Keesokan harinya, sesuai dengan apa yang sudah Cika katakan kepada Irgi, bahwa ia tidak ingin dijemput. Alhasi, Cika tidak jadi dijemput oleh Irgi. Akhirnya, tepat pada pukul 08.15, Cika keluar dari kostnya, meninggalkan Elen dan Fany yang saat itu kebagian jadwal pada siang hari, berbeda dengan dirinya.
"Bremmm," suara motor Cika terdengar.
Cika yang saat itu baru saja keluar gerbang kost, menoleh ke kanan dan melihat Irgi yang saat itu tengah menunggu Cika seraya memandangi dirinya sendiri di kaca spion sepeda motornya. Sontak saja, Cika bingung apa yang tengah Irgi lakukan di depan kostnya. Cika bertanya, alhasil ia mendapatkan jawaban yang mengejutkan dari Irgi.
Irgi memberitahu Cika bahwa sengaja Irgi datang pukul 07.45 ke kost Cika, agar mereka bisa berangkat ke kampus bersama. Cika semakin bingung ketika Irgi mengatakan bahwa jadwal perkuliahan Cika akan dimulai 15 menit lagi, dari mana Irgi tahu jadwal kuliah Cika?
"Ada banyak jalan menuju roma," jawab Irgi.
Irgi belum memberitahu dari mana ia dapatkan info tentang jadwal kuliah Cika, akhirnya dnegan paksaan Cika, Irgi memberitahu bahwa ia tahu dari teman sekelas Cika. Terlepas dari itu, rasa penasaran Cika sudah selesai. Kemudian timbul pertanyaan pertama, Cika sudah menolak ajakan Irgi untuk berangkat bersama, lantas apa tujuan Irgi untuk datang di pagi itu tepat di depan kost Cika?
"Kita tetap bisa berangkat bareng kan? Kalau kamu takut ada mahasiswa yang mempertanyakan banyak hal ke kamu, kita pakai sepeda motor masing-masing saja, tetapi berangkatnya tetap bareng," ucap Irgi.
Dalam hati Cika merasa Irgi terlalu berambisi kepadanya, bahkan ketika ia sudah melarang dan menolak ajakan Irgi. Irgi tetapi dengan kekeh menginginkan hal itu. Cika mulai merasa ketika belum menjadi pasangan saja Irgi sudah menjadi orang yang pemaksa, lantas seperti apa ketika Irgi sudah menjadi pasangan Cika?
"Ayok, nanti kamu telat loh," celetuk Irgi.
Tanpa basa-basi dan mengutarakan pertanyaan lagi, Cika melajukan sepeda motornya kemudian ia berangkat menuju kampus, dengan Irgi yang pada saat itu tengah melajukan motornya juga dan berjalan di samping Cika. Di perjalanan menuju kampus, Cika terus berpikir, apakah ini bagian dari cara Irgi untuk mendapatkannya?
Hal ini cukup mmebuat Cika ilfil, karen dari apa yang sudah Irgi lakukan, bukannya menimbulkan ataupun meninggalkan kesan yang baik untuk Cika. Tetapi, malah Cika menyimpulkan apa yang dilakukan oleh Irgi ini adalah sebuah pemakasaan.
Satu hal yang perlu di garisbawahi tentang hal ini adalah Irgi memahami apa yang menjadi alasan kenapa Ciak tidak ingin berangkat bersama dengan Irgi karena takut atas perhatian dan pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa yang nantinya melihat kedekatan anatara Irgi dan Cika.
Belajar dari apa yang sudah Cika dapatkan sebelumnya, saai ia pergi keluar bersama dengan Irgi sepulang kuliah, saat mereka melintas gapura masuk kampus ada banyak mahasiswa yang melihat ke arah Cika dan Irgi. Untungnya, tidak ada satupun yang memotret kejadian itu sama halnya saat foto kemesraan Lucky dan Elen tersebar.
Sepangjang perjalanan Irgi mulai mempertanyakan hal-hal yang biasanya laki-laki gunakan untuk basa-basi dan menarik perhatian lawan jenisnya. Mulai dari pertanyaan sederhana apakah sudah makan atau belum dan aktifitas apa saja yang dilakukkannya. Dari siti Cika berpikir apa yang ditanyakan oleh Irgi adalah hal standar yang sering kali ia dengar dari orang lain yang hendak mendekatinya.
