Chereads / Countdown : Masa Lalu / Chapter 25 - Memakai Kalung

Chapter 25 - Memakai Kalung

Setelah kejadian yang dialami oleh Airin kemarin, sekarang gadis itu sudah mulai melakukan aktivasi nya seperti biasa. Itu semua karena Mina yang selalu menghibur Airin dan membuat Airin melupakan hal buruk itu.

Memang lumayan susah waktu Mina mencoba menghibur Airin, karena beberapa kali Airin hanya berdiam diri saja. Jadi setiap Mina mengatakan atau melakukan hal yang konyol, Airin hanya tersenyum tipis dan ketika Mina bertanya dan memaksa Airin untuk menjawab seperti meminta pendapat, Airin hanya mengucapkan beberapa kata dari mulutnya itu.

Namun hal itu tidak membuat Mina pantang menyerah, ia terus menerus mencoba untuk membangkitkan semangat dan keceriaan yang Airin punya. Melihat Airin terus-terusan merasa murung, itu membuat Mina jadi merasa sedih.

Terakhir kali Airin berbicara panjang saat Airin baru saja balik dari rumahnya dan itupun karena Mina yang memaksa Airin untuk menceritakan banyak hal yang telah Airin lewati.

Mengingat hal itu, kadang Mina juga jadi merasa bersalah. Bersalah karena ia berbicara seperti orang benar, orang yang tidak pernah menyembunyikan apapun ke siapapun.

Waktu itu Mina menyuruh Airin untuk mengingatkan apa yang waktu itu pernah Airin katakan.

#Flashback

"Airin." Mina menggenggam kedua tangan Airin.

"Kamu ingat kan apa yang pernah kamu katakan di kamar aku, waktu pertama kali kita bertemu?" tanya Mina kepada Airin.

"Kita mulai sekarang dan seterusnya akan menjadi sahabat, tidak boleh ada yang disembunyikan. harus berbagi cerita maupun senang atau duka." Airin mengulangi kalimat yang waktu itu pernah ia ucapkan.

#Flashback Off

Dan dari situlah Mina berpikir apakah ia lebih baik juga menceritakan apa yang ia alami dan mengatakan bahwa ia bukanlah Humeera yang Airin atau orang lain kenal. Karena dirinya ini adalah Mina, bukan Humeera.

Namun Mina ragu untuk mengatakannya, tidak, ini lebih ketakut. Mina takut untuk menceritakan semua kebenaran tentang dirinya ini.

Takut nanti jika ia diusir dari Kerajaan ini, karena nanti pasti ia tidak punya tempat tinggal. Mina tidak kenal dengan semua orang yang ada di luar Kerajaan, lagi belum tentu juga ia bisa kembali ke dunia di zamannya sendiri.

"Kamu lagi mikirin apa?" Airin menepuk pundak kanan Mina dan itu membuat Mina tersadar dari lamunannya.

"Aku kayanya harus pergi ke kamar dulu sebentar," setelah mengatakan hal itu, Mina pergi dan meninggalkan Airin sendirian di ruang pengobatan.

Karena Airin sudah tereliminasi dalam audisi pencarian calon ratu, sekarang Airin ditugaskan untuk membantu para pelayanan dan beberapa tabib untuk membantu pengobatan.

Mina sering membantu Airin yang sedang mengobati para prajurit, pelayan dan juga anggota keluarga kerajaan yang sedang sakit.

Semua peserta tau jika Airin benar-benar sudah tereliminasi dalam audisi ini, dan juga Ayahnya Airin pun sudah tau, tetapi Ratu melarang Airin untuk pergi dan tinggal di rumahnya bersama Ayahnya.

Ayahnya Airin pun tidak bisa mencegah Airin, karena sang Ratu langsung mendatangi kediaman Airin dan langsung mengatakannya kepada Ayahnya Airin. Jadi mau tidak mau, Ayahnya mengizinkan Airin.

Mina pergi meninggalkan Airin, itu karena ia ingin bertemu dengan Orion. Mina ingin berbicara dengan Orion, berbicara tentang bagaimana bisa ia berada di sini.

Mina sudah lelah mencari petunjuk di perpustakaan, petunjuk tentang bagaimana ia bisa berada di sini. Walau Mina tau kalau Orion belum tentu mau menceritakannya kepada Mina, tetapi bagaimanapun juga, Mina akan terus mencoba memaksa Orion sampai laki-laki itu mau menceritakannya kepada Mina.

