"Ok, kita lihat ya seperti apa nanti, tapi kamu harus ngasih aku kesempatan untuk membuktikannya," ucap Irgi.
Cika merasa kesempatan yang Irgi maksud adalah kesempatan agar ia bisa menjadi pendamping Cika, katakan saja sebagai pacar Cika. Tetapi, Cika tetap kekeh dengan keinginannya, Cika tidak mau menjalani hubungan yang saling keterikatan satu sama lain untuk saat ini.
"Aku akan tetap kasih kamu kesempatan, tapi untuk menjadi pacar, maaf aku gak bisa," ucap Cika.
Pada kalimat yang Ciak ucapkan sudah jelas bahwa pada saat ini Cika tidka menerima Irgi sebagai pacarnya. Dari situ gejolak dan bara asmara Irgi semakin melonjak, irgi semakin penasaran dengan sosok Cika. Karena menurut Irgi apa yang sudah Irgi upayakan sejauh ini snagat maksimal, lantas kenapa Cika masih menolaknya?
Pada saat itu juga, Irgi memberitahu bahwa ia tidak akan pernah pergi dan lepas begitu saja, sekali penolakan yang Cika berikan tidak akan membuat Irgi luntur kepercayaan untuk tetap memebrikan yang terbaik dari perasaannya untuk Cika. Itgi masih akan dan selalu berjuang untuk Cika.
"Baik, akan aku perlihatkan seperti apa perjuanganku, kamu ingin diperjuangkan kan?" tanya Irgi.
Cika mengangguk, Irgi tersenyumm karena apa yang dikatakan kali ini adalah tebakan yang benar. Irgi juga sangat paham, bahwa seorang peremupan ingin diperjuangkan, itu sebabnya, sebagai seorang perempuan sering kali sok jual mahal, bukan karena mereka tidak merasa tertarik, tetapi karena mereka ingin lihat seperti apa perjuangan laki-laki yang pada saat itu tengah berusaha untuk mendekati mereka.
Melihat Irgi yang saat itu tetap stay dan tidak meluapkan emosi yang berlebihan membuat Cika merasa aman, karena satu hal yang Cika takutkan setelah Irgi mendengar seperti apa responnya saat itu. Cika takut Irgi tidak akan menerima ucapannya dan malah kan memberontak bahkan bersikap kasar kepadanya.
"Sepertinya dia cukup sabar," gerutu hati Cika.
Perlu diketahui, perempaun terdiam bukan berarti mereka tidak peduli, tetapi mereka sedang berusaha untuk membaca apa yang akan terjadi dan peluan terjadinya sesuatu pada saat itu. Perempuan itu sedang berusaha melakukan penilaian kepada lawan bicaranya. Mulai dari apa yang diucapkan sampai ke tingkah lakunya.
Kuncinya, ketika perempuan tidak menatap matamu, buka berarti mereka mengabaikanmu. Mereka sedang berusaha menilai dari cara bicaramu. Ketika perempuan menatap wajahmu, mereka tidak sedang memperhatikan garis ketampanan di wajahmu, tetapi mereka sedang berusaha membaca apakah yang kamu katakan pada saat itu adalah sebuah kebenaran atau kebohongan, mereka sedang membaca matamu.
Kemudian ketika kalian sedang berhadapan, tetapi si perempuan tidak menatapa wajahmu ataupun melihat bagaimana gerakan tangamu, mereka malah menundukkan kepala, berhati-hatilah mereka sedang berusaha menilai apakah kamu masih fokus dengan topik pembicaraan yang dimulai atau tidak lewat sepasang kakimu yang menghadap kepada mereka atau tidak.
Ketika mereka mempertanyakan sesuatu kepadamu, kemudian mereka memperhatikan bagaimana posisi tangamu, maka itu tandanya mereka sedang berusaha menilai seberapa terbukanya dirimu. Ketika tanganmu mengepal, mereka merasa bahwa kamu adalah orang yang tertutup, ketika tangamu sangat aktif dan lebih sering terbuka, mereka merasa bahwa kamu adalah orang yang sangat leluasa dan sedang berkata apa adanya.
