Mina berlari sambil memanggil Orion dengan pelan, karena jika Mina memanggil Orion dengan berteriak, nanti yang ada malah bisa membangunkan orang-orang di Kerajaan ini yang sudah tertidur pulas.
Beberapa kali Mina memanggil Orion, namun laki-laki yang Mina panggil itu terus saja berjalan. Itu karena Mina yang memanggil Orion sangat pelan, hingga Orion tidak mendengar panggilan dari Mina.
Mina berhenti berlari dan memanggil Orion. "Orion!" panggil Mina dengan meninggikan suaranya sedikit.
Barulah Orion menghentikan langkah kakinya dan berbalik menghadap kearah Mina. Orion melihat Mina yang sedang melotot tajam, setelah melihat Orion yang sudah berhenti berjalan, Mina pergi berjalan menghampiri Orion dengan kedua tangannya yang berada di pinggang seperti orang marah, sementara Orion hanya menampilkan ekspresi wajah bingung nya saja.
"Ada apa?" tanya Orion ketika Mina sudah berada dekat di hadapannya saat ini.
"Kamu tuli ya?" Orion menaikkan sebelah alisnya karena merasa bingung dengan Mina yang entah kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu.
"Tuli?? aku tidak tuli kok," jawab Orion dengan wajah polosnya yang semakin membuat Mina geram.
"Aku dari tadi manggil kamu tapi kamu tidak mau berhenti, jadi aku lari dari kamar sampai sini. capek tau!" jelas Mina.
"Suruh siapa lari," kata Orion masa bodo.
"Itu karena kamu tidak mau berhenti saat aku panggil!" kesal Mina.
"Aku tidak dengar kalo kamu panggil," kata Orion sekali lagi yang membuat Mina kesal.
"Karena takut terdengar sama yang lain, jadi aku panggil kamu pelan," jelas Mina yang berusaha menahan emosinya.
"Itu salah kamu," kata Orion dengan santainya dan langsung berbalik membelakangi Minal lalu kembali berjalan.
Mina rasanya ingin sekali berkata kasar kepada Orion dan juga Mina ingin sekali mencakar cakari wajahnya. Namun Mina tahan karena tidak ada gunanya ia ribut dengan manusia dingin seperti Orion.
"Tunggu dulu sebentar!" perintah Mina yang tidak dihiraukan oleh Orion. Karena Orion tidak mau menuruti perkataan Mina, jadilah sekarang Mina berjalan beriringan sambil bertanya kepada Orion tentang apa yang ingin Mina tanyakan.
"Coba ceritain gimana kamu bisa ada disini terus menjabat sebagai pangeran?" Mina berharap jika Orion mau menceritakan nya.
"Sudah aku bilang kalo aku memang sedari dulu disini," jawab Orion.
"Iya tapi kenapa kamu bisa ada di dunia aku waktu itu kalo kamu memang sedari dulu sudah ada disini??" Mina benar-benar sangat penasaran sekali.
"Karena aku harus memastikan seseorang, apakah dia kesini dengan selamat atau tidak," jawab Orion yang membuat Mina menghentikan langkah kakinya.
"Apa yang kamu maksud dari kata seseorang itu adalah aku??" mendengar itu Orion pun juga ikut berhenti melangkahkan kakinya.
"Berati kamu tau alasan kenapa aku bisa ada disini dan kamu berati juga tau tentang kalung ini kan?" Mina berjalan menghampiri Orion dan menunjukkan kalung ber liontin batu safir itu kehadapan Orion, yang artinya Mina berdiri tepat di hadapan Orion.
"Aku belum bisa kasih tau apapun tentang alasan kamu disini dan tentang kalung itu," kata Orion yang melenggang pergi begitu saja.
"Kenapa? kenapa kamu belum bisa kasih tau ke aku semua alasan itu?" bagaimanapun juga Mina harus mendapatkan jawaban yang selama ini ingin dia dengar.
Orion terus saja berjalan tanpa menjawab pertanyaan Mina, tetapi Mina terus mengikuti Orion dengan berjalan sejajar, agar laki-laki dingin itu mau menceritakan hal itu.
