"Tidak ada, sekarang aku harus segera pergi." Kya berlari tanpa berkata apapun. Dengan semua pertanyaan yang membuat Lucas semakin kebingungan dengan sikapnya itu.
Membuat Lucas sampai menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, ia penasaran, namun ia tidak tahu harus bertanya kepada siapa.
"Apa aku sudah salah bicara ya? Tapi, jelas-jelas wajahnya Kya terlihat sedih. Mungkinkah mereka ada hubungan sesuatu? Ah masa iya sih Gary menggandeng dua wanita? Setahuku dia begitu mencintai Sera. Lalu kenapa Kya sampai berteriak dengan memanggil nama Gary? Telingaku tidak tuli, dan jelas-jelas aku mendengarnya," gumam Lucas.
Semakin membuat Lucas tidak mengerti, entah dirinya yang salah menjawab atau memang Kya yang sedang di bawa perasaan. Dalam kebingungannya itu, Lucas tidak tahu harus berbuat apa, ia tidak ingin mengejar kepergian Kya. Sebab, dirinya tidak ada hubungan apapun.
Berbeda dengan Kya, yang sekarang masih berlari menyusuri tepian pantai dengan air mata yang semakin deras bercucuran. Sungguh, membuatnya sakit hati dengan jawaban Lucas.
Bukan bermaksud ingin menyalahi Lucas, namun pertanyaannya yang membuatnya sakit hati. Begitu sulit ia bisa menerima dengan semua kebenaran yang telah ada. Ia begitu kecewa, dan untuk sekali lagi ia dengan sengaja berjalan masuk ke dalam lautan.
Hanya bisa membuatnya menangis, dan menyadari bahwa semua kesulitan ini begitu membuatnya tersiksa. Tanpa ia pedulikan air laut yang semakin dalam menenggelamkan tubuhnya.
Dengan berusaha pasrah, kini ia memilih jalan singkat untuk dapat menghilangkan semua rasa sakitnya itu. Walaupun tubuhnya sudah tenggelam di dalam kedalaman lautan.
Matanya menutup ketika menerima semua kesakitan karena derasnya air lautan yang kini menenggelamkan tubuhnya, tidak ingin meminta pertolongan bahkan tangannya berdiam diri.
"Sekarang tidak adalagi harapanku agar dapat membuat Gary jatuh hati denganku. Ditambah semua pengakuan Lucas tentang kebenaran yang sudah Gary perbuat, dan bahkan posisiku di sini seperti seorang perebut milik wanita lain. Apalagi mereka sudah berhubungan dalam waktu yang lama. Jadi, biarkan sekarang aku pergi selamanya," batinnya Kya.
Dengan sengaja melakukan kebodohan hingga menimbulkan rasa sakit yang amat dalam. Semakin membuat Kya ingin sekali meminta tolong, namun lagi-lagi pikirannya terus dihantui oleh bayang-bayang Gary bersama dengan wanita lain.
"Papa, izinkan aku ikut denganmu," batinnya yang sudah pasrah, dan berharap dapat bertemu dengan orangtuanya.
Pemikirannya untuk dunia telah hilang, dan menunggu sampai ajal menjemputnya. Namun, sekali lagi ia merasa tubuhnya dipeluk dari belakang sampai membuat ia terangkat ke daratan.
Untuk sekali lagi Lucas berusaha membantunya. Hingga membuat Lucas dengan menyelam demi bisa menolong Kya. Memang sebelumnya, Lucas berniat untuk tidak peduli, tapi entah mengapa hatinya semakin terasa tidak nyaman jik harus membiarkan seorang wanita berlari dalam keadaan yang tidak jelas.
Diam-diam Lucas menyusul Kya dari belakang, sampai membuat Lucas begitu terkejut di saat melihat Kya berjalan kearah lautan dengan tenang. Tentu saja ia tidak tinggal diam untuk segera berlari.
Berusaha memberikan pernafasan agar membuat Kya kembali tenang. Hingga akhirnya Kya batuk-batuk sampai mengeluarkan air laut yang sudah ia telan.
Ketika melihat dirinya sudah berada di atas daratan, membuatnya kesal sampai menatap kearah wajahnya Lucas dengan penuh amarah.
"Kenapa kamu menolongku?! Pergi dari sini!" bentak Kya dengan sembari mendorong tubuhnya Lucas untuk segera menjauh.
