Perjalanan menunggangi kuda di bawah teduhan pohon kanopi raksasa yang tidak
berhenti sampai melewati siang hari keadaan hutan yang semakin lama semakin
redup gelap berwarna kabut hijau.
Berlari menelusuri hutan belantara yang berlumut berada di kaki Pegunungan
Lumut membuat Solor lebih mempersingkat perjalananya mengarah menemukan jurang
tebing yang terletak diantara tengah tengah jejeran pegunungan ini.
Hutan kaki Pegunungan Lumut bagian tengah lebih banyak pohon pohon kanopi
raksasa yang tumbuh rapat. Hutan pegunungan yang hanya dialiri sungai besar
kiriman dari Lembah Lemah Angker yang berada di bawah tebing patahan tanah
akibat semburan gas bumi. Sungai dari lembah Lemah Angker menyabang ke penjuru
hutan Pegunungan Lumut bahkan sampai mengalir ke lain daerah desa sekitarnya
dan sebagian menggenangi membentuk danau dan rawa.
Perjalanan mengendarai kudanya Solor telah melewati hari yang semakin Sore.
Matahari yang masih bercahaya sinar putih kini tercampur dengan agak oren
kekuningan perlahan semakin kebarat membuat Solor bergegas menuju tengah hutan
untuk menemukan tebing jurang patahan akibat dari kondisi geografis Lemah
Angker sebelum malam tiba.
Kuda Solor sudah terlindungi aman dengan memakaikan sarung kaki terbuat dari
kain kulit yang lentur tersabuk kencang dan pas pada keempat kaki kudanya
hingga bagian persendian kuda. Pengaman kaki kuda guna meminimalisir gangguan
yang dapat melukai kuda bisa membuat kuda Solor aman bebas bergerak di ganasnya
hutan belantara yang lembab dan berlumut menabrak melewati semak belukar hutan.
Hutan yang gelap kehijauan terselimuti kabut, semakin lama dengan larian kuda
semakin samar seakan akan kabut merendah tipis membuat jarak pandang antara
batang pohon terlumuri lumut dan sulur sulur tampak begitu besar kelihatan
rapat menyebar diantara lautan semak belukar semakin terlihat. Melewati tanah
hutan lereng Pegunungan Lumut yang terjal berlari, melompati, dan menghindar
dengan stabil untuk tidak ke bukit karena akan memperlamat perjalannya. Setelah
sampai pada tanah yang bergelombang banyak ditumbuhi rumput dilihatnya Oleh
Solor mengelilingi kebawah dari kudanya yang tidak melihat satupun tanda tanda
adanya Paving Jalur Lumut semua tampak dipenuhi rumput yang tertimbun lilitan
akar menyebar mengikuti gundukan tanah yang bergelombang membuat badan Solor
tergoyang. Kabut berwarna hijau yang menghalangi pandangan terjauh membuat yang
hanya memperlihatkan batang batang pohon raksasa dipenuhi sulur berlumut
menggelantungi dahan pohon satu sama lain. Tanah yang bergelombang dipebuhi
akar pohon juga membuat pengendalian kuda Solor terganggu, dengan sedikit
kesulitan melewati lautan akar pohon yang menyebar setelah terus menjaga larian
kudanya Solor sampai melihat beberapa pohon kelapa yang tingginya di masih
bawah pohon kanopi. Pohon kelapa yang terjerat lilitan tanaman merambat dan
berlumut dilihatnya juga kadal berekor panjang berwarna kehijau tuaan menempel
pada batang atas dibawah gerombolan buah kelapa terlihat dari jauh.
Kembali mengendalikan larian kuda sambil melihat jalan medan hutan yang terjal
bergelombang penuh akar dan tanaman fern sedikit licin.
Dari kejauhan kabut yang semakin tersamar terlihat lebih terang, Batang pohon
besar semakin tersinari dari samping arah yang memiliki lebih banyak intensitas
cahaya didepan Solor . Melihat itu suatu kesenangan bagi Solor karena baginya
dengan kondisi fenomena tersebut memastikan suatu lahan wilayah yang pastinya
jarang di tumbuhi pohon kanopi raksasa yang membuat cahaya dapat masuk jatuh
dengan mudah.
Semakin mendekati pada bagian hutan yang lebih terang menghilangkan kabut
dengan perlahan tampak dari kejauhan sambil mengendarai kudanya Solor melihat
beberapa jejeran pohon berbatang besar berada di sebrang . Berlari semakin
mendekati melewati beberapa batang pohon raksasa yang berlenggok kaki kudanya
yang memanjat selah selah akar mengayuh kabut hijau menuju wilayah yang lebih
terang dimana seperti cahaya banyak berkumpul di wilayah dibalik kabut yang
semakin tipis terbuyarkan. Solor dikejutkan dihadangnya tebing yang memisahkan
hutan yang dipenuhi pohon kanopi besar berlumut lembab membuat perjalanannya
berhenti di sisi tepi tebing yang panjang sejauh mata memandang teralangi kabut
tampak dari kejauhan.
