Chereads / Cintai Aku Walau Sejenak / Chapter 18 - Mendadak menikah

Chapter 18 - Mendadak menikah

Sesuai dengan rencana pernikahan yang sudah mereka setujui bertiga. Daddy Gio segera pergi membantu Gary untuk menyiapkan dekorasi yang sederhana, dan berbeda dengan Larissa yang berfokus untuk mengundang teman-temannya sebagai tamu acara pernikahan mendadak itu.

Ketiganya bergegas cepat sembari menghubungi orang-orang terpercaya di bagian kantor untuk ikut membantu. Larissa juga turun langsung menuju ke tempat gaun wanita yang akan dijadikan sebagai gaun untuk pesta kecil pernikahan Kya bersama dengan Kakaknya.

Agar tidak membuat kegaduhan, Larissa segera mengunci pintu kamarnya milik Gary, dan sengaja membuat Kya terkurung di dalam beberapa waktu supaya pernikahan itu bisa menjadi sebuah kejutan bagi Kya. Semuanya begitu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hampir dua jam mereka hanya menghiasi banyak dekorasi yang akan digunakan besok pagi. Bahkan sangking sederhananya, Gary memilih pakaian kantornya selama pernikahan berlangsung nanti.

Menghembuskan nafas dengan lega karena semuanya sudah siap, dan sekarang memasuki jam tiga pagi. Keadaan rumah tersebut sudah di hias. Larissa dan ayahnya sudah pergi tidur lebih dulu, namun tidak dengan Gary yang justru menatap kembali kearah dekorasi yang baru saja selesai ia kerjakan.

"Lumayan menarik juga, dan menurutku ini tidak terlalu buruk. Sepertinya Kya akan suka besok. Baiklah setelah itu aku akan bisa terbebas untuk bersama dengan kekasihku, Sera," gumam Gary dengan senyuman yang terlukis di kedua sudut bibirnya.

Kembali masuk ke dalam kamarnya, dan melihat Kya yang masih terlelap. Namun, Gary tidak akan mau untuk kembali melanjutkan tidur di kamar itu. Ia pun pergi menuju ke kamar tamu.

Baru sebentar memejamkan mata, dan tak terasa pagi hari pun tiba. Membuat Larissa lebih dulu bangun karena dia tahu pasti sekarang ayah dan kakaknya masih berada di alam mimpi. Dengan cepat Larissa membangunkan mereka, dan ia segera berkemas dengan rapi terlebih dahulu sebelum ia akan menjadi perias untuk Kya.

Tiga puluh menit selesai bersiap-siap, Larissa segera turun, dan sedikit berlari masuk ke dalam kamarnya Kya. Perkiraan Larissa ternyata salah, di saat ia berpikir bahwa Kya sudah bangun, namun nyatanya wanita itu masih terlelap dengan begitu puas.

Sungguh membuat Larissa benci dengan wanita seperti itu, ia bahkan menatap kearah Kya dengan kedua tangan menopang di pinggangnya. Hal itu membuat ia bergumam. "Jika bukan karena suatu hal, maka aku tidak akan mengizinkan kakak tersayang ku menikah dengan wanita kerbau seperti ini. Bahkan jam 7 pagi dia masih tidur tanpa tahu waktu."

Meskipun Larissa kesal, namun ia mencoba bersabar dengan menarik nafasnya perlahan, dan kembali tersenyum palsu di depan cermin kamar tersebut. Dengan perlahan ia membangunkan Kya, hingga wanita itu terjaga, namun justru ia menatap kearah sekelilingnya.

Kya baru ingat jika semalam dia tidur di dalam kamarnya Gary, namun anehnya pria itu sudah menghilang, dan justru kedatangan Larissa dengan berpakaian cantik membuat Kya semakin kebingungan.

"Kakak, ayo bangun, dan segera mandi," pinta Larissa dengan lemah lembut.

"Larissa? Kau ada di sini? Tapi, di mana Gary?" tanya Kya dengan kesadaran yang masih berusaha ia kumpulkan.

"Ada, kakak. Sekarang kakak bangun, dan segera mandi. Aku akan menunggumu di sini. Jadi, cepatlah waktu kita tidak terlalu lama," paksa Larissa sembari menarik tangannya Kya dengan sedikit keras.

