Chereads / SEGITIGA TOXIC / Chapter 16 - Kesempatan Menatap

Chapter 16 - Kesempatan Menatap

Mengetahui Elen yang pada saat itu akan keselo alhasil Lucky membantu Elen dengan cara menopang tubuh Elen, sampai akhirnya terlihat jelas tatapan mata yang Elen dan Lucky berikan satu sama lain. Hal ini dilihat oleh beberapa mahasiswa yang saat itu sedang melintasi jaln itu untuk pergii menuju ke kampus. Pada saat itu juga, ada beberapa mahasiswa yang jahil kemudian mengabadikan moment itu di ponselnya.

"Maaf," ucap Elen.

Tanpa pikir panjang lagi, Elen segera pergi dari dekat Lucky dan melanjutkan kegiatan jogingnya. Elen juga tidak mau jika ada yang mengetahui hal itu, apa lagi orang yang saat itu sedang berhadapan dengan dirinya adalah anak dari rektor dan dosen muda di kampusnya. Tanpa Elen ketahui semua bukti kemesraan yangterjadi secara tidak sengaja anatara dirinya dengan Lucky sudah tersebar.

Tanpa hitungan menit, foto itu tersebar dengan mudah di group kelas, angkatan bahkan group kepengurusan beberapa organisasi. Hal ini membuat satu kampus membicarakan kedekatan yang terjadi antara Elen dan Lucky. Mereka menganggap bahwa dosen muda di kampus mereka itu sedang menjalin hubungan asmara dengan Elen.

Padahal pada kenyataannya tidak demikian.

Sontak saja hal ini didengar oleh Cika dan Fany yang saat itu tengah berjalan bersama untuk pergi ke kelas masing-masing. Mereka membuka sebuah pesan yang saat itu sudah dipenuhi dengan beberapa komentar dari teman-teman mereka. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat foto yang tersebar adalah foto Lucky dan Elen.

"What? Ini Elen sama Pak Lucky kan?" tanya Fany.

Cika langsung melihat kepada Fany dan mengangguk. Mereka bingung apa yang sedang Elen dan Lucky lakukan di pinggir jalan, dengan Elen yang memakai pakaian olah raga dan santai sementara Lucky mengenakan pakain yang rapi, sepertinya akan segera pergi ke kampus.

Elen dan Lucky tidak tahu apa yang saat itu terjadi. Mereka tidak tahu juga tentang foto mereka yang tersebar luas hampir semua mahasiswa mengetahuinya. Hal ini juga mendapatkan cemoohan dari beberapa mahasiswi yang memiliki ketertarikan kepada Lucky. Elen adalah orang yang sangat dirugikan dari kejadian ini. Sebab, tidak mungkin untuk mahasiswa yang lain mencemooh Lucky sebagai dosen mereka. Maka, hampir semua cemoohan ditujukan kepada Elen.

Tatapan aneh dari para mahasiswa dapat Lucky lihat ketika dirinya masuk ke dalam salah satu kelas untuk melangsungkan kegiatan ajar mengajar. Lucky melihat beberapa mahasiswa yang saat itu tengah berkumpul dan seraya melirik kepada Lucky. Karena Lucky merasa ada sesuatu yang berbeda, alhasil Lucky bertanya ada apa.

Tiba-tiba saja seorang mahasiswa berceletuk, "Bagi PJ dong Pak."

"PJ?" tanya Lucky.

"Pajak jadian," sahut yang lain.

Lucky tidak paham apa yang sedang dibicarakan oleh para mahasiswanya, setelah salahs atu mahasiswa itu berceletuk, hal ini didukung dan disahut oleh mahasiswa yang lainnya. Lucky semakin bingung dan tidak paham ada apa yang terjadi saat itu? Akhirnya, Lucky meminta salah satu orang untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Mahasiswa itu tidak menjelaskan apapun, tetapi ia langsung memberikan foto kemesraan Lucky dengan Elen yang tidak sengaja di potret oleh orang lain kemudian disebarluaskan ke group-group yang ada. Pada saat itu, Lucky paham bahwa para mahasiswanya tengah salah menduga. Mereka mengira bahwa itu adalah bukti kemesraan Lucky dan Elen yang sengaja mereka lihat di depan umum. Tetapi pada kenyataannya, hal itu tidak benar.