Dilihatnya di sebrang terdapat jejeran pohon besar berbatang melenggok yang
hampir jatuh ke jurang dengan akarnya yang besar menusuk dinding jurang keluar
berlenggok lenggok sebagian banyak menjalar ke permukaan dinding tebing yang
memiliki ketinggian sekitar lima puluh meteran kebawah banyak juga di tumbuhi
pohon besar disamping aliran sungai berarus deras sebagai pemisah tebing hutan
Pegunungan Lumut terselimut kabut.
Di pinggir jurang Solor menatap sebagian banyak ada pohon kelapa yang
tingginya tidak sampai melebihi pohon kanopi besar tersebar di sisi sebrang
pinggir diantara pohon besar berbatang berlenggok dan juga di sisi setebing
dengannya yang tidak begitu terhalangi kabut karena matahari dari sini terlihat
jelas silau bundar mulai turun ke barat.
" Ada kelapa Wus wus"
" Dan Banyak juga"
Gumam Solor yang masih berhenti di tepian jurang melihat sekitarnya ada pohon
kelapa yang berencana untuk menambil buahnya
Pandangannya diputar kebawah jurang sampai Solor melihat sungai mengalir deras
diantara kabut, air berarus deras ke timur berwarna hijau toska dibagian
pinggir tepi sungai terpenuhi lumut sebagian banyak tanaman kayuapu diantara
genangan air yang tidak bergerak terhalangi bebatuan berlumut seakan akan ada
disepanjang sungai selebar dua puluh meteran yang beberapa pandangannya
terhalangi dedaunan pohon kanopi dan juga bongkahan batu dibawah tebing
pinggiran sungai.
Kuda Solor tampak bergerak maju mundur tidak bisa diam sesampai tiba di tebing
jurang yang di carinya sejak mulai perjalanannya untuk melanjutkan menemui
Jalur Lumut yang terhubung Jembatan di tebing ini. Disepanjang tepian tebing
Solor masih tidak melihat adanya tanda tanda jembatan yang menggantung
menghubungkan. Karena kudanya yang tidak mau diam bergerak membuat Solor
mencoba untuk menarik tali kekangnya yang sebelumnya masih di dalam
genggamannya mengajak memulai perjalanan lagi.
" Apakah kamu menyukainya Wus wus, kita telah sampai di tengah tengah
Pegunungan Lumut"
Kata Solor
"Baiklah, kita mulai cari jembatannya"
Kata Solor sambil seraya memukul perut kuda menggunakan striup yang di pijaknya
Dengan pelan berjalan di pinggiran tebing antara maju melangkah dan tidak mau
melangkah, kaki kudanya bergerak seakan akan tidak mau melakukan perjalanan
yang dibarengi suara robohan pohon yang menggelegar layak gunung api meletus.
Seketika suara yang diakibatkan disebrang tebing membuat pamandangan Solor
melihat pepohonan yang disebrang tebing dari kejauhan yang lama lama pohon
pohon di sebrang tebing bergerak bergetar beberapa kali terlihat dibagian pucuk
atas antara dedaunan pohon teduh raksasa. Solor terkejut dengan adanya gerakan
Pohon kanopi yang bergetar di hutan sebrang tebing dibarengi suara gemuruh yang
semakin lama getaran pohon semakin mendekati bagian bibir tebing jurang yang
hijau dipenuhi lumut.
Mata Solor dengan cepat menyempit terfokus pada getaran semak tanaman hutan
setinggi kepala manusia yang hijau rimbun tiba tiba keluar seseorang pemuda
membawa tombak yang bergerak kebingungan mencapai tepi jurang tebing diantara
batang pohon besar berlenggok penuh dengan lumut dan sulur sulur berlumut.
Diganggu dengan langkahan kuda Solor yang setengah maju setengah tidak dalam
berjalan membuat Solor tidak tenang hingga sampai pemuda itu mengetahui dengan
menatap Solor dari kejahuan disebrang jurang tebing.
" PERGILAH DARI SITUU !!!!"
" ADA JEMBATAN LAIN DI SEBELAH BARAAAT....!!!!
Teriak keras seorang pemuda yang terlihat kecil seperti melakukan lompatan
dengan gegabah berada di sebrang jurang tebing dari jauh kepada Solor
Tidak sempat menyadari apa yang telah teradi secara tiba tiba kuda Solor
mengangkat kedua kaki depannya berdiri.
EEEEEKKHHHHH...EKKKKKKHH!