"Memangnya kita mau ke mana sekarang, Larissa? Kenapa pakaian kamu formal sekali?" Kya pun bangun, namun ia heran di saat melihat sikap Larissa yang lebih lemah lembut dengannya.

"Nanti kakak akan tahu sendiri," sahut Larissa dengan perlahan, dan mendorong Kya dengan pelan masuk ke kamar mandi.

Membuat Larissa menatap tajam ketika pintu kamar mandi sudah tertutup. Ia merasa muak di saat mendengar banyak sekali pertanyaan dari Kya. Sembari menunggu Kya selesai, ia bermain dengan ponselnya. Hingga lima menit kemudian Kya pun ke luar.

Tanpa menunggu lama, Larissa segera meminta agar Kya menggantikan pakaian dengan gaun indah berwarna putih. Meskipun merasa heran, namun Larissa meminta agar Kya tidak perlu bertanya. Bahkan di saat Kya ingin berbicara justru dengan cepat tangannya Larissa menutupi mulutnya.

Mulai mendandani Kya, dan hasilnya terlihat sempurna. Meskipun make-up natural, tapi memang Larissa mengakui wajah calon kakak iparnya ini memiliki wajahnya yang cantik. Tapi, entah kenapa dia masih saja tidak suka dengan Kya. Jujur saja Larissa menginginkan agar bisa memiliki kakak ipar yang memiliki sikap dan tingkah laku sama dengannya, dan bukan pendiam seperti Kya.

"Wow! Kakak cantik sekali," puji Larissa sembari memperlihatkan Kya di depan cermin besar. Namun, senyuman seketika menghilang ketika Kya menerima pujiannya itu dengan senyuman manis. Hingga membuat batinnya berkata. "Tapi, aku yang lebih cantik. Sayangnya setelah ini kamu akan merasakan penderitaan, Kya."

"Kamu bisa saja, Larissa. Tapi, kamu tidak kalah cantik. Oh ya memangnya ada acara apa sampai kamu menghias wajahku seperti ini? Apa ada acara pernikahan? Tapi, penampilanku seperti seorang pengganti, Larissa?" tanya Kya sembari menatap kearah dirinya dari atas sampai ujung kaki.

"Um, ya memang ini acara pernikahan, Kak. Tapi, tenanglah semuanya akan baik-baik saja, dan selamat atas kedatangan mu di keluarga kami, Kya. Kamu sebentar lagi akan menjadi kakakku," sahut Larissa dengan perlahan.

Sontak saja membuat Kya sangat terkejut bahkan membuat matanya melotot sempurna. Sungguh tidak terbayangkan untuk menikah lebih cepat daripada yang sekarang ia bayangkan. Akan tetapi, ia masih kebingungan dengan semua ini, dan terlebih dengan setiap ucapan Om Gio yang merencanakan pernikahannya sebulan yang akan datang. Namun, sekarang bagaikan di dalam mimpi Kya harus menjadi pengganti setelah kemarin malam ia berusaha membantu Gary yang sedang terluka.

"Tapi, kenapa begitu mendadak, Larissa? Bahkan Gary tidak mengatakan apapun padaku?" Kaya terlihat bingung, hingga membuatnya sampai terduduk kembali di atas kursi rias.

"Ya ampun," lirih Larissa dengan perlahan. Menghembuskan nafasnya dengan berat, lalu Larissa segera membangunkan Kya untuk tetap berdiri.

"Kamu akan tahu semuanya nanti. Jadi, sekarang ayo kita ke luar karena semua orang sudah menunggu di luar. Kya, aku mengucapkan selamat padamu, jadi ayo jangan membuat kami semua malu," sahut Larissa dengan cepat.

Meskipun sangat membingungkan, tapi Larissa tidak memberikan kesempatan bagi Kya untuk bertanya. Bahkan Larissa segera menggandeng tangannya calon mempelai wanita untuk ke luar, dan bertemu dengan banyak orang.

Sungguh membuat batinnya Kya gelisah dan gundah. Betapa tidak pernah ia bayangkan akan berada dalam suasana seperti ini. Pernikahan mendadak yang harus ia jalankan, walaupun memang ia ikut tersipu ketika melihat wajah Gary yang sedang menunggu dirinya turun. Tapi, tetap saja Kya masih penasaran dengan rencana mendadak menikah.