Chereads / SEGITIGA TOXIC / Chapter 6 - Cara Jitu Memikat Adik Kelas

Chapter 6 - Cara Jitu Memikat Adik Kelas

Irgi menyodorkan sebuah buku tebal dengan judul komunikasi masa kini, semuanya melihat kepada Irgi. Irgi hanya bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Sementara yang lain bingung ada apa dengan dirinya. Orang yang tidak mereka kenal, bahkan mereka tidak pernah saling bertemu tiba-tiba saja punya iktikad baik untuk menolong mencari jawaban dari pertanyaan tugas Cika.

Fany mengambil buku yang disodorkan oleh Irgi dan membuka bagian yang sudah diberitahu olehnya, teranyata benar saja jawaban itu ada di bagian yang sudah Irgi sebutkan. Dengan segera Fany memberitahu jawaban itu.

"Lo genius ya," ucap Fany.

Irgi menggelengkan kepalanya kemudia ia memberitahu bahwa baru saja ia membaca bagian itu. Jadi hal ini bukan karena Irgi genius melainkan karena Irgi masih ingat tentang apa yang ia baca di bagian tersebut.

Elen dan Fany melanjutkan apa yang mereka lakukan. Saat itu Cika mulai geram dengan kehadiran Irgi yang tiba-tiba saja menjadi pahlawan tanpa diminta. Cika menjelaskan bahwa ia sedang tidak berkenan menampung seorang laki-laki yang sedang berusaha untuk mengelabuhi dirinya.

Mendengar pernyataan mengejutkan dari Cika, Irgi bingung. Kemudian ia malah menertawakan pikiran buruk dari Cika. Melihat Irgi yang tertawa, Cika semakin bingung dan ilfil. Tiba-tiba saja Ciak berdiri dan menarik tangan Irgi, ia memberitahu agar Irgi tidak berada di dekatnya.

"Irgi, mahasiswa semester 8 kelas D, sebentar lagi wisuda. Segera hubungi kalai butuh, kalau gak, maka kesempatan baik akan hilang begitu saja," ucap Irgi seraya pergi dari tempat Cika.

"Sok banget!" ucap Cika menahan kesalnya.

Fany melirik Cika yang saat itu memang benar-benar terlihat kesal. Bahkan Cika smepat bertanya Cika bertemu dengan Irgi dimana? Cika memberitahu bahwa Irgi dari tadi sengaja mengikuti dirinya di dalam perpustakaan. Tetapi, Fany malah memuji sikap gentleman dan geniusnya Irgi.

"Ih, kayak dia lo bilang gentleman? Selera lo kayak gitu?" tanya Cika dengan suara mulai meninggi.

"Hei diam, ini perpustakaan!" ucap penjaga perpustakaan seraya menatap dengan mata terbuka lebar kepada Cika.

"Maaf," ucap Cika.

Setelah itu Cika, Elen dan Fany saling berbisik bahwa Cika tidak suka dengan cara laki-laki itu mencari perhatian darinya. Sementara Fany berpikir lain, Fany memberitahu Cika bahwa Irgi sepertinya ingin dekat dengan dirinya. Tetapi Cika malah buang muka. Elen yangs aat itu fokus untuk mengetik jawaba yang ada juga sempat menyahut tanggapan Fany. Ia setuju dengan tanggapan Fany.

Bahkan ada hal aneh dari Cika, biasanya ia tidak pernah terpancing emosi hanya perihal laki-laki karena Cika yang paling sabar diantara mereka bertiga. Lantas kenapa kali ini dengan Irgi terlihat Cika sangat membenci cara Irgi mendekatinya? Dari situ Cika memberitahu bahwa Cika tidak suka Irgi yang belum pernah ia kenal tiba-tiba saja mengikuti Cika di dalam perpustakaan.

"Biasa namanya juga modus," celetuk Elen.

Mendengar pernyataan Elen, Cika setuju dengan hal itu. Sudah banyak laki-laki yang mereka temui. Bahkan mereka juga menganggap semua laki-laki itu sama. Mereka akan memberikan bahagia di awal, sebab mereka masih penasaran dengan perempuan yang menjadi incerannya. Tetapi, mereka akan memberikan luka di akhir setelah mereka tahu semua hal tentang perempuannya.

"Semua laki-laki sama, hanya cara menyakitinya saja yang berbeda," ucap Cika.

