"Please guys, stop! Capek woy," ucap Elen.
Mendengar Elen yang sudah mengatakan bahwa diirnya sudah lelah dengan banyaknya pertanyaan dan celotehan mengenai foto kemesraan dirinya dan Lucky yang beredar. Fany dan Cika berusaha untuk menghibur Elen, di tengah percakapan mereka, Fany bertanya mengenai bagaimana tanggapan Lucky setelah mengetahui hal ini.
Akhirnya Elen memberitahu Fany dan Cika bahwa Lucky juga sudha melakukan klarifikasi di dalam kelas saat mengajar mahasiswanya. Setelah itu tiba-tiba saja terbesit dalam pikiran Elen untuk datang dan menghampiri Lucky. Elen berniat agar Lucky mau mengeaskan kembali tentang hubungan antara dirinya dengan Lucky hanyalah gossip.
"Bukannya kata lo Pak Lucky sudah klarifikasi? Terus buat apa lagi?" tanya Fany.
Elen memberitahu bahwa kabar itu belum uga usai dibicarakan, ia merasa sangat terganggu dengan ucapan yang dilontarkan oleh beberapa orang yang bertemu dengan dirinya. Lebih mengenaskannya lagi, para kakak tingkat yang merasa tertarik dengan Lucky, tetapi tidak mendapatkan kesempatan sebaik Elen untuk dekat dengan Lucky.
Elen juga memberitahu bahwa kabar mengenai kedekatan diirnya dengan Lucky, malah dijadikan sebagai bahan gossip. Dan naasnya saat ini kabar itu mulai diputar balikkan faktanya. Beberapa gossip beredar, bahwa Elen sengaja melakukan hal itu hanya untuk menarik simpati dari Lucky,, agar dalam mata kuliahnya Elen mendapatkan nilai yang bagus.
"Kurang ajar, siapa yang berani ngomong kayak gitu?" tanya Cika.
"Biasalah senior," jawab Elen.
"Kenapa gak lo datengin aja?" tanya Fany.
Elen mengatakan sengaja ia tidak mendatangi senior yang dirinya maksud karena jika hal itu terjadi itu sama saja, Elen membenarkan apa yang dikatakan oleh para seniornya. Sedangkan, Elen merasa bahwa dirinya tidak melakukan hal itu. Lagi pula menurut Elen dengan adanya klarifikasi dari Lucky, seharusnya mereka sudah paham bahwa apa yang mereka dapatkan tentang foto dan informasi yang sudah mengganggu Elen dan Lucky adalah sebuah berita hoax.
Itu sebabnya, Elen mau agar Lucky menegaskan ulang. Bahkan jika bisa, Lucky harus mengatakan kepada setiap mahasiswa yang ia ajari, agar tidak membahas apa yangs udah terjadi, karena foto itu didapatkan juga tanpa sepengetahuan dari Lucky dan Elen, sayangnya Elen tidak tahu siapa dalang yangs udah menyebarkan foto itu sampai mahasiswa satu kampus tahu.
"Boleh pinjam Cika sebentar?" tanya Irgi.
Di tengah pembicaraan masalah foto Elen dan Lucky yang tersebar luas, tiba-tiba saja Irgi datang dan mengatakan untuk mengajak Cika keluar. Sontak saja Elen dan Fany melihat gerak-gerik Irgi yang saat itu berada di hadapan mereka.
"Sana gih Cika," ucap Fany.
"Sebentar ya guys," ucap Cika.
Cika menghampiri Irgi yang saat itu sebenarnya memiliki niat untuk mengajak dirinya pergi. Cika bingung apakah ia harus meladeni Irgi atau tidak. Karena Cika sendiri merasa bahwa ia tidak mau berurusan dengan senior seperti Irgi. Apa lagi Irgi adalah ketua umum dari Dewan Perwakilan Mahasiswa di kampus mereka.
Secara tidak langsung ketika ada yang dekat dengan Irgi, maka aka nada banyak orang yang tahu. Untuk sejau ini, Cika belum bisa meladeni Irgi, sekalipun Cika tahu ia butuh seorang laki-laki yang bisa ia gunakan sebagai pelampiasana tas kegagalan cintanya yang lalu dari snag mantan kekasih.
