Salah satu teman Aldo menyenggol sikut Aldo dan memberi kode bahwa Fany sedang berboncengan dengan ketua umum dari UKM mereka. Aldo seperti memberi kode bahwa ia mngerti apa yang dimaksud oleh temannya. Saat itu, Aldo berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Ia tidak memperdulikan Fany yang datang bersama dengan orang lain.
Fany mencuri pandang untuk melihat bagaimana reaksi Aldo saat melihat hal itu. Beginilah kehidupan saat mantan pacar berada di dalam satu circle yang sama. Sebenarnya belum ikhlas melihat mereka bahagia dengan orang lain. Tetapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur, yang ada hanya tinggal kenangan dan balas dendam.
Dari sisi Aldo, ia terlihat sangat cemburu melihat kedekatan Fany dengan orang lain. Saat itu suasana ruangan yang dingin karena AC menjadi ruangan yang snagat panas dipenuhi bara menurut Aldo. Tidak henti-hentinya Aldo mencuri pandang untuk melihat kedekatan Fany dengan ketua umumnya.
Fany terlihat sangat bahagia saat itu, bahkan saat rapat kerja saja bisa-bisanya Fany teratwa karena celotehan ketua umum yang membuat dirinya tidak bisa menahan tawanya. Hal ini membuat Aldo semakin panas, ia akhirnya memutuskan untuk keluar dan mengatakan bahwa dirinya masih harus menemui dosen untuk mengumpulkan tugas-tugasnya.
"Silahkan," ucap ketua umum mempersilahkan.
Saat melihat Aldo keluar begitu saja membuat Fany merasa bahwa niatnya sudah terealisasikan dan hasilnya sesuai dengan yang ada di pikirannya. Kali ini realitas sepadan dengan ekpetasi. Dalam gati terdalam Fany, ia sangat bahagia bahkan ingin rasanya berjingkrak-jingkrak di hadapan banyak orang karena skaing bahagianya.
"Tetnyata seseru ini membakar api cemburu seseorang," gerutu hati Fany.
Mengetahui semuanya berhasil, Fany memberitahu Cika dan Elen lewat pesan singkat yang ia kirimkan. Elen menerima pesan itu kemudian ia tersenyum, saat itu Elen terlihat seperti orang gila di hadapan seniornya.
"Kenapa? Kesurupan? Senyum-senyum begitu," tanya senior Elen.
Elen tidak merespon, dia hanya menujukkan pesan singkat yang dikirimkan oleh Fany. Melihat pesan itu, senior Elen merasa bahwa mereka adalah perempuan yang sedang main-main dengan perasaan. Saat itu senior Elen mengatakan bahwa mereka tidak boleh melakukan hal itu demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ucapannya ada benarnya, tetapi Elen tidak membenarkan hal itu dihadapannya.
Elen membela apa yang sudah menjadi pilihannya saat ini, Elen adalah perempuan yang paling agresif dan sulit untuk didapatkan selain karena mati rasa, ia tidak mudah percaya kepada orang lain. Tetapi, Elen sangat jujur, ia mengatakan secara terang-terangan bahwa Elen melakukan hal itu karean beberapa hal.
"Untungnya lo jujur, jadi gue bisa jaga-jaga," ujar seior Elen.
Elen hanya tersenyum.
Terlepas dari Elen dan Fany, saat ini Cika sedang dikejar-kejar oleh Irgi. Bukan tanpa sebab Irgi terus mengejar Cika beberapa waktu belakangan ini. Irgi hanya penasaran kenapa Cika tidak mudah didekati olehnya tapi terlihat sangat dkat jika dengan teman satu kelasnya ataupun teman satu prodinya.
Benar kata orang, laki-laki itu hanya coba-coba.
Cika berlari sampai akhirnya Cika memlih untuk bersembunyi di dalam toilet perempuan. Cika berpikir tidak mungkin Irgi akan ikut masuk ke dalam toilet perempuan. Cika tidak sedang ingin buang air, tetapi Cika hanya berusaha untuk menjauhi Irgi saja.
