"Tanya hatimu, di situ jawabannya," ucap Bayu sambil memejamkan mata untuk memberikan kesempatan Brenda berpikir sejenak.
Cukup lama Brenda mempertimbangkan dengan berbagai hal yang nantinya bisa terjadi setelah keputusan besar ini. Jangan sampai salah pilih, jangan sampai ada penyesalan kemudian hari hanya karena keputusan mendadak.
Pintu perpustakaan terbuka, seorang gadis dengan rambut terurai sebahu keluar dan tak sengaja mendorong tubuh Brenda. "Maafin ya," pinta gadis itu terburu-buru.
"Ya," sahut Brenda cepat.
Bayu membuka mata. "Jadi kamu terima aku?"
Bayu melonjak-lonjak kegirangan tak menyangka Brenda memberikan jawaban yang sangat dia nantikan. Lebih dari apa pun Bayu sangat bahagia. Namun, wajah Brenda terlihat memucat bukan itu yang ingin dia sampaikan, semuanya terlambat.
"Bay, maksud aku," kalimat Brenda terhenti secara paksa.
"Maksud kamu, kamu bahagiakan kita sudah pacaran sekarang, kamu yang terbaik!"
