Cika kembali geram kepada tingkah laku Elen yang membuat dirinya menjadi semakin penasaran, Cika memang seperti itu. Ia tidak suka jika ada orang yang membuat dirinay semakin penasaran, kepo? Memang sifat asli yang dimiliki oleh Cika. Alhasil, spontan Cika mencubit lengan Elen agar Elen sgeera menceritakan apa yang saat itu sedang ia sembunyikan dari Cika.
Akhirnya, karena paksaan dan cubitan yang Elen terima dari Cika, Elen terpaksa menceritakan semua yang ia alami. Cika mendnegarkan apa yang Elen ucapkan sepatah dua patah kata, sampai akhirnya Cika ikut tertawa lepas juga mendengar apa yang Elen ucapkan.
"Ternyata dia dosen muda?" tanya Cika.
"Lebih tepatnya dosen pengganti," jawab Elen.
Elen yang saat itu tengah membersihkan wajahnya dengan salah satu facial toner wajah yang ia meilii, melihat Cika yang saat itu terdiam dengan tangan yang menopang dagu kemudian tersenyum. Elen bingung apa yang tengah Cika pikirkan saat itu. Elen memutar balikkan tubuhnya menghadap ke Cika.
Elen beratanya tentang apa yang membuat Cika tersenyums etelah emndnegarkana apa yang baru saja Elen ceritakan kepadanya. Kemudian Cika tiba-tiba saja mempertanyakan sebuah pertanyaan yanga neh. Yang menurut Elen ini adalah pertanyaan konyol.
"Apa dia jodoh lo?" tanya Cika.
Cika bertanya dengan raut wajah yang sangat menusuk serta mata bulatnya yang merekag, kemudian terdengar gelagak tawa dari mulut Elen. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya setelah itu, ia mengatakan abhwa apa yang Cika pikirkan tentang dirinya dan Lucky tidak akan terjadi. Elen mengatakan hal itu dengan sangat yakin.
Setelah mendnegar ucapan Elen yang mengatakan bahwa apa yang diucapkan oleh Cika hanyalah sebuah toxic dan fiktif belaka, Cika memberitahu Elen bahwa jodoh yang datang tidak dapat diduga-duga. Setelah mendengarkan kalimat itu terucap dari mulut Cika, Elen terdiam.
Tiba-tiba Elen berkata, "Jodoh gue gak mungkin orang nyebelin kayak dia."
Cika tahu jika Elen cukup keal dengan apa yang sudah Lucky lakukan kepada Elen. Mulai dari Lucky yang elen anggap sebagai laki-laki yang tidka tahu berterima kasih, sampai tugas tambahan yang diberikan Lucky kepada Elen, hal ini membuat Elen berpikir bahwa dirinya dan Lucky bukanlah partner yang baik untuk hubungan dunia kampus, apa lagi menjadi partner yang baik untuk berumah tangga.
Apa lagi ketika mengingat apa yang sudah terjadi dan terputuskan saat ini bahwa Lucky adalah dosen di kampusnya, jadi tidak mungkin ia akan memacari seorang dosen muda yang kebetulan adalah anak rektor dari kampus itu sendiri.
"Kan lucu judulnya nanti jadi dosenku ternyata jodohku, wkwkwk," ledek Cika.
Malam itu berlau begitu saja untuk Elen dan Cika. Berbanding terbalik dengan Lucky yang saat itu meletakkan dompet milik Elen yang tidak sengaja tertinggal di dalam mobilnya di atas meja. Lucky melihat rintikan hujan yang sampai saat itu masih turun dengan deras dan membasahi sekitarnya.
Entah kenapa pikiran Lucky saat itu dipenuhi dengan Elen yang baru saja ia temui 2 sampai 3 kali, itupun secara kebetulan dan tidak ia rencanakan sebelumnya. Lucky memandangi hujan dan mengingat wajah Elen yang smepat ia lihat senyuman dan amarah serata emosi yang sedang Elen coba pendam setelah ia mendapatkan hukuman dari Lucky sewaktu di dalam kelas.