Jadi, ketika pasangamu melakukan beberapa hal yang sudah disebutkan diatas, itu tandanya mereka sedang berusaha melakukan penilaian kepada dirimu, entah dari cara bicaramu, cara gerak tubuhmu, ataupun posisi kakimu, apa lagi pergerakan matamu.
Cika dan Irgi terus menikmati film romantic yang pada saat itu Irgi pilih untuk menemani perjalanan dirinya dengan Cika untuk pertama kalinya. Pada saat itu, Cika sangat menikmati film yang ada, ia bahkan tidak menoleh kemanapun, tetapi berbeda halnya dengan Irgi, dalam pikiran Irgi masih terbesit bagaimana dan trik apa lagi yang akan Irgi lalukan agar Cika mau untuk menjadi pasangannya.
Bisa dikatakan bahwa ucapan Cika cukup mengaggu kenyamanannya selama menonton film di bidokop itu. Setelah mereka menonton fil, Irgi mengajak Cika untuk makan malam. Pada saat itu Cika melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 18.45, Cika mengiyakan ajakan Irgi untuk makan malam bersama.
Tepat di dalam restaurant, Irgi memperlakukan Cika dengan sangat baik. Layaknya perempuan normal pada umumnya, Cika merasa tersanjung, senior seperti Irgi bisa memperlakukan junior seperti Cika dengan sangat baik. Mulai dari memundurkan kursi agar Cika bisa duduk, kemudian membantu Cika membersihkan sisa makanan di pinggir mulutnya dengan tisu.
Cika sedikit terpancing dengan perhatian yang pada sata itu sudah Irgi perlihatkan dnegan sangat kepada dirinya tetapi, kembali lagi. Cika tidak mau merasa bahwa Irgi memang orang yang sangat baik dan tidak akan berubah kebaikan dan keromantisannya.
Cika masih ingin melihat sejauh mana Irgi mampu memberikan perhatiannya kepada Cika, dan seperti apa Irgi setelahnya. Karena pantangan bagi soerang Cika untuk menjatuhkan hati kepada orang lain dengan mudah. Ia tidak mau kisahnya bersama dengan mantan pacarnya terulang lagi.
"Terima kasih," ucap Cika.
Irgi tersenyum.
Setelah makan malam, Cika diantarkan pulang ke kostnya oleh Irgi. Saat sampai di depan gerbang kost, Cika mengucapkan terima kasih kepada Irgi setelah itu ia pergi. Setelah Cika pergi dari hadapannya, dan hendak membuka pintu gerbang kostnya, Irgi memanggil dirinya, maka Cikapun dengan spontan menoleh dan bertanya apa lagi yang ingin Irgi ucapkan.
"Besok boleh aku jemput?" tanya Irgi.
Cika terdiam dan bingung, sepertinya Irgi sedang menawarkan sebuahtumpangan agar ia bisa menjemput Cika untuk berangkat ke kampus. Cika paham apa yang dimaksud oleh Irgi, tetapi Cika ingin mendengarnya jelas dari mulut Irgi langsung. Pada saat itu, Irgi memberitahu bahwa ia mau agar dirinya dan Cika bisa berangkat bersama ke kampus.
"Benar ternyata dugaan gue," gerutu hati Cika.
Sebenarnya Cika besok ada jadwal siang, tetapi Cika tidak mau berangkat bersama dengan Irgi ke kampus, karena ia tidak mau juga dijadikan bahan omongan seperti Elen dan Lucky di kampus, apa lagi saat ada banyak orang yang akan Cika dan Irgi temui di jalan dan di dalam kampus.
Cika tidak mau menjawab pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya, akhirnya Cika mengatakan tidak untuk ajakan Irgi besok hari agar bisa berangkat bersama dengannya ke kampus. Irgi sedikit terlihat kecewa, tetapi Irgi merasa bahwa itu adalah sebuah tantangan untuk dirinya. Ia malah merasa semakin penasaran dengan Cika.
"Ok, tidak masalah. Sampai ketemu besok di kampus Cik," ucap Irgi.
"Bye, hati-hati," ucap Cika.
Setelah itu Cika masuk ke dalam kostnya dan Irgi pulang mengendarai motornya meninggalkan jalan menuju kost Cika. Cika terlihat sangat gembira dengan apa yang sudah ia lakukan kali ini.
"Ada apa?" tanay Fany.