Sontak saja, karena tidak mau para mahasiswanya salah paham, Lucky menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Beberapa mahasiswa percaya, tetapi yang lainnya tidak percaya. Alhasil, apa yang Lucky jelaskan hanya mampu memberikan pencerahan kepada beberapa orang saja, tidak keseluruhannya.

"Baik, kita lupakan apa yang sudah terjadi. Sekarang kita beralih ke materi selanjutnya," ucap Lucky.

Untuk tetap terlihat professional walaupun pikirannya masih diambang kebingungan, Lucky menyuruh para mahasiswanya untuk segera melanjutkan materi sebelumnya. Setelah jam mengajar hari ini selesai. Lucky bergegas ke parkiran depan fakultas. Ia hendak masuk ke dalam mobil, tetapi ia masih menyempatkan diri untuk menoleh kepada Elen yang saat itu baru saja sampai dan tengah membuka helmnya. Pada saat itu, Lucky berpikir bahwa Elen belum tahu apa-apa tentang sesuatu yang sudah terjadi dan menjadi booming di satu kampus ini.

Lucky hendak menghampiri Elen dan memberitahu apa yang saat itu terjadi. Tetapi, Lucky tidak jadi merealisasikan niatnya. Sebab, melihat ada banyak mahasiswa di sekitar parkiran. Lucky tidak mau membuat para mahasiswa semakin curiga kepadanya.

Elen juga tidak memfokuskan matanya kepada Lucky, mereka hanya sekedar bertemu kemudian saling berjauhan dan melanjutkan kegiatan mereka masing-masing. Setelah itu, Elen masuk ke dalam kelasnya, selama kelas berlangsung Elen merasa tidak ada sesuatu yang terjadi. Tetapi, ketika kelas sudah selesai, saat itu Elen hendak keluar dari kelasnya, ia mendengar beberapa orang yang tengah membicarakan sebuah foto.

"Ada apa?" tanya Elen penasaran.

"Lah kok lo gak tahu?" tanya salah satu teman sekelas Elen.

Akhirnya mereka memberitahu foto itu kepada Elen, sontak saja Elen langsung membuka ponselnya dan melihat ada apa yang terjadi. Benar saja, hampir semua group isinya adalah foto dirinya dengan Lucky. Elen geram dan tidak terima. Ia mencoba untuk klarifikasi, akhirnya teman-teman Elen juga mengatakan bahwa Lucky sudah mengatakan hal itu di kelas yang lain.

"Berari semuanya sudah jelas kan?" tanya Elen.

Semuanya mengangguk.

"Tapi enak tahu kalau sampai jadian beneran sama anak rektor," celetuk seseorang.

Hal ini mendapatkan penolakan serius dari Elen, Elen mengatakan bahwa hal ini tidak akan terjadi, itu hanyalah sebuah kebetulan saja, ia tidak benar-benar ingin semuanya terjadi, apa lagi ketika dirinya memang ditakdirkan untuk bersama dengan Lucky. Elen juga memberitahu bahwa dirinya tidak tertarik untuk menjadi pasangan dari seorang dosen yang sudah memberikan hukuman berupa tugas tambahan kepada dirinya.

"Jangan gitu, semuanya bisa berubah seiring berjalannya waktu," ucap salah satu temannya.

"Gak akan!" ujar Elen.

Elen seraya meninggalkan kelasnya dan keluar, saat itu ia bertemu dengan Cika dan Fany. Cika dan Fany terlihat tersenyum seraya menghampiri dirinya yang saat itu tengah memantau apa yang akan Cika dan Fany katakan saat mereka sudah ada didekatnya.

"Sudah, gue udah tahu," ucap Elen.

Elen mengatakan hal itu lebih dulu kepada Fany dan Cika, karena ia tidak mau mendengar temannya itu mengatakan apa lagi mempertanyakan hal yang sama. Akhirnya, Elen langsung saja menjelaskan bahwa apa yang terjadi antara dirinya dengan Lucky hanyalah sebuah kesalahpahaman belaka.

Namanya juga sahabat, Elen tahu godaan dan celotehan yang dilontarkan oleh Fany dan Cika hanyalah sebuah gurauan. Tetapi, jujur saja untuk hal yang berhubungan dengan Lucky, Elen tidak bisa menerimanya. Elen sepertinya sudah muak.