Kalimat yang Cika ucapkan adalah pegangan yang selalu Elen, Fany dan Cika jadikan pegangan agar tidak mudah percaya dengan laki-laki. Mereka terlihat seperti 3 perempuan yang lugu dan tidak bisa memanipulasi perasaan. Sebenarnya mereka sangat pandai untuk hal itu.

Itu sebabnya, mereka tidak pernah lagi merasakan sakit hati terlepas dari mantan pacar terakhir mereka. Bahkan Fany yang baru saja putus dari Aldo, mantan pacarnya bisa dengan mudah menikmati hari-harinya. Bukan karena saat bersama dnegan Aldo, Fany tidak benar-benar mencintai Aldo. Sebab, rasa cinta yang Fany berikan kepada Aldo sudah berubah menjadi sebuah benci setelah Fany tahu bahwa Aldo sudah tidak bisa menjaga janji setia yang mereka buat saat pertama kali bersama.

Akhirnya tepat di pukul 15.25, semua tuga Cika selesai. Mereka meregangkan setiap persendian di tubuh mereka. Mereka menghela nafas dan merapikan semua buku dan beberapa alat tulis lainnya. Setelah itu, mereka segera kembali ke kost. Itulah persahabatan yang mereka lakukan, ketika salah satunya mendapatkan hukuman maka, semuanya membantu.

Saat sampai di kost, Fany menerima panggilan dari seseorang. Suaranya seperti seorang laki-laki, terdengar bahwa laki-laki itu sudah ada di depan kostnya. Mengetahui hal itu, Fany langsung berlari keluar dari kamar kost. Sementara Elen dan Cika mengintip dari jendela kamar kost. Terlihat seorang laki-laki menggunakan motor matic dengan helm menutupi wajahnya menyodorkan bungkusan makanan kepada Fany.

Melihat hal itu, Elen dan Cika saling tersenyum satu sama lain. Mereka juga sempat bergerutu tentang Fany yang sudah menemukan kebahagian tersendiri terlepas dari rasa sakitnay karena penghianatan Aldo. Saat Fany sampai di dalam kamar kost, Elen dan Cika langsung mengambil bungkusan makanan di tangan Fany.

"Waw, martabak manis," ucap Elen.

Saat itu mereka menikmati martabak manis yang dibawakan oleh salah satu teman laki-laki Fany. Yah, begitulah ungkapan untuk seseorang yang dekat namun tidak kita tempatkan di dalam hati. Anggap saja, dalam hubungan ini mereka saling ambil untung. Antara Fany dengan laki-laki itu tidak terjalin hubungan special. Fany juga mengatakan hal itu secara terbuka kepada Elen dan Cika.

Hal ini adalah hal yang biasa, mereka juga percaya untuk mendapatkan hal ini maka, harus ada kobtribusi dari mereka untuk si laki-laki. Sebab hal ini juga sudah mereka bertiga lakukan kepada siapapun laki-laki yang sedang dekat dengan mereka. Dan mereka tidak hanay dekat dengan satu laki-laki. Tetapi ada banyak laki-laki, dan hal ini juga rahasia public.

Menjadi teman dekat dan saling menguntungkan, tanpa melibatkan perasaan. Fany sempat membantu laki-laki itu untuk menyelesaikan makalahnya, maka karena itu si laki-laki memenuhi apa yang Fany inginkan. Hal ini juga tidak hanya dilakukan oleh Fany, tetapi juga oleh Cika dan Elen.

Seraya menikmati martabak manis itu, mereka juga saling menceritakan laki-laki yang sedang dekat dengan mereka. Hal ini terlihat konyol memang untuk orang yang tidak tahu penyebab kenapa mereka melakukan hal ini. Tetapi, hal ini memang pada realitanya banyak dilakukan oleh orang-orang.

"Lanjutkan bakatmu, nak," ucap Cika.

"Hahaha," Fany da Elen tertawa.

Setelah menikmati martabak manis itu, mereka merebahkan tubuhnya satu sama lain, dan menatap layar ponsel masing-masing. Kebetulan besok adalah libur tanggal merah karena da perayaan. Jadi, mereka menimati malam ini dengan membalas semua pesan dari teman laki-laki mereka.

"Twing twing twing," terdengar notif yang berbunyi bergantian dari ponsel Fany, Elen dan Cika.

"Kurang ajar!" teriak Fany tiba-tiba.