Chereads / Gadis Luar Biasa Dimanja Bos / Chapter 13 - Liang Hua Kalah

Chapter 13 - Liang Hua Kalah

Qin Sheng hanya bisa belajar jika dia bekerja. Dia juga memberikan sebagian uang yang dia dapat dari hasil kerja kerasnya kepada Shin Mei, hanya dengan cara itu, dia bisa menyelesaikan tahun keduanya di sekolah menengah di kota.

Qin Sheng membolik-balik buku teks dengan sangat serius dan sangat cepat. Namun, hanya dalam waktu dua jam, dia sudah selesai mempelajari satu buku kemudian mengeluarkan buku teks Mandarin untuk semester berikutnya.

Di lantai bawah, sebuah keluarga sedang memerankan adegan yang penuh cinta.

Qin Hai dan Lin Shuya bertengkar tentang Qin Sheng. Mereka berdua duduk di sisi sofa, sambil saling merajuk.

Qin Churou keluar untuk mengatasi ketegangan yang terjadi, "Ayah, Ibu, terima kasih karena telah mencintaiku. Bahkan setelah mengetahui bahwa aku bukan putri kandung kalian, kalian tetap memperlakukanku selayaknya putri kandung."

Setelah mengatakan itu, dia tersipu dan menangis, "Ini semua salahku. Jika bukan karena aku, kakak tidak akan salah paham pada kalian. Jika aku keluar dari rumah ini, keluarga kalian tidak akan terus bertengkar."

Bagaimana bisa Lin Shuya melihat putrinya menangis seperti ini? Dia langsung merasa tertekan. Dia memeluk bahu Qin Churou dan berkata dengan sedih, "Rou'er, kamu akan selalu menjadi putri ibu dan ayah. Putri kami tidak harus keluar dari rumah ini, kamu bukan orang luar."

"Tapi, kakak…"

"Kakakmu tidak mengerti apa-apa. Jangan pedulikan dia." Ketika Qin Sheng disebut, Hati Lin Shuya menjadi kesal. Dia tidak mengerti mengapa putrinya tidak bisa sebaik Rou'er?

"Bu, kakak pasti akan mengerti betapa baiknya Ibu padanya."

Mendengar itu, hati Lin Shuya langsung meleleh. Gadis yang dia besarkan sedari kecil dengan tangannya sendiri memang lebih baik. Lihat betapa peduli dan perhatiannya Qin Churou?

Tanpa sadar tatapan Qin Hai melembut ketika menyaksikan ini, "Rou'er, jangan khawatir. Keluarga Qin akan selalu menjadi rumahmu."

'Qin Churou perhatian, pintar, dan memiliki nilai yang bagus. Bagaimanapun, Qin Sheng tidak bisa dibandingkan dengannya.'

Inilah yang Qin Hai katakan di dalam hatinya.

Qin Churou, yang dipeluk oleh Lin Shuya, menundukkan kepalanya. Matanya dipenuhi dengan rasa bangga.

'Qin Sheng, kamu tidak akan bisa mendapatkan mereka kembali.

Bahkan jika kamu telah kembali, kamu hanyalah anak yang tidak diinginkan oleh orang tuamu.'

Hanya dia lah satu-satunya nona di keluarga Qin.

Qin Churou bisa membayangkan penampilan Qin Sheng yang menyedihkan di masa depan. Ada kegembiraan yang tak terlukiskan di hatinya saat membayangkan hal ini.

***

Keesokan harinya ada pelajaran bahasa Inggris. Liang Hua adalah guru bahasa Inggris.

Karena kejadian kemarin, dia memandang Qin Sheng dengan tatapan penuh kebencian. Biasanya anak perempuan sangat peduli dengan citra mereka. Oleh karena itu dia berencana untuk mempersulitnya selama pelajaran kemudian mempermalukannya.

 Dia memanggil Qin Sheng untuk menjawab soal beberapa kali. Dia mencoba memberi Qin Sheng soal yang sulit. Bahkan dia memberikan soal yang menurutnya cukup sulit. Dia bahkan tidak tau, apakah dirinya sendiri bisa menjawab semuanya atau tidak.

Liang Hua bahkan sudah memikirkan kata-kata untuk mempermalukan Qin Sheng sampai Qin Sheng malu setengah mati.

Tapi, Qin Sheng ternyata bisa menjawab semua soal yang diberikan kepadanya, bahkan tak ada satupun yang salah.

Hingga akhirnya, Qin Sheng mengajukan pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh Liang Hua meskipun dia telah berpikir keras untuk menjawabnya. 

Dia merasa sangat malu.

Tidak disangka, bukannya mempermalukan Qin Sheng dia malah mempermalukan dirinya sendiri!

Bel tanda pelajaran berakhir pun berbunyi. Liang Hua merasa lega, dan keluar dari kelas empat dengan perasaan malu.

"Hahaha—"

Begitu dia meninggalkan kelas, ada ledakan tawa dari siswa-siswi kelas empat dan suara meja yang dipukul terus menerus.

Wajah Liang Hua berubah menjadi pucat pasi, tapi dia tidak berani kembali ke kelas itu. Dia hanya bisa menelan rasa malu yang dia terima di kelas empat.

Di dalam kelas, Qin Sheng dikelilingi oleh teman-teman sekelasnya. Mereka semua sangat mengagumi Qin Sheng.

Liang Hua selalu bertingkah sangat sombong saat dia mengajar di kelas empat. Dia selalu memandang rendah siswa-siswi miskin, dan selalu mengejek mereka selama di kelas.

Sudah lama sekali mereka tidak menyukainya.

Nilai mereka memang buruk, tetapi mereka juga memiliki harga diri. Mereka bukannya mereka tidak ingin belajar, mereka hanya memiliki pengetahuan dasar yang buruk. Sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah.