BINGKAI ALAM
Jun 26, 2022
Berada di atas wilayah Pegunungan Lumut seperempat perjalanan menuju Wijonayem,
Solor kehilangan arah ketika sedang berusaha mencari tepian jurang yang mana di
tepian jurang ini terdapat jembatan penghubung sekaligus penyambung Jalur Lumut
terbangun lama melintasi hutan Pegunungan Lumut yang sudah banyak hilang
tertelan kehidupan didalam hutan yang ekstrim lembab serta tanah yang subur
karena wilayahnya dekat dengan Gunung berapi yang pernah meletus seribu tahun
yang lalu membuat hutan Pegunungan Lumut super rimbun.
Dilihatnya diantara batang pohon rakasasa berlenggok lenggok berselah
memperlihatkan langit siang diatas Pegunungan Lumut Solor berjalan mengendarai
kudanya mendekati panorama Pegunungan Lumut dari atas bukit yang masih dimana
mana ada lumut sampai jatuh bergelantungan di dahan dahan pohon.
Pemandangan langit terlihat diantara selah batang batang Raksasa berlenggok
dari dalam hutan Solor terpukau melihat dari jauh keindahan hutan pegunungan
lumut yang tampak hijau asri berada di tenggelaman kabut putih.
Solor berusaha turun dari kudanya dengan mengawali pijakan striupnya hingga
kaki satunya menginjakan tanah empuk yang berumput area itu. Berjalan menuju
dua selah batang raksasa berlenggok dipenuhi lumut lumut sampai ada yang jatuh
kebawah menggelantung didahan dahan, diantara dua pohon itu memperlihatkan
pemandangan luar Pegunungan Lumut yang indah berlangit biru serta asrinya hijau
hutan pegunungan dari samping pegunungan yang satunya di depan lebih tinggi
sehingga hanya tampak dedaunan pohon kanopi raksasa. Dihampiri dengan berjalan
memegang tali kekang kudanya mendekati selah batang pohon melihat pemandangan
luar hutan jendela alam besar berbingkai lenggokan batang pohon dihiasi
bergelantungan sulur dipenuhi lumut panjang yang jatuh menglewer kebawah di
hutan atas Pegunungan Lumut.
Dibalik luar selah batang pohon yang tampak seperti jendela alam ini terdapat
batu tanah yang agak menjorok keluar lereng atas pegunungan. Mengetahui jorokan
batu yang sepertinya kuat untuk di pijak kini membuat Solor ingin beranjak ke
tempat itu. Dilihatnya sekeliling pinggiran batang pohon yang di liliti sulur
dan beberapa yang menggelantung di penuhi daun lumut yang jatuh kebawah hingga
bola mata Solor terhenti melihat adanya keong yang sedang menempel di sulur
berlumut di sebelah sampingnya dekat batang berlenggok. Perlahan Solor mencopot
keong dengan cangkang mengerucut berwarna kuning di tutupi lumut. Di arahkannya
keong berukuran sekepalan tangan itu mendekati kedua mata Solor untuk melihat
lebih jelas. Sedikit lendir keluar daru daging keong yang sudah masuk kedalam
cangkang hingga beberapa menetes tidak membuat Solor jijik sedikitpun.
" Oh kawan, akan aku bersihkan "
Kata Solor bergumam sendiri
Dengan jari jempol tangan kanan Solor menghilangkan lumut yang ada di cangkang
menyelaput dari kanan kekiri menghilangkan lumut hingga bersih kemudian
mengembalikan kesulur yang menggelantung di sampingnya agar merayap kembali.
Meletakan di sulur yang kemudian jatuh menimpa rumput dibawahnya, keong itu
enggan menempel mengeluarkan badannya membuat Solor meletakan keong itu ke atas
permukaan daun lebar disampingnya dia berdiri menghadap jendela alam raksasa
itu.
Eeeeekkkkk.....
Kuda Solor yang sedang merenggek yang setiap kali tanda memberitahu Solor
adanya sesuatu di sekitarnya membuat Solor membalikan badannya menatap kudanya
membelakangi celah batang pohon
" Haha kenapa Wus wus?, apakah kamu suka itu?"
Kata Solor seakan akan kudanya bisa diajak bicara mengenai apa yang sebelumnya
Solor lakukan membersihkan lumut di kerak cangkang Keong tadi
Tetapi keadaan berubah menjadi sedikit berangin lembut menggerakan dedaunan
dan beberapa mengalirkan kabut menjadi buyar dibarengi pendengaran Solor yang
semakin dia merasakan kebisingan. Kebisingan yang semakin lama terasa terdengar
terjadi di telinga Solor membuatnya berubah nyeri kesakitan berada di dalam
gendang telinganya. Raut wajah Solor mengerut memejamkan mata dengan mulut
mengecil menahan sakit yang terjadi tiba tiba pada telinganya hingga dia duduk
jonggok di bawah depan kudanya menyaksikan.
