Fu Hanchuan berkata dengan suara rendah. Matanya tampak bercahaya ketika menatap foto Qin Sheng.
Gadisnya bukan hanya sekedar ilusi dalam mimpinya, tapi dia benar-benar nyata.
Fu Hanchuan memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun. Dia jatuh cinta dengan seorang gadis yang sering muncul dalam mimpinya, sejak dia masih kecil, meskipun mimpinya itu bukanlah mimpi indah.
***
Satu per satu, para siswa keluar dari sekolah. Fu Hanchuan keluar dari mobil dan melihat sosok kurus dan ramping itu di tengah kerumunan.
Fu Hanchuan merasa sedikit gugup. Dia melihat ke pakaiannya dan memastikan tidak ada yang salah dengannya, sebelum dia berjalan dan menghentikan Qin Sheng.
Tinggi Qin Sheng saat ini adalah 160cm, di kehidupan sebelumnya tingginya mencapai 168cm. Sekarang dia belum sepenuhnya tumbuh, sehingga tingginya hanya mencapai bahu Fu Hanchuan.
Fu Hanchuan menundukkan kepalanya, memandang gadis itu, kemudian memanggil nama yang telah dia latih berkali-kali di dalam mobil dengan suara lembut, "Sheng sheng."
Qin Sheng terkejut lalu mendongak. Pupil matanya mengecil saat dia melihat Fu Hanchuan.
Secara spontan dia melakukan hal yang sama seperti di kehidupan sebelumnya. Dia mundur selangkah.
Mata Fu Hanchuan tenggelam sejenak, tapi dia segera menyadari bahwa Qin Sheng adalah gadis yang telah dikenalnya selama bertahun-tahun, tapi bagi Qin Sheng, dia hanyalah orang asing.
"Lu Zhongguo, kakekku."
Fu Hanchuan mengeluarkan foto pak tua Lu.
"Kakek Lu." Mata Qin Sheng bergetar. Akhirnya dia bisa melihat kakek Lu lagi, meskipun itu hanya fotonya.
"Sheng sheng, kakekku ingin bertemu denganmu. Dia berkata bahwa dia harus membalas budi karena kamu sudah menyelamatkannya. Jadi, bisakah kamu pulang bersamaku dan menemuinya?" Fu Hanchuan memperhatikan Qin Sheng sambil mengatakan semua itu.
Bulu mata Qin Sheng bergetar dia pun mengangguk.
Tentu saja dia mau. Begitu terlahir kembali, dia sangat berharap untuk bertemu kakek Lu dan kak Fu, tetapi dia tidak berani.
Di kehidupan sebelumnya, mereka mengingatkannya berulang kali bahwa Qin Churou bukanlah orang yang baik, tetapi dia pikir mereka hanya berprasangka buruk terhadap Qin Churou. Dan karena dorongan Qin Churou, dia pun juga mengabaikan mereka.
Dia sama sekali tidak menyadari kebaikan mereka.
Fu Hanchuan mengepalkan tangannya. Dia ingin sekali mengusap kepala Qin Sheng.
Dia menarik napas dalam-dalam dia berniat untuk mengangkat tangannya, tapi Qin Sheng sudah masuk ke dalam mobil terlebih dahulu.
Fu Hanchuan tersenyum tak berdaya, dia duduk di kursi belakang mobil dengan Qin Sheng.
Di sebelahnya ada Qin Sheng, gadis yang telah dia sukai selama bertahun-tahun. Selama hidupnya, Fu Hanchuan jarang merasa gugup, tapi saat ini diat tidak bisa melawan rasa gugupnya.
Bau manis dari tubuh Qin Sheng menembus hidung Fu Hanchuan. Tercium juga aroma susu yang samar. Fu Hanchuan dengan santai mencondongkan diri pada Qin Sheng.
Qin Sheng tidak terlalu banyak bicara, begitu pula dengan Fu Hanchuan. Biasanya dia hanya sedikit berbicara, dia pun tidak pernah berusaha mencari-cari topik pembicaraan.
Fu Hanchuan ingin mengobrol dengan Qin Sheng, tetapi dia tidak tahu harus berkata apa.
Keduanya kembali ke rumah keluarga Lu tanpa berbicara apa-apa.
Pak tua Lu mendengar bahwa Qin Sheng akan datang, dia pun merasa sangat bahagia. Bahkan dia rela berdiri di depan villa untuk menunggunya.
Setelah menunggu kira-kira satu jam, Qin Sheng akhirnya sampai.
"Sheng sheng."
Begitu melihat Qin Sheng, pak tua Lu memegang tangan Qin Sheng dengan akrab sambil berjalan ke dalam villa, dia sampai melupakan cucunya.
Fu Hanchuan berjalan perlahan di belakang mereka. Melihat tangan pak tua Lu yang memegang pergelangan tangan putih Qin Sheng, ada kecemburuan yang tumbuh di dalam hatinya.
"Shengsheng, saat aku kembali, aku selalu memikirkanmu." Dia berkata sambil menatap Fu Hanchuan, "Tapi bocah menyebalkan ini yang terus mengurungku di rumah sakit dan tidak mengijinkan aku keluar. Setelah aku keluar dari rumah sakit, aku masih harus menunggunya mencarimu. Dan itu pun sangat lama!"