"Apakah tidak ada pertanyaan lain?" tanya Cika.
Irgi menatap mata Cika dan berpikr pertanyaan lain? Pertanyaan apa yang pada saat itu sedang Cika inginkan untuk Irgi tanyakan. Akhirnya, Irgi berpikir bahwa pada saat itu Cika tengah menunggu Irgi mempertanyakan bagaimana perasaannya kepada Cika.
"Apa aku harus mengatakannya sekali lagi?" tanya Irgi.
Cika bingung, apa yang dimaksud oleh Irgi. Apakah ia sudah mempertanyakan hal itu sebelumnya, tetapi ada banyak pertanyaan yang Irgi tanyakan sebelumnya. Lantas pertanyaan yang mana? Akhirnya Cika melihat ke Irgi, ia melihat kedua bola mata Irgi yang sesekali menatap Cika bahkan tidak sungkan-sungkan memberi isyarat bahwa Irgi masih berusaha untuk menjadi pasangan Cika.
Akhirnya Cika memikirkan pertanyaan dari pernyataan cinta yang sebelumnya sudah Irgi tanyakan kepada Cika. Cika akhirnya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. Pada saat Cika tersenyum, Irgi melihat hal itu dan mempertanyakan apa yang sedang Cika pikirkan?
Akhirnya Cika mengatakan apa yang tengah ia pikirkan. Cika memberitahu bahwa dirinya sedang emmikirkan pertanyaan kedua kali yang Irgi maksud adalah ungkapan cinta yang sebelumnya sudah Irgi beritahu kepada Cika. Setelah mendengar jawaban Cika, Irgi mengangguk, pada saat itu tawa Ciak semakin menjadi.
"Ada apa?" tanya Irgi.
Cika semakin tertawa, karena apa yang ada di dalam pikirannya terkait dugaannya kepada Irgi itu benar. Akhirnya Cika memberitahu apa yang pada saat itu tengah ia pikirkan mengenai sikap dan tingkah laku Irgi.
Pada akhirnya Cika bertanya, "Apakah ini adalah salah satu cara agar kamu mendapatkan simpati dariku? Aku coba beritahu ya Irgi, kamu harus mencoba cara yang dia atas standar."
Mendengar ucapan Cika, Irgi mulai merendahkan lajunya, yang tadinya 40 menjadi 20 pada thermometer sepeda motornya. Irgi memikirkan cara yang di atas standar menurut Cika itu seperti apa? Akhirnya, Irgi berpikir bahwa Cika tidak menyukai bagaimana cara Irgi mendekati Ciak untuk kali ini.
Terlepas dari Irgi yang merendahkan lajunya, smenetara Ciak menambah kecepatan lajunya. Melihjat Cika yang mulai jauh dari dirinya, Irgi menyusul Cika. Ia kembali berada di samping Cika, Irgi tersenyum kepada Cika.
Dengan senyuma Irgi berkata, "Kamu akan mendapatkan caraku yang tidak biasa."
Cika mengangguk dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan menuju kampus, agar tidak ada yang salah paham dengan apa yang tengah dilakukan oleh Cika dan Irgi. Cika akhirnya memberi jarak antara dirinya dan Irgi saat tengah masuk ke dalam kampus. Cika tidak mau ada yang mencurigai kedekatan dirinya dan Irgi.
Saat berada di parkiran fakultas, Cika dan Irgi saling turun dari sepeda motor mereka dan berjalan masuk ke dalam kelas masing-masing. Pada saat itu, Irgi yang akan belok ke kiri menuju kelasnya, masih sempat-sempatnya memanggil Cika dan memberikan Cika semangat untuk hari ini.
"Cika? Semangat untuk hari ini, okey?" tanya Irgi.
Cika tersenyum dan berkata, "Terima kasih."
Setelah itu keduanya saling berjalan menuju kelas masing-masing. Ada yang Irgi pikirkan mengenai Cika, saat itu Irgi berpikir bahwa Cika cukup membuat dirinya merasa tertantang. Ketika ia mendapatkan Cika, itu tandanya level dirinya dalam menaklukan perempuan akan naik. Pertanyaannya, apakah Irgi sedang menjadikan Cika sebagai bahan taruhannya dengan dirinya sendiri?