Cahaya terang berwarna putih disiang hari menyorot punggung Solor yang sedang
duduk jongkok dibawah kudanya dilanjutkan kebisingan yang menimbulkan rasa
nýeri pada gendang telinganya semakin lama mengilang membuat Solor membuka
matanya menengadah melihat kudanya di depan
Eeeeeeeeekkkhhh..
Kuda Solor bergerak maju mundur dan juga sedikit melompat menghentakan ke
tanah tersilaukan cahaya di balik dua batang pohon berlenggok membentuk celah.
Mengetahui sekeliling hutan yang mendadak menjadi putih terang lama kelamaan
surut berpusat di tempat jorokan batu tanah sisi luar dua batang pohon
berlenggok Solor dikejutkan dengan adanya kuda bersayap coklat kemerahan
mengepak ngepakan sayap.
Kuda berukuran normal seperti kuda lainnya berbulu pendek lebat berwarna
coklat mengkilap bersih tetapi memiliki sayap pada kedua samping tubuhnya
berwarna sama seperti bulu pada badannya yang sedang berdiri dengan sayapnya
yang lebar seakan akan mau menutup menyambut didepan Solor.
Merasa takjub serta kaget didatangi kuda coklat kemerahan didepannya kini
Solor berusaha menyadarkan dirinya sendiri bahwa itu benar kuda yang memiliki
sayap.
Karena terpukau pertama kali di datangi kuda bersayap memiliki sumping emas
pada telinga dan terpasang penutup kepala di bagian atas hidung depan muka
terukir batik berlapis emas membuat Solor terdiam dibarengi satu langkahan kaki
kebelakang lalu merundukan pandangan di awali kepalannya menunduk memberi
hormat menekukkan lututnya kepada kuda coklat kemerahan bersayap dianggap Solor
penjaga hutan Pegunungan Lumut.
Lama Solor menundukan pandangannya kebawah memberi hormat hingga beberapa saat
keadaannya hening tidak ada suara apapun bahkan suara kudanya tidak terdengar
sedikitpun. Mengetahui keadaanya menjadi sunyi kini Solor mencoba menaikan
pandngannya menyudahi penghormatan. Solor melihat kuda bersayap itu sedang
menundukan kepalanya yang berhias keemasan menghadap Solor. Seketika Solor
membalikan badannya melihat kudanya berwarna coklat berambut putih juga sedang
menunduk memberi hormat.
" Wus.. wus.."
Kata Solor sambil meletakan tangnnya ke atas hidung muka kudanya yang sedang
merunduk memberi hormat
Solor yang tidak berani mendekati kuda bersayap itu sedang bingung karena
kudanya sendiri yang berubah seperti patung tidak mau bergerak yang tetap
menundukan kepalanya dan juga sedikit menekuk kedua kaki depannya menghadap
kuda bersayap yang juga kaku seperti patung dengan kepala merunduk dan kedua
kaki depan sedikit menekuk memberi hormat.
Solor tidak tahu apa yang terjadi ketika kedua kuda menghadap dirinya merunduk
memberi penghormatan.
" Halo, selamat siang "
Ucap Solor berdiri didepan kudanya yang sedang menundukan kepala menghadap
melihat kuda coklat kemerahan bersayap yang juga menundukan kepalannya
didepannya.
Kuda coklat berkemilau terpantul sinar matahari agak kemerahan itu mengangkat
kepala yang seperti memakai helm berukir emas melihat Solor yang kemudian
menundukan lagi seakan akan minta untuk disentuhnya. Solor yang juga seorang
pawang hewan segera mengetahui bahwa itu adalah isyarat hewan untuk minta di
elus. Karena pertama kali melihat kuda bersayap Solor tidak tahu bahwa itu
bukan penunggu Hutan Pegunungan Lumut tetapi dia melihat bahwa itu hewan kuda
bersayap warna coklat kemerahan berkilau cemerlang.
Dengan berani Solor melangkahkan kakinya menjauhi kuda coklat punyaanya
dibelakang menuju keluar selah diantara batang pohon besar yang melenggok
menuju keluar di bebatuan tanah menjorok. Terasa hembusan angin sepoi sepoi
ketika berdiri batuan tanah yang menjorok dihadapan kuda bertubuh kekar coklat
kemerahan bersayap.
Tangan Solor menyentuh atas hidung kuda mengenai pelat berukir emas sampai
pada bulu lembutnya dengan tenang, terasa nyata bahwa benar itu adalah kuda
bersayap yang belum pernah dia temui sebelumnnya.
Kuda itu membalas elusan tangan Solor dengan sedikit mengangkat kepalanya
meminta untuk mengelusnya.
Solor tiba tiba bergerak mundur karena tiba tiba kuda putih bersayap itu
merentangkan sayapnya lalu mengangkat kedua kaki depannya berdiri bersuara
seperti kuda umumnya kemudian menurunkan kakinya depannya ke batuan tanah yang
menjorok didepan Solor berdiri dengan cepat terbang seperti petir menyambar
tiba tiba hilang dalam sekejap.