Selama berjalan di sepanjang koridor, Mina celingak-celinguk untuk mencari keberadaan Orion, namun ia tidak menemukan keberadaan Orion. Sampai pada akhirnya Mina bertanya kepada salah satu pelayan yang kebetulan lewat di hadapan Mina.

"Apa kamu tau dimana Orion? ah maksud aku pangeran Orion," tanya Mina kepada pelayan yang ia temui.

"Pangeran Orion sedang pergi berkunjung ke desa-desa," jawab pelayan itu dengan sopan.

"Pergi ya? yasudah deh kamu boleh kembali bekerja," setelah itu, pelayan nya pergi meninggalkan Mina.

* * * *

Sudah larut malam sekali dan Orion baru saja pulang kembali ke Kerajaan. Orion tidak langsung pergi ke kamarnya, tetapi ia pergi ke salah satu ruangan yang didalam ruangan tersebut sudah terdapat Jester yang sedang duduk sambil ditemani dengan secangkir teh.

Setelah membuka pintu ruangan ini, Orion menyandarkan pedangnya di dinding dan duduk di kursi yang jaraknya lima langkah dari tempat Jester duduk. Orion duduk dengan menaikan kedua kakinya ke atas meja.

Sekarang mereka berdua sedang berada di ruangan rapat untuk para tamu penting seperti Raja dari Kerajaan lain dan lain sebagainya.

Saat Orion membuka pintu ruangannya, Jester terus memandang Orion hingga sampai Orion duduk. Namun setelah Orion duduk, Jester menyadari satu hal.

Jester menyadari jika Orion mengenakan kalung di lehernya. Dari yang Jester tau, bahwa Orion itu tidak suka mengenakan aksesoris sejak dulu dan baru sekarang Jester melihat adiknya ini mengenakan aksesoris di lehernya.

"Tumben sekali kamu mengenakan aksesoris," kata Jester tanpa melihat ke Orion. Karena Jester menatap teh yang berada di cangkir yang ia pegang, lalu setelah mengatakan hal itu ia langsung menyeruput tehnya.

Orion melihat Jester yang sedang Minum teh, dan ia tidak menanggapi sama sekali ucapan Jester, karena bingung.

Jester yang selama tau bahwa Orion masih tidak mengerti, ia langsung menjelaskan apa yang ia maksud setelah ia selesai menyeruput teh hangat nya.

"Sejak kapan kamu pakai kalung?" kali ini Jester bertanya dengan memandang kearah Orion.

Orion spontan melihat ke lehernya dan ia melihat baru putih yang menggantung di dadanya dan saat itu juga Orion sadar, lalu langsung memasukkan kembali kalungnya me dalam pakaiannya agar tidak terlihat.

"Sudah lama," jawab Orion yang langsung berdiri dari duduknya dan pergi dari ruang rapat ini, tak lupa sebelum pergi Orion mengambil pedangnya.

Setelah Mina memberikan kalung itu kepada Orion, awalnya memang Orion tidak ingin mengenakan kalung pemberian Mina, namun setelah dipikir-pikir Orion lebih memilih untuk mengenakan saja kalung pemberian dari Mina dan menyembunyikannya di balik pakaian yang ia kenakan.

Tetapi tanpa Orion sadari... kalung itu keluar dari balik pakaiannya dan jadilah Jester mengetahui jika ia memakai kalung.

Melihat kepergian adiknya, Jester jadi merasa curiga dan yakin bahwa ada yang Orion sembunyikan dari dirinya.

* * * *

Mina masih belum tidur, ia masih menatap kaling ber liontin baru safir yang ia punya itu dengan berdiri di depan jendela yang sudah ia buka lebar-lebar, hingga membuat angin malam masuk ke dalam kamarnya dan memenuhi kamarnya.

"Kenapa kalung ini udah tidak mau bercahaya lagi sih?" Mina memutuskan pandangannya kepada liontin di kalungnya itu dan memandang ke depan.

Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepada Mina, karena ketika Mina mengalihkan pandangannya ke depan, ia melihat Orion yang sedang berjalan menuju dapur.

Tanpa pikir lama, Mina langsung menutup jendela kamarnya dan pergi menemui Orion.