"Kita nonton yuk, mau?" tanya Irgi.
Saat itu Cika hanya mengatakan apa saja yang penting jangan terlalu malam, karena Cika takut jika ibu kostnya akan mengunci dengan rapat gerbang kostnya, sehingga ia tidka bisa masuk ke dalam. Mendengar jawab Cika, Irgi spontan melajukan sepeda motornya menuju ke salah satu mall, dan membawa Cika masuk ke dalam bioskop.
Cika tidak tahu film apa yang akan Irgi pilih untuk agenda menontonnnya kali ini bersama dengan Cika. Cika hanya mengiyakan apa yang Irgi ingin lakukan saat ini. Cika juga tidak mau membuat Irgi terlalu tertatih saat ingin mendekatinya, tetapi tetap saja. Namanya juga perempuan, gengsinya pasti didahulukan.
Cika terbilang snagat gengsi untuk memulai sesuatu terlebih dulu, bahkan saat hendak masuk ke dalam bioskop saja, ia harus menunggu Irgi yang menggandeng tangannya terlebih dulu. Saat itu terlihat tangan kanan Irgi yang tiba-tiba saja menarik Cika untuk masuk ke dalam bioskop.
Cika bingung apakah ia harus menghentikan tangan Irgi yang saat itu sudah menggaet tangannya, atau tetap membiarkan Irgi menggaet tangannya. Alhasil, karena Irgi yang sudah mengajak Cika untuk masuk ke dalam bisokop, Cika hanya memperhatikan bagaimana genggamana tangan Irgi ada di tangannya dan melihat seperti apa perhatian Irgi selama berada di dekat Cika.
Saat berada di dalam bisokop, Irgi mempersilahkan Cika untuk duduk di dekatnya, pada saat itu tanpa Irgi sadari, yang duduk di kursi setelah Cika tepat di samping Cika adalah seorang laki-laki, mulai muncul rasa cemburu, padahal Cika tidka mengenal siapa laki-laki itu. Dan tidak mungkin juga rasanya jika Cika akan dekat dengan laki-laki itu.
Karena pada sebeelumnya mereka tidak saling mengenal dan tidak tahu. Tetapi karena posesifnya seorang Irgi, akhirnya Irgi menyuruh Cika agar berdiri dan pindah dari tempatnya, lebih tepatnya Irgi menyuru Cika untuk tukar posisi dengan dirinya. Cika bingung ada apa dan apa yang diinginkan oleh Irgi pada saat itu.
"Apaan deh, ribet banget padahal cuma mau nonton doang," gerutu hati Cika.
Saat mereka sudah berubah posisi, Irgi baru menjelaskan Irgi sengaja menyuruh Cika untuk tukar posisi tempat duduk dengan dirinya, agar Ciak tidak dekat-dekat dnegan laki-laki yang berada di dekatnya. Pada saat itu, Cika baru tahu abhwa Irgi merasa cemburu ketika ada laki-laki lain yang berada di dekat Cika.
"Posesif ya anda? Padahal kita bukan siapa-siapa," ucap Cika.
Mendengar ucapan itu keluar dari mulut Cika, Irgi mengira bahwa Cika sedang mengkode agar Irgi segera menyatakan perasaannya kepada Cika. Irgi merasa bahwa Cika sedang menunggu dirinya mnegutarakan cintanya. Tetapi apa yang Irgi pikirkan saat itu berbanding terbalik dengan apa yang Cika inginkan.
Cika sedang tidak ingin memulai hubungan dengan siapapun, apa lagi dengan Irgi yang sudah ia kenal sebagai seniornya dan ada banyak orang yang tertarik kepada dirinya, lantas kenapa harus memilih Cika?
"Cika?" ucap Irgi.
Cika menoleh ketika Irgi memanggil namanya, pada saat itu ia me,ohat tangan Irgi yang sedang berusaha untuk menggenggam tangannya. Seperti kedua tangan yang sedang berusaha untuk Irfi kepal dan tidak ingin untuk Irgi lepaskan. Cika merasa bahwa akan ada sesuatu yang akan terjadi pada saat itu. Cika hanya sedang menyaksikan apa yang akan Irgi lakukan kepadanya.