"Kasih tau aku alasannya, Orion!" Mina tidak lagu berjalan beriringan dengan Orion, tetapi Mina langsung berdiri dihadapan Orion yang membuat Orion menggantikan langkah kakinya.
Orion memandang wajah Mina dengan wajah datarnya itu, dari mata Mina sudah dapat dijelaskan jika Mina sangat amat ingin mengetahui semuanya. Lagi jika Mina pikir-pikir apa alasan yang sehingga ia tidak boleh mengetahui tentang keberadaan nya disini? ini kan hidupnya, jadi Mina perlu tau tentang alasan mengapa ia terdampar di zaman yang membuatnya susah.
Orion melangkahkan kakinya satu langkah kehadapan Mina dan itu membuat Mina bingung, tetapi Mina sangat berharap jika kali ini Orion mau mengatakan segalanya tentang apa yang alasan mengapa ia bisa ada disini.
Tanpa Mina duga sedikitpun, tiba-tiba saja Orion membungkuk kan badannya lalu menempelkan bibirnya ke bibir Mina sambil memejamkan kedua bola matanya. Ciuman itu hanya ciuman bisa, tidak ada lumatan sedikitpun dari Orion ataupun Mina.
Mina membulatkan kedua bola matanya karena terkejut dan tubuhnya juga mendadak kaku seperti patung, karena Mina tidak bisa menggerakkan tubuhnya seperti tangan untuk mendorong Orion. Hanya jantung Mina saja yang masih berdetak.
Saat bibirnya sudah mendarat di bibir Mina, Orion mengeluarkan secarik kertas yang sudah Orion siapkan sejak awal sebelum ia bertemu dengan Mina, dan memberikan secarik kertas itu ke tangan Mina. Mina dapat merasakan jika Orion memberikannya kertas.
Orion mengakhiri ciuman itu dan kembali berdiri seperti biasa dihadapan Mina. Mina tidak melayangkan omelan kepada Orion, karena ia masih tidak menyangka jika first kiss nya itu bersama dengan Orion, sih pangeran dingin di Kerajaan ini.
"Kamu akan tau setelah membaca surat itu," setelah mengatakan hal itu, Orion pergi meninggalkan Mina begitu saja.
Setelah Orion sudah tidak ada lagi di hadapannya, Mina membalikkan tubuhnya untuk melihat Orion yang sudah berjalan menjauh.
Mina menyentuh bibirnya dengan tangannya, lalu ia memegang dadanya untuk merasakan degup jantungnya yang sudah tidak beraturan sejak itu.
"Kenapa aku tidak bisa marah, tetapi kenapa aku sedih?" yaa sebenarnya saat Orion mendaratkan bibirnya ke bibir Mina, Mina bukan hanya merasakan gugup akan terkejutan nya, tetapi ia juga merasakan sedih yang entah itu sedih karena hal apa.
Mina meneteskan air mata di kedua bola matanya, dan Mina sadar akan hal itu, jadi ia langsung menghapus air mata yang membasahi pipinya itu lalu pergi berlari menuju ke kamarnya.
Ketika Mina berlari justru ia malah semakin merasakan sedih dan air mata yang keluar dari matanya malah semakin banyak. Mina bahkan sekarang sudah menangis sesegukkan tetapi Mina langsung membekap mulutnya dengan kedua telapak tangannya sendiri agar tidak ada yang mendengar tangisannya ini.
Setiba di dalam kamar, Mina langsung mengunci pintu kamarnya dan tiduran di kasur dengan posisi tengkurap. "Kenapa aku jadi sedih gini sih??" ucap Mina disela tangisannya.
"Harusnya aku marah atau bahagia... tapi ini hiks kenapa sedih banget huwaaaa!" sepanjang malam itu Mina hanya sibuk menangis sambil memikirkan apa alasan dirinya bisa menangis sesedih ini hingga sampai tertidur karena lelah menangis.
Dan juga Mina sampai lupa untuk membaca surat yang Orion berikan kepadanya tadi, jadi sekarang Mina tertidur sambil menggenggam surat itu.