Namun, Lucas tidak ingin membalas perlakuan kasar itu. Sebab, dia tahu jika sekarang wanita yang sedang ia tolong berada di dalam kesedihan yang amat dalam.
Pelan-pelan Lucas kembali mendekat sembari menggenggam tangannya Kya agar wanita itu tidak kembali berlari ke dalam lautan, untuk sekali lagi.
"Sadarlah, Kya. Aku tidak pergi. Jadi, jangan berpikir untuk kamu bisa kembali ke dalam lautan. Itu sangatlah berbahaya, dan nyawamu bisa melayang," sahut Lucas dengan suara yang lemah lembut.
Ketika seorang wanita sedang marah, Lucas tahu cara yang dapat membuat wanita itu luluh. Hanya dengan membalas dengan kelembutan dan sentuhan pelan. Bukan dengan kembali marah, sampai akhirnya membuat Kya menatap kearah Lucas dengan tatapan yang lama.
"Kenapa kamu berusaha menolongku, Lucas? Kita belum lama ini kenal. Jadi, berhenti berbuat baik denganku," ujar Kya dengan berupaya dapat lepas.
Pelan-pelan Lucas mengelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis, lalu ia menjawab. "Aku menolong mu karena memang aku tahu bahwa kamu tidak benar-benar ingin bunuh diri kan? Jadi, jangan lakukan hal yang konyol. Sebab, itu bukan salah satu yang dapat menghilangkan masalah, tapi justru menimbulkan masalah baru. Lagipula mau kita sudah mengenal lama ataupun tidak, tetap saja, aku akan menolong mu sebisaku."
"Sudahlah, jangan berbicara seolah-olah kamu peduli. Sebab, kamu tidak tahu apa yang sedang aku rasakan sekarang. Tapi, memang lebih baik kamu tidak perlu tahu apapun karena aku baik-baik saja," ketus Kya dengan mengalihkan pandangannya.
"Ya, aku mengerti, Kya. Wanita selalu bisa berbicara berbeda dengan fakta. Mereka bisa mengatakan sedang baik-baik saja, padahal yang sebenarnya terjadi mereka hanya membutuhkan kasih sayang. Jadi, sekarang ikutlah denganku. Kamu harus ganti pakaian karena jika tidak kamu akan sakit." Lucas berusaha bersabar ketika menghadapi sikap wanita yang sedang patah hati.
"Aku tidak mau! Jadi, jangan memaksaku!" geram Kya sembari menarik tangannya dengan kasar.
Tidak membuat Lucas menjawab secepat mungkin, namun ia justru duduk disampingnya Kya, dan tidak akan pergi dari sana.
"Baiklah, jika memang itu mau mu. Maka aku akan menunggumu sampai kamu pulang. Bila perlu sampai esok pagi atau yang lebih buruknya lagi orang-orang berpikir kita sedang berbuat sesuatu," tegas Lucas dengan pendiriannya.
Benar-benar membuat Kya kesal ketika lihat sikap Lucas yang keras kepala. Hingga membuat dirinya menjadi kesulitan untuk dapat menghilangkan rasa sakitnya itu.
Namun, Kya dapat melihat sisi lain dari pria tersebut. Hingga membuat batinnya berkata. "Terkadang pria ini bisa saja bertingkah konyol, dan sekarang dia terlihat begitu serius."
Tidak tahu caranya untuk dapat pergi hingga akhirnya Kya memilih untuk diam sembari dengan pikirannya yang masih saja mengingat semua kenyataan pahit tentang Gary.
Namun saat itu, Lucas melirik kan matanya, dan berpikir jika Kya sudah tenang. Pelan-pelan ia bertanya. "Sebenarnya apa yang sedang terjadi denganmu, Kya? Kenapa kamu pergi begitu saja? Lalu sekarang melakukan hal bodoh."
"Aku sudah bilang kalau aku baik-baik saja," sahut Kya dengan suaranya yang sudah pelan.
"Tapi, aku tahu kamu sedang tidak baik-baik saja. Wanita memang terlalu sulit untuk berkata jujur," bantah Lucas.
"Tapi, aku sudah bilang kalau aku tidak kenapa-kenapa! Kenapa kamu terus bertanya padaku, Lucas?! Apa peduli mu? Bahkan dia juga tidak peduli denganku. Jadi, berhentilah untuk bersikap peduli." Suaranya kembali lantang, namun saat itu tetesan air matanya kembali terjatuh. Hingga membuat Kya tidak dapat menahan derasnya air mata.