"Nilaiku tidak layak untuk kelas satu,dan itu tidak bisa diubah." Kata Qin Sheng dingin.
Wajah Qin Hai pucat karena marah.
Qin Sheng memiringkan kepalanya sejenak, lalu tertawa kecil, dengan tatapan mengejek di matanya, "Jangan khawatir, tidak ada seorang pun di sekolah yang tahu bahwa aku adalah putrimu, Qin Hai. Kamu tidak akan kehilangan citramu, kecuali beberapa orang yang kamu beritahu. Aku hebat atau tidak, kamu tidak peduli, kan? "
Dia tidak akan pernah mengatakan bahwa dia adalah putri Qin Hai. Dia sudah tidak peduli tentang identitas ini, apalagi mengungkapkannya kepada orang lain.
Dia justru ingin menumpahkan darah dari orang yang berhubungan darah dengannya ini.
Apa yang ada dalam pikiran Qin Hai terbongkar, dan ini bahkan membuatnya lebih marah, "Qin Sheng, kamu adalah putriku! Apa ini caramu berbicara pada ayahmu?"
"Apakah kamu memperlakukan aku sebagai seorang putri?" Qin Sheng melirik Qin Churou dan mencibir, "Aku rasa putrimu hanyalah Qin Churou."
Setelah berbicara, dia mengabaikan Qin Hai kemudian langsung naik ke atas dengan punggung tegak.
Berjalan seorang diri di tangga, dia terlihat tak berdaya.
Sayang sekali Qin Hai tidak memperhatikan semua ini. Dia sangat marah sehingga dia memukul meja, "Seharusnya aku tidak mengajaknya ke rumah ini jika aku tahu dia akan bertingkah seperti ini."
Lin Shuya melirik Qin Hai dengan mata menyipit, dan berkata dengan ekspresi marah, "Aku sudah bilang bahwa kita hanya memiliki seorang putri, yaitu Rou'er. Tapi kamu masih saja mau mengajaknya ke rumah ini."
"Aku melakukan ini untuk keluarga Qin. Qin Sheng cukup cantik. Kita dapat menemukan orang yang tepat untuk menikahinya, hal ini bisa sangat membantu keluarga Qin."
Kata-kata Qin Hai terdengar oleh Qin Sheng ketika dia baru akan membuka pintu di lantai dua. Senyum mengejek muncul di sudut bibirnya.
Dia tidak pernah mengerti mengapa Qin Hai dan Lin Shuya mengajaknya ke rumah ini meski mereka tidak menyukainya. Ternyata inilah alasannya.
Mereka menggunakan satu-satunya putri kandung mereka sebagai alat untuk keuntungan mereka sendiri. Tetapi Qin Churou, putri angkat mereka, sangat dimanja.
Konyol sekali!
Qin Sheng tidak lagi tertarik dengan percakapan mereka selanjutnya. Dia lalu membuka pintu dan masuk.
Sebuah pintu besar dan tebal tertutup, menghalangi orang-orang yang tak berperasaan itu.
Setelah mandi, Qin Sheng mengambil laptop dan duduk bersila di tempat tidur. Dia meletakkan laptop di pangkuannya lalu menyalakannya.
Dia membuka Hei Di ternyata postingan tantangannya yang dia posting tadi sudah tenggelam, dan tidak ada yang menjawab.
Qin Sheng mengerutkan keningnya, dia sedikit tidak paham. Apakah karena cara dia memposting tantangannya terlalu lembut?
Dia memiringkan kepalanya dan merenung sejenak, sudut bibirnya berkedut sedikit. Dengan sedikit arogan, ujung jarinya yang indah bergeriliya di atas keyboard, mengeluarkan kata yang sangat arogan.
[QS: Aku melihat hasil kalian dan aku dapat menyimpulkan dalam beberapa kata: Buruk! Tidak level! Aku benar-benar tidak tahu, bagaimana kalian bisa menjadi peretas ahli? Tampaknya Hei Di yang terkenal hanya seperti ini saja.]
Qin Sheng juga dengan sengaja menargetkan para peretas top di Hei Di untuk memprovokasi mereka, [Jika kalian memang punya kemampuan, bertandinglah denganku. Kecuali jika kalian seperti kura-kura dengan kepala menciut di dalam cangkang yang khawatir tidak bisa mengalahkan pendatang baru.]
Setelah Qin Sheng memposting ulang tantangannya, dia mematikan laptop.
Dia tidak mengingat pelajaran saat SMA, jadi dia perlu mempelajarinya kembali.
Dia mengeluarkan buku teks Mandarin, membacanya lagi, seketika semua pelajaran yang dia pelajari di kehidupan sebelumnya muncul kembali di dalam benaknya. Lalu dia menerapkannya dengan analogi.
Qin Sheng adalah orang jenius.
Hanya saja karena dia hidup di lingkungan yang kurang baik sejak kecil. dia menyembunyikan kemampuannya dengan hati-hati.
Setelah dia menyelesaikan SMP, Shen Mei tidak mengizinkannya melanjutkan sekolah.