Cika memang sedang mencari laki-laki yang bisa dijadikan teman untuk have fun, tetapi ia tidka berani jika urusannya dengan Irgi. Selain karena Irgi sebagai seniornya, Irgi juga anak yang dinilai sangat pintar. Baru-baru ini Cika mengetahui bahwa Irgi juga beberapa kali menang dalam lomba esai. Hal ini membuat Cika semakin minder kepada Irgi, sebab Cika tidak sepandai Irgi.
Jika hanya untuk main-main dan bersenang saja, Cika tidak butuh orang yang pintar. Cukup tidak malu saat di ajak keluar dan yang penting good rekening. Menurut Cika, Fany dan Elen di jaman seperti ini sudah tidak ada cewek yang dinilai matre. Semuanya memang butuh uang, jadi jika tidak punya uang lebih baik jangan mendekati mereka ya.
Hal ini mereka terapkan selama mereka belum menemukan yang tulus, hanya karena tidak mau dirugikan maka siapapun yang dekat dengan mereka tidak boleh pelit dan tentunya harus saling mennguntungkan.
Sudah sekitar 15 menit Cika berada di dalam kamar mandi itu, ia berharap Irgi sudah tidak ada di sekitar kamar mandi itu. Cika keluar dengan langkah kaki memindik sesuatu Cika menoleh ke kanan dan ke kiri pintu kamar mandi. Tidak ada Irgi, itu artinya Irgi sudah tidak ada di sekitar kamar mandi itu.
"Brakkk!" tiba-tiba Cika menabrak sebuah ember berisi air.
Alhasil air itu tumpah dan membuat sepatu dan celana Cika basaha. Ia sangat kesal, setelah itu ia melihat ke sebelah kirinya ada Irgi yang sedang menyenderkan tubhnya ke sebuah dinding. Cika terkejut dan malu, kenapa ia tidak berhati-hati sampai akhirnya harus menabrak ember itu?
Cika segera pergi dari hadapan Irgi. Irgi mengejar Cika. Karena sudah lelah dikejar terus menerus, Cika berhenti saat Irgi terus saja memanggil dirinya untuk berhenti. Cika menoleh ke belakang, saat itu ia melihat Irgi dengan kemeja kotak-kotak sedang memperhatikan dirinya juga.
Cika yang sudah mengangkat tangannya dan membuka mulutnya tiba-tiba saja dihentika oleh tangan Irgi yang dengan sengaja menutup mulutnya dan membawanya ke taman kampus. Cika meminta agar Irgi bisa melepaskannya, tetapi Irgi tidak melakukannya.
Setibanya di taman kampus, Irgi melepaskan Cika. Cika kesal kemudian Cika mengatakan bahwa Cika bisa saja berteriak dan mengatakan bahwa Orgi sedang berusaha untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan kepada Cika. Mendengar hal itu Irgi tertawa.
"Gue Irgi, lo siapa?" tanya Irgi sekali lagi menyodorkan tanganyya dan mengajak Cika berkenalan.
Cika memperhatikan wajah Orgi yang tersenyum, Cika berpikir jika Irgi terlihat lumayan juga untuk diajak jalan, gayanya juga oke dan pintar. Cika bisa menggunakan kesempatan itu untuk membuat dirinya merasa terbantu ketika ada tugas yang kurang dimengerti. Tetapi kembali lagi Cika merasa insecure kepada Irgi.
"Tapi gak papa deh," gerutu Cika seraya memperhatikan outfit Irgi dari atas sampai bawah.
"Hei," ucap Irgi melambai-lambaikan tangannya di depan mata Cika.
Cika menghentikan lamunannya dan mengulurkan tangannya juga, saai itu pertama kalinay Cika menggenggam tangan Irgi. Laki-laki yang sudah beberapa bulan kebelakangan ini selalu saja menghantui dirinya selama berada di kampus.
"Cika," jawab Cika.
Itu adalah kali pertama Irgi mengetahui bahwa nama perempuan yang selama ini ai kejar adalah Cika. Cika melepaskan pegangan tangannya kemudian duduk di bangku taman, ia membuka sepatunya yang basah dan mengeluarkan tissue dari dalam tasnya. Cika mengelap bagian kakinya, saat itu Irgi melihatnya. Cika sengaja melakukan hal itu, ia kira Irgi akan ilfil tetapi tidak.
Bagaimana lagi caranya agar membuat si Irgi ilfil?