Chereads / Cintai Aku Walau Sejenak / Chapter 15 - Sandiwara Cinta

Chapter 15 - Sandiwara Cinta

"Benarkah aku ini pertama bagimu?" tanya Gary sembari terus melanjutkan perjalanannya meskipun sesekali melirik kearah Kya. Ia juga penasaran dengan apa yang sedang dituliskan wanita itu.

"Ya tentu saja ini adalah pertama kalinya bagiku, dan aku bahagia sekali. Gary, aku mencintaimu," sahut Kya dengan perlahan, dan menatap kearah wajah tampannya Gary.

Namun, pria itu lagi-lagi tidak menjawab ucapan cinta yang sedang Kya utarakan. Membuat Kya terheran ketika Gary hanya diam saja dan hanya fokus dengan perjalanan. Akan tetapi, dirinya berusaha tetap berpikir positif dalam batinnya. "Mungkin saja Gary tidak mendengar ucapan cinta yang sudah aku ungkapkan. Lain waktu aku akan mengatakannya lagi, dia juga pasti lelah."

Padahal, Gary selalu mendengarkan semua ungkapan cinta yang telah wanita itu utarakan, tapi dengan sengaja ia berdiam diri, dan berpura-pura fokus dengan hal lain. Perjalanan tidak begitu lagi jauh, dan mereka pun akhirnya tiba di kediaman Giovanni.

Gary segera turun sembari membantu Kya melangkah keluar. Ia masih teringat dengan setiap sentuhan yang sudah ia berikan kepada Kya, dan itu membuatnya berpikir bahwa sekarang Kya pasti merasa sedikit nyeri untuk melangkah. Namun, sikap Gary yang terlihat perhatian membuat Larissa merasa heran. Adiknya itu tiba-tiba ke luar di saat mendengar ada suara mobil yang baru saja berhenti di halaman depan rumahnya.

Larissa segera melangkah mendekati kakaknya sembari membisikkan sesuatu. "Apa aku tidak salah lihat? Kakak sampai menggandeng tangannya sekarang."

"Diam dan jangan banyak bertanya sekarang, Larissa," sahut Gary dengan suara yang tidak kalah pelan. Membuat Larissa mengerti meskipun ia masih juga penasaran.

Kedatangan Kya kembali disambut dengan senang hati oleh ayahnya Gary. Pria paruh baya itu segera membantu Kya berjalan, dan ikut membawa koper milik Kya.

"Akhirnya kamu kembali masuk ke dalam keluarganya kami, aku sangat senang melihat kedatangan kamu di sini, nak" ucap Om Gio dengan raut wajahnya yang terlihat ceria.

"Terima kasih banyak, Om. Seharusnya Kya yang harus senang dengan kemurahan hatinya Om," sahut Kya dengan langsung percaya sesuai dengan apa yang ia lihat di depan matanya. Ia langsung berjalan berduaan bersama dengan Om Gio kearah sofa ruang tamu.

"Duduklah, nak. Ada seseorang yang ingin Om perkenalkan denganmu," ujar Om Gio dengan penuh ramah. Kya hanya menjawab dengan anggukan kecil.

Segera memanggil Larissa untuk ikut duduk bersama-sama. Saat itu dengan sengaja Gary duduk berdekatan dengan Kya agar bisa menarik hati ayahnya.

"Kya, ini adalah Larissa, dan dia adalah adiknya Gary. Mungkin kalian berdua sudah saling dikenalkan oleh Gary, tapi sekarang bukan hanya itu saja yang ingin Daddy perkenalkan. Jadi, mulai hari ini kamu harus memanggil aku dengan sebutan Daddy. Sebab, sebentar lagi kamu akan menjadi bagian dari keluarga ini. Oleh karena itu, Daddy minta jangan lagi pergi dari rumah ini karena rumah ini akan menjadi rumahmu juga," ucap Daddy Gio.

Membuat Larissa terdiam setelah mendengar perkataan dari ayahnya, namun ia merasa ke kebingungan dengan semua yang sedang terjadi. Membuat batinnya berkata. "Apa aku tidak salah mendengarnya? Sandiwara apa yang sedang Daddy dan Kakak perlihatkan sekarang? Jika Kya menjadi keluarga kami, lalu bagaimana dengan Sera yang jelas-jelas adalah kekasih dari Kakak?"