Kejadian yang seperti mimpi atau berhalusinasi tetapi dia baru saja menyentuh
bulunya yang kemudian Solor melihat kudanya yang di belakang di balik selah
batang Pohon melenggok di penuhi lumut merengek rengek meminta Solor untuk
mendekatinya.
Berjalanlah Solor memasuki hutan melalui celah antara batang pohon besar
berlenggok menghampiri kuda coklatnya
" Wus wus apakah kamu tadi melihatnya?"
Kata Solor berjalan menghampiri kudanya menuju ke belakang kuda yang terpasang
tas tabung berdiameter dua pulu lima sentian dari bambu
" Apakah kamu tahu maksud kedatangan rajamu tadi Wus wus?"
Kata Solor sambil membuka tas tabung mengambil gulungan dari kulit yang tebal
terjahit rapi ada yang bertali seperti ikat pinggang terdiri dari beberapa
lembar dan bermacan macan ukuran
" Saya kira ini bukanlah akhir tetapi ini sebuah permulaan Wus .. wuss"
Ucap Solor kepada kudanya yang sebelumnya mengetahui adanya beberapa teror
ancaman sampai terdengar adanya akhir dimana manusia akan mati atau disebut
kiamat.
Gulungan yang terdiri dari beberapa kain terbuat dari kulit yang terjahit
bagian pinggir dan bagian sabuk pengikat, di pisahkannya menjadi empat lembar
yang dua lembar lebih lebar.
Di ambilnya kain terbuat dari kain yang ebih besar itu lalu dipasangkan
menempel ke bagian kaki belakang kuda membalut lalu mengencangkan kemudian
dikunci seperti ikat pinggang.
" Lihatlah, Pegunungan pegunungan itu. Di balik pegunungan itulah tebingnya,
kita akan melewati medan hutan yang lebih lembab dan berkabut Wus wus"
" Aku akan memasangkan pengaman kakimu dulu sebelum kita melewati pertengahan
hutan Pegunungan Lumut"
Kata Solor yang sambil memasang dan menali pelindung kaki terbuat dari kulit
di kudanya hingga semua keempat kaki kudanya terbalut pelindung
Pelindung kaki yang terpasang dari kaki bawah mulai dari atas kuku sampai siku
dan sampai atas hampir bagian lengan terpasang dengan erat dan pas pada ukuran.
" Baiklah, kini sudah selesai"
Kata Solor seraya berdiri menyelesaikan pemasangan pelindung kaki kuda dari
kulit
Dengan begitu Solor segera memanjat striup hingga sampai menaiki kuda
coklatnya seraya mengambil tali kekang bersiap menarik untuk memulai perjalanan
lagi.
" Kita kebawah Wus wus"
Ucap Solor menjalankan kudanya untuk menuju ke lereng Pegunungan Lumut.
Karena hilangnya Jalur Lumut Solor terbawa sampai ke daerah Pegunungan Lumut
bagian atas. Dari atas Pegunungan Lumut yang renggang di tumbuhi pohon besar
berbantang berlenggok lenggok, disitu baru saja Solor ditemui seekor kuda putih
bersayap yang menurut Solor kedatangan kuda putih bersayap itu adalah penunggu
Pegunungan Lumut.
" Kuda coklat kemerahan itu tidak membawaku ke Wijonayem"
" Lantas kenapa kita tadi didatangi Wus wus?"
Kata Solor sambil mengendarai kudanya menuruni Pegunungan Lumut
" Apakah kuda tadi pergi karena tidak dapat membawa kita?"
" Ah.., terlalu begitu cepat pergi"
Gumam Solor yang sedang mengendarai kuda mengendalikan tali kekang berusaha
mengajak bicara kudanya tetapi tetap saja diam
Mengetahui sebelumnya bahwa tebing jurang yang dicarinya berada di balik
gunung diatas tadi yang dilihatnya dari selah batang pohon yang berlenggok kini
Solor berlari dengan mengendarai kudanya menuruni lereng pegunungan dengan
lincah kudanya melompati dan menghindar permukaan tanah yang terjal menghalangi
perjalanan menuju
Karena dengan melihat dari atas perbukitan lumut yang jarang ditumbuhi pohon
raksasa dapat melihat dunia luar tanpa tertutupi rapatnya batang batang pohon
raksasa yang kebanyakan tumbuh di bagian lereng dan kaki pegunungan.
Matahari yang sudah melewatu tengah, berharap Solor tiba di perdekatan area
Jembatan Lumut atau tebingnya, karena menghindari resiko malam hari ditengah
hutan lebih direncanakannya memilih beristirahat di dekat area tebing. Kalau
saja jalan belum ditemukan Solor terpaksa akan membuat kemah diatas pohon atau
didalam gua yang sekiranya aman dari gangguan makhluk hutan dan sejenisnya.