah diwanti-wanti oleh sang Daddy agar memperlakukan Kya dengan baik, tapi tetap saja membuat mereka hanya akan bersikap baik di depan, tapi tidak di belakang.

Terlebih Gary juga sudah menceritakan bahwa dia telah berhasil mengambil mahkota suci milik Kya hingga membuat Larissa awalnya merasa kesal, tapi setidaknya berusaha di jelaskan oleh kakaknya akhirnya ia mengerti bahwa semua itu juga termasuk dari rencana demi bisa membuat Kya menyesal telah memilih masuk ke dalam keluarga mereka.

Dengan senang hati adik dan kakak tersebut saling terkekeh dan bergoyang demi sebuah rencana bagus yang tidak diketahui oleh sang daddy. Namun, saat itu tiba-tiba saja Daddy Gio ke luar dari kamarnya, dan membuat mereka merasa panik jika saja mengetahui hal buruk yang sedang dilakukan terhadap Kya.

"Ayo cepat temui Kya, dan bilang padanya untuk tidak perlu lagi memanggil dokter. Sebaiknya sekarang aku masuk ke dalam kamarku. Jangan sampai Daddy tahu hal ini, dan ajak Kya sekaligus ke dalam kamarku," perintah Gary, dan langsung dijawab anggukkan kecil oleh adiknya.

Sembari menunggu Larissa dan Kya datang, dengan cepat Gary berlari ke dalam kamarnya setelah menghapus noda cat merah di lantai agar tidak ketahuan oleh sang Daddy. Mengambil perban kecil agar terlihat seperti benar-benar terluka, dan ia merebahkan tubuhnya demi mendapatkan perhatian penuh dari Kya.

Untung saja Larissa dengan cepat datang karena sedikit lagi Kya akan segera menghubungi dokter. Ia pun berjalan mendekat sembari berkata. "Tidak perlu lagi, Kya. Sekarang kakak sudah aku berikan perban dan obat merah karena lukanya tidak terlalu besar. Tapi, kamu diminta untuk masuk ke dalam kamarnya."

"Sungguh? Bagaimana jika luka itu terlalu dalam? Aku takut terjadi sesuatu dengan Gary, dia pasti sangat sakit karena diriku." Raut wajahnya Kya tidak percaya hingga membuat dia sangat khawatir.

Membuat Larissa menjawab dengan anggukan kecil, An berkata. "Ya tentu saja benar. Sekarang kakak memintaku untuk membawamu ke kamarnya. Ayolah rawat dia sekarang, daripada nanti ada wanita lain yang akan merawatnya. Kamu tentu saja tidak mau hal ini terjadi kan?"

"Benar juga, baiklah kalau begitu." Sontak membuat Kya teringat dengan satu malam indah yang sudah mereka berdua lewatkan hingga membuat dia begitu tidak ingin Gary di rawat oleh wanita lain selain dirinya sendiri. Kya sampai berlari kecil demi bisa sampai lebih cepat. Ia pun bergegas mendekat.

Pelan-pelan masuk ke dalam itu, dan melihat Gary yang sedang terbaring membuat dia merasa sangat bersalah. Dengan sengaja menyentuh tangannya Gary sembari berkata. "Maafkan aku, gara-gara aku, kamu sampai seperti ini. Pasti Om Gio akan marah jika tahu hal ini."

"Aku baik-baik saja, Kya. Sudahlah jangan salahkan dirimu sendiri," sahut Gary dengan tiba-tiba. Hingga membuat Kya terkejut ketika mendengar sahutan itu.

"Aku pikir kamu sudah tidur," ujar Kya, dan semakin mempererat genggaman tangannya.

Menjawab dengan gelengan kecil sembari berkata. "Aku baik-baik saja, Kya. Tenanglah."

"Baguslah, aku sungguh merasa bersalah. Seharusnya aku tidak berlari ke luar, tapi jujur tikus itu sangat besar, dan berwarna hitam. Aku takut sekali."