Sebuah rahang yang lonjong dipenuhi gigi yang runcing menganga didepan kuda
Solor mendekati secepat elang menyambar dari arah barat menangkap bagian depan
tubuh kuda yang membuat kuda dan juga Solor terpental kepisah akibat sodokan
rahang yang mendarat mengenai pusar tubuh kuda yang sedang berdiri. Dengan
cepat tetapi agak sulit Solor mencoba mengangkat tubuhnya yang berada di tepi
pinggir jurang bertahan agar tidak jatuh menahan dengan siku kedua tangannya.
Solor yang sempat kaget dan prihatin mencoba menengok kearah kudanya
dibawahnya juga berusaha menaiki bongkahan batu dinding tebing dengan beberapa
kali terpleset karena lumut yang begitu licin membuat kuda Solor kesusah
payahan mencoba untuk tidak jatuh ke jurang berusaha menaiki batu yang lebih
menonjol di sisi dinding tebing.
Diraihlah tanaman merambat di depan Solor yang menjalar di pinggiran tebing
dengan kencang mencoba menariknya berusaha menaikan badan yang dibantu kaki
kanannya bergerak gerak keatas mencari tempat tumpuan. Di pegangnya tanaman
merambat dengan kencang seraya menarik mengangkat badannya keluar dari bibir
tepi jurang yang tetapi gagal terputus karena tekanan tarikannya yang terlalu
kuat.
Hewan reptil bersisik keras berwarna putih pucat yang bergerak mencari Solor
semakin mendekati tempat Solor yang sedang berusaha naik dari tepi jurang.
Di bawah tebing dialiran sungai yang mengalir beberapa gerombolan daun apu
yang mengapung di permukaan air , tiba tiba bergerak mendekati dinding tebing
bagian bawah membuat kuda Solor yang sudah berdiri menaiki tonjolan batu
dinding bingung untuk naik ke permukaan tebing dan juga takut adanya gerakan
tanaman mengapung dipinggir sungai yang semakin lama bergerak memperlihatkan
beberapa isinya yang buas keluar dari tanaman mengapung di atas permukaan
pinggir sungai yang juga berusaha merangkak merayap dengan kaki depannya mulai
mencabik cabik dinding jurang mau naik.
Karena kondisi yang berubah darurat dicobanya lagi dengan sekuat tenaga dengan
berayun menyamping kaki Solor berusaha meranggeh tepian jurang untuk bertumpu.
Dicobanya beberapa kali hingga sampai kaki kanannya mengenai permukaan tanah
yang sekarang dilanjutkan siku Solor dengan sekuat tenaga ditekannya mencoba
menaikan badannya yang sedang bergelantungan hampir jatuh di tepi jurang hingga
sampai berhasil posisi tengkurap seraya dengan cepat bergerak berlari menjauhi
binatang reptil besar yang sedang berjalan mencari dimana Solor tadi terpental.
Dengan cepat Solor mengangkat kedua tangannya memasukan kedua jari tengah dan
telunjuknya yang hitam terolesi tinta yang ada pada tangan satunya kemulut
sambil berjalan mundur sembari menyiulkan siutan keras kearah hewan hewan
reptil raksasa yang juga berada di sungai dibawah tebing
SSSSSFFIIIÌUÙUUUUUUUIITTTTTT!!
Seekor buaya berwarna putih yang memiliki panjang enam sampai tujuh meteran
bersisik keras dipenuhi lumut dibagian punggung atas dari atas kepala yang
hingga semakin sedikit di bagian ekor kini semua bergerak menuju suara siulan
yang dihasilkan dari mulut Solor
SSSSFFIIUUUÙUUUUUUIITTTTTTTT....!!
Dengan hati hati agar tidak menghilangkan warna tinta, siulan sekali lagi
membuat pusat perhatian semua buaya raksasa itu sehingga mengikuti suara yang
dihasilkan Solor yang masih tetap berjalan mundur mengawasi gerak gerik semua
buaya.
Dua orang lagi keluar dari semak belukar dari antara pohon besar berlenggok di
sebrang tebing yang tampak sedang was was buaya yang mengejarnya berubah haluan
mengikuti pusat suara siulan yang dihasilkan Solor menggema di tengah tengah
hutan.
SSSSFFFIIUUUUUUUUIIIIIIITTTTTT.....!!!!!
Berjalan mundur sedikit cepat dengan siaga yang jari kedua tangannya masih
didalam mulut sambil bola mata Solor menatap mata buaya buaya raksasa berjalan
mengikuti Solor berjalan mundur mengarah ketimur di tepi jurang.
SSSSSFFFFIIIIIIUUUUUIIIITTTTTTTT...!!