Meskipun Larissa merasa bingung, tapi dia tetap berjabat tangan dengan Kya sebagai tanda keakraban di depan keluarganya. Terlihat raut wajahnya Kya tersenyum bahagia ketika mendengar semua perkataan dari Om Gio.

"Daddy, apa maksudmu kalau aku akan segera menikah dengan Kya, begitu?" tanya Gary dengan berpura-pura tidak tahu.

Menjawab dengan anggukan kecil, lalu Daddy Gio berkata. "Ya tentu saja, sayang. Kamu akan segera menikah dengan Kya, dan bukankah ini yang kamu inginkan?"

"Ya tentu saja," sahut Gary dengan senyuman manis yang ia perlihatkan. Namun, di saat tatapan Kya melirik kearah lain, raut wajahnya Gary seketika berubah hingga membuat batinnya berkata. "Ini adalah permulaan, dan setelah itu jangan harap aku akan mau bersama denganmu, Kya. Sepertinya aku sudah terlalu lama mengabaikan Sera—kekasihku."

"Daddy, aku ingin ke kamarku dulu. Rasanya badanku pegal-pegal sekali. Jadi, aku ingin segera tidur," ucap Gary dengan tiba-tiba.

Sontak membuat ayahnya kebingungan dengan sikap anaknya yang langsung ingin pergi, tapi demi terlihat baik di depan Kya, ia pun segera memberikan izin tanpa membuat Kya tersinggung.

"Ya sudah, kamu sekalian ajak Kya juga. Dia pasti sangat kelelahan, dan segera antar kan ke dalam kamarnya. Ayo, Kya, kamu pasti ingin juga segera istirahat kan, nak?" tanya Daddy Gio, dan segera dijawab anggukan kecil.

"Ya sudah ayo, aku akan tunjukkan kamarmu, Kya," ajak Gary sembari meminta untuk menggandeng tangannya Kya. Dengan senang hati Kya mau, dan entah kenapa wanita itu seperti sudah tersihir oleh setiap perlakuan Gary yang manis. Dia sampai menggenggam tangannya Gary di depan semuanya karena memang Gary yang ingin itu terjadi.

Selepas kepergian dari Kya dan Gary. Larissa bersama ayahnya masih berada di ruang tamu, dan ia kebingungan di saat semua sandiwara sedang diciptakan di rumah ini.

"Daddy, sekarang sandiwara apalagi ini? Bisakah kamu jelaskan padaku dengan kehadiran wanita itu di sini? Bukankah kita semua tahu bahwa kakak sudah menjalani hubungan dengan Sera? Apakah kamu lupa?" tanya Larissa dengan raut wajahnya yang kesal karena dirinya hanya menginginkan memiliki kakak ipar seperti Sera.

"Nak, dengarkan Daddy. Tidak ada yang tidak tahu hubungan kakakmu dengan Sera, tapi sekarang bukanlah itu kepentingan kita, melainkan dengan menjodohkan Kya dengan kakakku karena dia adalah aset terbesar untuk kita. Apakah kamu tidak mau jika selalu menjadi orang kaya? Karena dengan begitu kita bisa menjadi orang terkaya jika kedua perusahaan digabungkan," sahut Daddy Gio dengan perlahan.

"Jadi, Daddy tidak bersungguh-sungguh ingin menjodohkan Kya dengan kakak? Ya ampun malang sekali wanita itu. Tapi, kenapa kita harus menyakiti dia, Dad?" Larissa mencoba ingin tahu semuanya, dia semakin penasaran.

"Beberapa tahun yang lalu Daddy dengan ayahnya Kya memang berteman, tapi semua itu terjadi karena dia telah mengambil wanita yang sangat Daddy cintai, dan bukan hanya itu terjadi persaingan antara perusahaan kita dengan perusahaan Kya. Oleh karena itu, Daddy sangat ingin menghancurkan mereka dengan semua dendam yang masih belum terbalaskan, bahkan sekarang perusahaan mereka tetap berjaya," jelas Daddy Gio.

Membuat Larissa paham, hingga dia mengangguk-angguk kepalanya. Kali ini ia sudah mulai mengerti dengan semua sandiwara yang sedang terjadi di dalam rumahnya. Ia pun tersenyum di saat mulai menghayal dengan semua kekayaan yang tidak akan ada habisnya.