Chereads / Countdown : Masa Lalu / Chapter 27 - Kalung Pilihan

Chapter 27 - Kalung Pilihan

Airin masuk ke dalam kamar Mina karena sebentar lagi sudah mulai waktu jam makan pagi, tapi sejak tadi Airin belum melihat Mina di aula tempat makan para peserta bersama sang Raja, Ratu dan kedua pangeran.

Ketika Airin sudah berada di dalam kamar Mina, Airin sudah dapat menduga jika pemandangan pertama yang ia lihat adalah fakta bahwa Mina masih tertidur di kasurnya.

Airin harus segera membangunkan Mina sebelum sarapan dimulai, karena Mina sering sekali terlambat untuk makan siang dan bagi yang terlambat maka hukumannya adalah tidak boleh makan sampai jam makan siang. Sebagai sahabat yang baik, Airin tidak ingin jika Mina melewatkan sarapan nya.

Airin berjalan mendekati kasur Mina. "Humeera, bangun!" Airin menepuk-nepuk punggung Mina yang tidurnya memunggungi nya, namun Mina masih tertidur dengan pulsanya.

"Mina, ayok bangun! kamu mau tidak sarapan huh?" seketika Mina bergerak dan mengubah posisi nya menjadi duduk di atas kasur sambil mengucak-ngucak matanya.

"Kamu abis nangis??" tanya Airin sambil menghentikan tangan Mina yang ingin mengucak-ngucak matanya.

"Eumm? nangis?" seketika Mina kembali teringat akan kejadian semalam, antara dirinya dan juga Orion.

"Emang kelihatan banget ya kalo aku abis nangis?" tanya Mina kepada Airin.

Airin menganggukkan kepalanya. "Mata kamu sembab," jawab Airin.

"Padahal aku nangisnya udah dari semalam," kata Mina yang pandangannya sekarang beralih ke kertas yang berada di genggaman tangannya.

"Aku nangis sampai lupa buat baca surat ini," batin Mina ketika ia baru sadar dengan kertas pemberian dari Orion.

"Memangnya kenapa kamu nangis?" tanya Airin penasaran.

Mina menghembuskan napasnya, lalu menatap kedua bola mata Airin. "Nanti aku ceritakan setelah selesai sarapan," pada akhirnya Mina memutuskan untuk menceritakan semua tentang dirinya ini. Mina yakin jika Airin itu adalah orang baik dan Mina percaya kepada Airin bahwa ia tidak akan membocorkan semua yang ia alami ke orang lain.

"Yaudah sekarang kamu siap-siap sana, aku tunggu di aula ya?" Mina menganggukkan kepalanya dan setelah itu Airin pergi keluar dari dalam kamar Mina menuju ke aula tempat dimana sarapan dilaksanakan.

Sebelum Mina beranjak dari kasurnya untuk bersiap-siap, Mina membuka surat pemberian dari Orion dan mulai membaca isi surat itu dengan seksama.

Tetapi setelah Mina melihat isi dan kertas itu, sepertinya ini bukan surat yang ditulis langsung oleh Orion, tetapi ini adalah sobekan dari isi buku.

Mina tidak mengerti mengapa Orion menyobek satu lembaran isi buku dan diberikan kepada dirinya. Namun setelah Mina membaca tulisan yang ada di kertas itupun Mina jadi sedikit mengerti dan juga jadi tambah membingungkan.

Di kertas itu terdapat gambar sebuah kalung, dan kalung itu sama persis dengan kalung yang Mina punya. Mina mengambil kalung ber liontin batu safir yang semalam ia letakkan di dalam laci samping kasurnya itu.

Mina mencocokkan sketsa yang berada di kertas itu dengan kalung yang ia punya, hasilnya pun memang seratus persen sama.

Mina tidak bisa membaca tulisan tersebut, tetapi Mina untungnya bisa tau apa arti dari tulisan tersebut, karena di atas tulisan yang tidak bisa Mina baca terdapat tulisan kecil dan itu sepertinya Orion tulis sendiri agar Mina dapat memahami apa yang dimaksud dari tulisan tersebut, hal ini seperti translate.