Dengan tangan yang mengepal kedua tangan Cika, dan lampu sorot yang mulai redup, membuat suasana di dalam bisokop menjadi sangat hening. Cika tidak bis amelihat dengan jelas bagaimana tatapan mata Irgi pada saat itu kepada dirinya. Alhasil, Cika hanya dapat merasakan sentuhan tangan Irgi.
Cika dapat merasakan seperti apa hangatnya sentuhan tangan Irgi di telapak tangannya. Cika mulai menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Tetapi, Cika berusaha untuk mengontrol dirinya, karena Cika ingin tahu permainan dan drama apa lagi yang akan Irgi perlihatkan.
Drama?
Seperti itu kiranya Cika menganggap permainan yang tengah dilakukan oleh Irgi, hal ini untuk menghindari dirinya dari rasa yang tidak ingin Cika perlihatkan bahwa Cika berikan terlebih dulu kepada lawan jenisnya.
"Cika? Mau gak kamu jadi pacarku?" tanya Irgi.
Seperti ada angin yang sdeang memenuhi seisi bioskop. Cika masih terdiam dan bingung harus menjawab apa, tetapi Cika yakin dalam dirinya, bahwa hal ini sengaja Irgi lakukan, agar Irgi dapat mengataur apa saja yang akan Cika lakukan kedepannya. Sementara Cika sedang tidak ingin memiliki keterikatan dengan siapapun.
Tanpa memikirkan seperti apa dan bagaimana kedepannya, Cika berusaha mengatakan apa yang menjadi keluhan dalama hatinya, cika memberitahu bahwa ia sedang tidak ingin membuang waktunya hanya untuk hubungan yang memiiki usia pendek. Alangkah lebih abiknya, jika tidak ada keterikatan antara dua manusia, jika harus berakhir dengan kisah yang sama juga.
Irgi mencoba memahami apa yang Cika katakan pada saat itu. Cika menunggu jawaban yang akan Irgi berikan, saat Irgi berusaha untuk menarik napasnya, Cika kembali memberitahu bahkan bertanya, apa yang menjadi dasar kenapa Irgi memilih Cika?
"Karena aku merasa nyaman," jawab Irgi.
"Bulshit!" celetuk Cika..
Mendengar apa yang Cika ucapkan, Irgi sontak saja tercengang, apa yang mmebuat Cika mengatakan abhwa apa yang dikatakan oleh dirinya ada sebuah omong kosong? Pada saat itu Irgi kembali bertanya, kenapa respon yang diberikan oleh Cika kepada dirinya seperti itu? Dan akhirnya Cika memberitahu bahwa ia mengenal baik bagaimana lingkungan kampusnya.
Cika memberitahu bahwa kehidupan seorang mahasiswa sekaligus organisatoris seperti Irgi dikelilingi oleh banyak mahasiswa cantik, lantas apa yang mendasari seorang Irgi memilih Cika? Apa hanya karena rasa nyaman? Itu tidak mungkin, sebab Irgi baru pertam akali menghabiskan waktunya bersama dengan Cika.
Pada saat Cika mengatakan hal itu, Irgi terdiam. Biasa, namanya juga laki-laki rasa penasraan itu akan selalu ada. Cika menilai bahwa Irgi hanya penasaran kepadanya, dan bagaimana dirinya. Itu sebabnya, Cika tidak mengatakan iya kepada keinginan Irgi untuk menjalin hubungan dengan dirinya.
Cika tidak mau, Irgi dengan semena-mena mengontrol pergerakan Cika, sama seperti mantan pacarnya. Selain itu, Cika juga paham betul, rasa bosan dalam hubungan sudah pasti ada. Dan sangat mudah bagi seorang Irgi untuk mendapatkan pelampiasannya.
Lantas apa yang akan terjadi ketika Cika dan Irgi akan menjalin hubungan, dan tanpa Cika sadari pada satu titik Irgi merasa bosan kepadanya? Saat itu otak Cika langsung merespon, bahwa Irgi akan dengan mudah mengabaikan dirinya, karena ada banyaknya perempuan yang lebih cantik untuk Irgi jadikan sebagai inceran barunya. Pada saat Cika mengatakan hal itu, Irgi merasa tersingung dan seperti merasa sedang ditantang.