Lucky adalah orang yang bisa merasakan perasaan orang lain dengan mudah, itu sebabnya siapapun yang ada di dekatnya akan merasa nyaman, hal ini cukup ia akui dengan gamblang. Tetapi Lucky merasa aneh kepada perempuan yang baru saja ia temui beberapa kali, yaitu Elen.
"Kenapa dia terlihat cukup berbeda?" pikir Lucky.
Lucky menganggap bahwa Elen adalah perempuan yang baru saja ia temui, tetapi tidak bisa merasakan kenyamanan yang sama saat bersama dnegan Lucky hal ini terlihat saat Elen bersama dengan Lucky, sepertinya Elen segera ingin menyudahi pertemua mereka saat itu, bahkan sikap elen yang bisa terlihat baisa saja, ketika Lucky sedang berusaha untuk meminta maaf dan melakukan sesuatu yang Lucky kira setelah Lucky melakukannya maka, Elen akan dengan mudah memaafkannya.
Lucky tidak mau berpikur pajang tentang Elen, perempuan yang masih sangat sing menurutnya. Jujur saja, hal ini snagat mengganggu pikiran Lucky. Lucky memang bukan seorang playboy apa lagi suka berbagi cinta dengan banyak perempuan, tetapi Lucky sadar tidak adaa perempuan yang tidak akan luluh ketika bersama dengan Lucky.
Hanya kali ini ia menemukan perempuan seperti Elen yang terbilang tidak ragu menolak apa yang Lucky tawarkan, bahkan perlu sangat diusahakan agar Elen mau menerima apa yang Lucky tawarkan.
Pagi harinya.
"Cit cuit cuit," suara burung terdengar saat pagi hari.
Pagi ini, Elen tidak ada jadwal kuliah pagi, ia memilih untuk berlari di sekitar kost dan jalan raya sekitar kostnya. Ini adalah rutinitas yang Elen lakukan ketika tidak ada jadwal kuliah pagi. Berbeda dengan Cika dan Fany yang saat ini tengah menjalani kuliah pagi, Elen sedang free.
"Hati-hati lo!" ucap Elen.
"Da," ucap Fany.
Dengan melambaikan tangannya Fany dan Cika pergi meninggalkan Elen yang saat itu sedang hendak keluar dari dalam kostnya untuk lari pagi. Elen melangkahkan kakinya mengikuti irama music yang saat itu sedang berdengung di telinganya. Hip hop, Elen sangat menyukai aliran music dengan genre hip hop.
Volume yang Elen atur untuk music itu full. Alhasil Elen tidak mendengar apapun yang ada di sekitarnya. Yang ia dengar hanyalah alunan music hip hop yang berhentak dengan sangat di telinganya. Dan kendaraan yang berlalu lalang di hadapannya.
"Tit tit tit," seseorang membunyikan klakson mobilnya dari belakang.
Tetapi, Elen tidak mendengar suara itu. Ternyata mobil itu adalah mobil Lucky, ia berusaha untuk memberitahu Elen untuk berhenti, tetapi percuma, Elen tidak mendengarnya. Setelah itu, Lucky berusaha untuk berada di depan Elen, alhasil jalan Elen tertutup karena mobil Lucky yang menghadangnya. Elen terkejut kenapa tiba-tiba saja ada mobil yang menghalanginya, mobil yang pagi ini Lucky gunakan berbeda dengan mobil yang Lucky gunakan malam kemarin. Karena itu, Elen tidak mengenali mobil itu.
"Pak Lucky?" tanya Elen.
Elen melihat Lucky turun dnegan dompetnya di tangan Lucky, Elen baru sadar jika dompetnya tertinggal di dalam mobil Lucky. Elen menghampiri Lucky, begitu juga dengan Lucky. Terlihat dari pakaian yang Lucky kenakan, ia hendak pergi ke kampus untuk mengajar.
"Saya ingin mengembalikan dompet yang tertinggal di dalam mobil saya, sepertinya ini milikmu," ucap Lucky.
Lucky mengulurkan dompet itu dan Elen mengambilnya, Elen mengucapkan terima kasih kepada Lucky. Setelah itu, Elen hendak berlari meninggalkan Lucky dan melanjutkan joggingnya. Naasnya, kaki Elen keseleo.