Buaya yang semakin lama berjalan cepat dengan merangkak badannya yang mulai
diangkat menciptakan langkahan besar berlari berusaha menangkap Solor yang juga
Solor bergegas cepat membalikan badan membelakangi buaya raksasa berlari
kembali menuju kedalam hutan. Buaya buaya besar yang disebrang tebing yang
mengejar pemuda sebelumnya kini ikut berlari menabrak merusak pohon dan tanaman
hutan belukar karena tubuhnya yang besar hingga mulai merangkak menuruni tebing
mengejar Solor.
" Monster monster itu mengikutinya!"
Ucap seorang pemuda memakai rompi merah hati bergaris kuning keemasan pada
bagian lengan dan kancing rompi yang tampak semua kusut terkena goresan juga
gesekan kulit batang kotor bergaris garis hijau lumut menempel memegang parang.
" Lihaatt.. cepat !bantu kudanya !!"
Teriak salah satu pemuda lagi yang juga membawa parang tetapi agak besar
daripada parang yang dibawa pemuda satunya diarahkan parangnya menunjuk kuda
Solor yang sedang bingung ingin naik tetapi tidak bisa
Di hari yang semakin menuju senja, di tengah hutan Pegunungan Lumut matahari
yang berada disamping barat menyoroti tebing jurang mulai merubah warna
sinarnya keorenanan menyinari dedaunan pohon kanopi raksasa berlumut yang
memulai juga mengumpulkan kabut bercampur hawa mendingin.
Ketiga pemuda dari sebrang tebing segera berlari menuju arah terbenamnya
matahari mencari Jembatan Lumut yang menghubungkan tebing hendak menyelamatkan
kuda coklat berambut putih milik Solor yang terjebak di dinding jurang akibat
terjatuh terpental terkena sodokan cangkupam mulut buaya putih raksasa yang
berlumut.
Di sisi lain Solor yang sedang dikejar buaya putih raksasa sambil berusaha
mengeluarkan siulan keras guna mengundang buaya putih raksasa yang lain untuk
mengikuti arah Solor menjauhi tepi tebing memasuki hutan. Buaya putih raksasa
yang mengejar ketiga pemuda sebelumnya sudah merayap merangkak dengan gesit
berada di dinding jurang sebrang bersikeras menghampiri siulan Solor. Buaya
putih raksasa yang terakhir yang sebelumnya mengejar ketiga pemuda tidak sempat
mendengar siulan Solor yang sampai di permukaan air sungai kini terganggu
adanya gerakan kuda Solor bingung di dinding jurang mencari jalan naik.
Seketika buaya putih raksasa itu melawan arus aliran sungai menuju kuda Solor
yang semakin bergerak tidak karuan melihat kedatangan buaya putih raksasa
berenang menghampirinya dari bawah.
Kuda Solor terus bergerak ketakutan sambil mengangkat beberapa kali kedua kaki
depannya berusaha untuk naik ke permukaan jurang tetapi tidak bisa. Dengan
nahas buaya putih raksasa dengan gesit juga merayap merangkak di dinding tebing
jurang bergerak kearah barat menghampiri kuda Solor yang sebentar lagi sampai
untuk melahap. Kuda Solor ketakutan karena buaya putih raksasa berada di
sampingnya dari bawah mencoba menangkap kuda dengan dimulainya gerakan agak
mundur sambil menempel di dinding tebing ancang ancang bersiap dengan rahang
mulut membuka menembakan badannya untuk mencaplok. Melayanglah badan buaya
putih raksasa itu menuju kuda Solor dimulai dari mulut rahang membuka penuh
gigi runcing berlumut mengenai punggung buaya sehingga membuat buaya putih
raksasa itu terjatuh dibawah tepat kuda Solor berdiri kebingungan.
Sebuah tombak menancap di punggung berlumut buaya putih raksasa yang terjatuh
tetapi masih bisa mencengkrppam dinding tebing di bawah tonjolan batu yang di
tumpui kuda Solor. Bergerak lagi dengan gesit buaya putih raksasa itu kembali
beraksi mencoba mencaplok badan kuda Solor yang kini berada dalam bantuan
ketiga pemuda yang sedang mencoba meranggeh kuda tetapi masih belum bisa karena
lumayan jauh dari tepi tebing.
" Salah satu harus ada yang turun untuk memegang kudanya! , aku akan mengambil
sulur!!"
Ucap salah satu pemuda yang juga memakai rompi merah hati bergaris kuning
keemasan pada lengan dan juga bagian sisi kancing tampak kebingungan mencari
cara mengeluarkan kuda Solor dari jurang.
" Percuma kita tidak ada waktu, monster itu akan memakan kudanya!!
Teriak pemuda satunya yang sambil memegang parang besar juga masih tampak
bingung mencari cara menyelamatkan kuda Solor
" Sial !, dari tadi tombaku tidak tedas melukai monster itu!
Bagaimana cara kita membunuhnya?!"
Teriak pemuda satunya yang melayangkan tombaknya mengenai punggung Buaya putih
raksasa hingga terjatuh tadi