"Pikirannya!" membalas cubitan Adiknya."Maksudku, dia itu baik dan pengertian cocok untukmu yang terlalu santai," kembali membisikan di telinga Aya sambil berlari secepat kelinci.
"Yapz, ternyata pilihanku tepat," sahut Aya berlari mengejar Bayu yang ingin lebih dulu tiba di loket masuk pasar malam.
"Ternyata tutup?" raut kecewa terlihat di wajah Bayu.
"Beneran tutup?" Aya tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Marvel yang datang paling akhir ikut kecewa. "Tutupkan? Nybelin banget." Hati Marvel mulai dongkol, seharusnya jika sesuai tujuan awal pergi ke toko buku pasti tidak kecewa seperti ini. "Pakai wig enggak jelas lagi, bikin malu aja."
Aya sedikit emosi kala mendengarkan ucapan dari Marvel. "Jadi kamu sebal?" Malu jalan sama aku?"