Selebihnya, Cika fun saja ketika ada laki-laki yang mengajaknya untuk sekedar menghabiskan waktu bersama tanpa danya perasaan antara mereka. Karena perlu diketahui, bahwa setiap laki-laki bisa saja mencintai semua perempuan yang mereka kenal. Tetapi ada yang lebih jahat lagi mengenai fakta seorang perempuan. Perempuan bisa merespon semua laki-laki tanpa adanya perasaan.
"Sudah sana gak papa," ucap Elen kepada Cika.
Terlihat Cika yang bingung harus mengiayakan atau tidak ajakan pertama dari Irgi itu. Irgi sudah sejak lama mengincar Cika. Tetapi, Cika yang tidak membukakan jalan untuk Irgi masuk. Sebab, Cika masih males untuk berurusan dengan para mantan Irgi, yang jelas hal itu males untuk Cika lakukan, karena Irgi terbilang mahasiswa tingkat akhir yang famous di kampus mereka.
Selain pintar dan banyak relasi, Irgi juga terbilang sangat tampan, karena ia juga sempat terpilih sebagai duta kampus di dua tahun yang lalu. Kemudian menjadi ketua umum Dewan Perwakilan Mahasiswa. Siapa yang tidak ingin dekat dengan Irgi? Dirasa semua orang ingin dekat dengannya.
"Gue pergi dulu ya," ucap Cika.
Secara tidak langsung dari ucapan Cika memberitahu bahwa ia mengiyakan ajakan Irgi untuk pergi keluar bersama dengan Irgi. Setelah itu, irgi dengan senang hati membonceng Cika dan mereka meninggalkan Fany dan Elen yang saa itu tengah berada di taman kampus dan memperhatikan tingkah laku yang Irgi perlihatkan kepada Cika.
Ini adalah pertama kalinya Irgi dan Cika berjalan bersama.
Terlepas dari Fany dan Elen yang saat itu memutuskan untuk menyeruput minuman di salah satu café yang dekat dengan kampus mereka. Cika pergi bersama dengan Irgi, sepanjang perjalanan Cika tidak memulai pembicaraan sama sekali. Karena menurut Cika, ketika seorang laki-laki dan perempuan bersama, yang memiliki inisiatif untuk mendekat adalah si laki-laki. Jadi, seperti memulai topic pembicaraan dan sebagainya maka sudah menjadi tugas laki-laki.
Terbilang gengsi memang, karena menurut Cika harga diri seorang perempuan adalah yang paling utama. Hal ini Cika pelajari setelah merasakan sakitnya penghianatan yang diberikan oleh mantan kekasihnya yang sudah dengan teganya memperlakukan dirinya secara semena-mena dan tidak tahu diri.
Sejak saat itu, Cika sudah berhenti dan tidak mau lagi merengek kemudian menangis dan meminta agar laki-laki yang berada di dekatnya untuk tetap stay bersama dengannya. Sederhana sekali apa yang sudah Cika terapkan dalam hidupnya saat ini mengenai percintaan. Jika laki-laki itu ingin bersama dengan Cika, maka silahkan. Jika tidak maupun, juga silahkan. Karena ada atau tidak adanya laki-laki itu dalam hidup Cika tidak akan membuat Cika merasa dirugikan.
"Terima kasih ya sudah mau menerima ajakan aku, walaupun kesannya mendadak," ucap Irgi.
Cika menjawab ucapan terima kasih Irgi dengan senyuman. Sebenarnya dalam hati Cika seperti ada rasa ingin sekali mengatakan bahwa dirinya hanya sedang berusaha melihat sejau mana cara Irgi mendekati dirinya. Cika dengan sengaja selama ini mencoba untuk menghindar dari Irgi bahkan sampai tidak merespon dengan ramah Irgi agar ia tahu sejauh mana dan seperti apa Irgi memperjuangkan dirinya.
Tetapi balik lagi, Cika tidak mau menjatuhkan hatinya dengan sangat amat mudha kepada laki-laki manapun, termasuk ke pada Irgi. Karena, Cika merasa jika hal itu sampai ia lakukan, maka sama saja ia sudah kalah dari komitmen yang ia buat untuk dirinya sendiri.
Menjatuhkan hati terlebih dulu adalah pantangan menurut Cika.