"Kalung Pilihan adalah kalung yang akan memilih seseorang untuk melanjutkan kehidupannya." Mina membaca tulisan yang sudah Orion artikan dengan perlahan. Mina memahami setiap kata yang ia baca.

"Berati aku orang yang dipilih sama kalung pilihan ini?" pikir Mina sambil mengangkat kalung ber liontin batu safir yang berada di genggamannya ke depan wajahnya.

Mina bisa menduga hal itu karena ia teringat akan kejadian dirinya dimana ia hampir kehilangannya nyawanya saat keluar dari dalam parkiran kampus.

Tetapi Mina kembali harus berpikir ketika ia mengingat perkataan nenek tua pemilik toko barang antik yang menjual kalung ini.

Kata nenek tua itu saat Mina menggenggam kalung yang ber liontin batu safir itu, atau sekarang kalung itu bisa kita panggil sesuai namanya, yaitu kalung pilihan.

"Kalung itu sepertinya memang memilih kamu nak," perkataan nenek tua saat itu.

"Aku mengalami kecelakaan itu setelah beberapa hari aku mendapatkan kalung ini," ujar Mina yang pandangannya masih setia pada liontin di kalung pilihan itu.

"Dipilih sama kalung ini yang artinya aku bisa melanjutkan kehidupan aku, dan memang benar aku bisa selamat dari kecelakaan itu. tapi kenapa bisa aku terdampar di zaman Kerajaan kaya gini??" Mina mencoba memahami semua kejadian yang ia alami.

"Harusnya kan aku bisa kembali kuliah, karena siapapun yang dipilih sama kalung ini pasti akan bisa melanjutkan kehidupannya," sambung Mina.

"Tidak, ini ada yang tidak bener." Mina menurunkan kalungnya keatas pahanya bersamaan dengan surat atau bisa dibilang itu adalah sobekan isi buku.

"Aku harus tanya ke Orion nanti setelah selesai sarapan, supaya aku bisa tau semuanya dengan jelas," kata Mina yang setelah itu ia bersiap-siap untuk pergi ke aula tempat semua para peserta berkumpul untuk sarapan.

Sebelum keluar dari dalam kamarnya menuju ke aula, Mina menyembunyikan sobekan isi buku pemberian dari Orion di bawah bantal dan Mina kembali memakai kalung pilihan itu di lehernya, tak lupa ia sembunyikan di dalam bajunya.

* * * *

Setiba di aula, Mina mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Airin. Tak butuh waktu lama untuk mencari keberadaan Airin, karena Airin duduk di kursi yang jaraknya agak dekat dengan Mina, jadi Mina bisa langsung menemukan Airin.

"Untung belum terlambat," kata Airin ketika Mina sudah ada di sampingnya.

Mina menarik kursi dan duduk di sebelah kanan Airin. pas sekali, karena saat Mina baru saja menempelkan bokongnya di kursi, Raja, Ratu dan kedua pangeran baru saja tiba.

Setelah empat orang penting itu sudah duduk di kursinya masing-masing, barulah sarapan dimulai dengan damai dan tentram.

Semua orang yang ada di aula itu sangat menikmati sarapan mereka masing-masing, begitupun dengan Mina dan Airin.

Sesekali Mina mencuri pandang ke Raja, Ratu, Orion ataupun Jester. Tetapi Mina ketahuan oleh Orion ketika Mina memperhatikan Orion yang sedang makan. Karena ketahuan, Mina langsung membuang muka dan kembali melanjutkan acara makannya dengan perasaan gugup.

Kadang di saat-saat seperti ini Mina suka berpikir bahwa ia sedang bermimpi. Ini rasanya seperti perasaan yang tidak pernah Mina bayangkan, bahkan seumur hidupnya ia tidak pernah menduga jika jalan hidupnya seperti ini.

Mina juga suka berpikir apakah dirinya ini manusia beruntung atau manusia yang paling tidak beruntung karena kembali ia justru kembali ke masala lalu yang mana bukan masa lalu kehidupannya ketika masih kecil atau ke masa lalu yang dirinya bisa memperbaiki kesalahan yang pernah ia buat dan ia sesali.

Tetapi ia malah kembali ke masa lalu yang mana pemerintahannya masih menggunakan sistem Kerajaan.