Sebelum Alana mengambil hidangan sushi favoritnya. Diam-diam Alana melirik Bisma penasaran apakah Bisma benar-benar tahu apa hidangan favoritnya? Walaupun dia telah menjalani hubungan dengan Dito selama 8 tahun tapi dia tidak tahu makanan apa yang disukai oleh Alana berbeda dengan Bisma yang mengetahui banyak tentang Alana. Dalam urusan makanan, Dito tidak memenuhi syarat sebagai pacar yang sempurna. Padahal sebenarnya Alana tidak ingin membandingkan keduanya. Menyadari itu membuat Alana sedikit kecewa dan mulai mengalihkan pikirannya.
Bisma menuangkan secangkir minuman untuk Alana dan berkata
"Cobalah ini, minuman ini adalah hasil dari seduhan bunga sakura." ucap Bisma
Alana mencoba mengambil gelas itu dan melihat isi yang ada di dalam gelas kecil itu. Minuman itu berwarna merah muda yang menyegarkan mata dan ketika dihirup tercium aroma yang sangat wangi. Kemudian Alana mulai meminumnya, rasanya manis dan lezat.
"Apakah ini dijual disini?" tanya Alana
"Tidak, ini disajikan hanya untukmu" jawab Bisma sambil menuangkan minuman bunga sakura itu lagi ke dalam gelas Alana
Mendengar itu membuat Alana tersipu malu dan tidak percaya
"Hei bagaimana bisa ada aturan seperti itu. Minuman yang hanya disajikan untukku. Bisma kau jangan bercanda berlebihan"ucap Alana
"Tapi memang seperti itu" sambil meletakkan teko berisi seduhan bunga sakura di atas meja
"Bunga ini telah diawetkan selama bertahun-tahun. Aku tidak tahu apakah kamu menyukainya atau tidak jadi aku hanya membuatnya sedikit" sambung Bisma
Mendengar penjelasan Bisma membuat Alana hanya bisa tercengang dalam diam
"Bisma, kamu adalah seorang prajurit bukan, jadi kamu harus mengatakan yang sejujurnya kepadaku"
"Iya aku sudah melakukannya" jawab Bisma
"Kita baru menikah sebulan yang lalu, belum bertahun-tahun" ucap Alana dengan nada yang masih tidak percaya
"Mungkin kamu tidak ingat tentang masa lalu. Percaya atau tidak. Minuman ini memang hanya dibuat untukmu" ucap Bisma sambil memandang Alana dengan tersenyum
Masa lalu? mengapa dia tidak bisa mengingatnya? Walaupun Alana mencoba berusaha keras untuk mengingat seperti apa yang dikatakan Bisma, namunn Alana tidak bisa mengingat apapun. Dia tidak cukup yakin bahwa di masa lalu Bisma dan Alana pernah bertemu. Namun, mengapa Bisma begitu yakin bahwa orang itu Alana.
"Apakah kamu siap untuk wawancara?" tanya Bisma sambil mengambil sepotong salmon mentah kemudia meletakkan ke dalam piring Alana
"Buku catatanku masih ada di asrama, jadi aku harus kembali kesana untuk mengambilnya" jawab Alana sambil melihat arlojinya. Masih tersisa 3 jam lagi jadi Alana tidak perlu terburu-buru.
Alana sudah mempersiapkan berkas wawancaranya dari kemarin, jadi ketika dia mendapatkan buku catatannya dia bisa langsung mulai mengerjakannya.
"Aku akan meminta seseorang untuk membawanya kesini" ucap Bisma secara tiba-tiba dan dengan gerakan cepat dia langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang
"Tolong bawakan buku catatan Alana yang ada di asrama kesini" perintah Bisma kepada seseorang yang berada di sambungan telepon lainnya
"Baik, komandan" ucap orang itu dengan patuh
Setelah itu Bisma langsung menutup panggilan teleponnya
"Apakah itu Varo?" tanya Alana
"Iya" jawab Bisma dengan singkat
"Apakah dia sudah makan siang? jika belum tolong katakan padanya untuk bergabung makan siang dengan kita" ucap Alana.
Terlihat di atas meja masih banyak makanan yang belum habis dan jika mereka ingin menghabiskan itu semua maka itu akan membutuhkan sampai besok pagi.
"Apakah kamu keberatan?" tanya Alana kepada Bisma. Untuk sesaat dia melupakan untuk meminta pendapat Bisma untuk itu
"Tentu saja aku tidak keberatan. Kita harus makan ini bersama-sama agar kamu senang" jawab Bisma dengan ramah
Kemudian terdengar suara ketukan dari arah luar dan terdengar suara Varo
"Komandan, saya sudah membawakan buku catatan milik nona Alana" ucap Varo
" Baiklah, masuklah Varo" ucap Alana
Varo masuk ke dalam ruangan itu dan kemudian berlalu pergi, namun sebelum Varo meninggalkan ruangan Bisma memanggil Varo
"Varo, masuklah kesini dan mari kita makan siang bersama" ucap Bisma
Mendengar itu membuat Varo terkejut dan meminta komandannya untuk mengulang kata-katanya lagi
"Komandan, bisakah anda mengatakannya sekali lagi, karea saya kurang yakin dengan pendengaran saya" pinta Varo kepada atasannya itu.
"Komandanmu menyuruhmu untuk masuk kesini dan makan siang bersama, Varo kemarilah banyak makanan lezat disini" ucap Alana sambil memberikan isyarat kepada Varo agar bergabung dengan mereka.
Varo melirik ke arah Bisma untuk melihat apakah dia harus masuk dan bergabung dengan mereka, namun melihat Bisma yang hanya diam membuat Varo senang.
"Kalau begitu terima kasih komandan dan nona Alana." ucap Varo sambil duduk. Melihat banyak berbagai makanan mewah di atasnya membuat Varo bingung harus makan mulai dari mana.
Varo adalah anak miskin yang berasal dari sebuah desa. Walaupun dia sering ke pusat kota dan bekerja di pusat kota dia tidak pernah memakan makanan seperti yang ada di hadapannya ini dan bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk memakannya.
"Varo, apakah kamu tidak suka dengan makanan Jepang?" tanya Alana kepada Varo karena melihat Varo terlihat ragu-ragu untuk mengambil makanan di atas meja itu.
Sambil tersenyum malu-malu Varo menjawab
"Maaf Nona, bukannya saya tidak suka tapi saya tidka tahu bagaimana cara untuk memakannya" jawab Varo
"Di atas banyak hidangan seafood, ada yang mentah dan ada yang sudah dimasak. Cukup celupkan ke kecap atau wasabi di atasnya sebelum kamu memakannya. Makanlah apa yang kamu inginkan tidak perlu sungkan" jawab Bisma.
Mendengar Bisma yang menjelaskan tata cara makan kepadanya membuat Varo tercengang. Varo masih belum percaya dengan apa yang dilihat dan didenganrnya sekarang. Komandannya yang selama ini diam dan hanya bicara seperlunya kepadanya, mulai berbicara kepadanya dan bahkan menjelaskan hak itu kepadanya.
"Baiklah komandan saya mengerti, terima kasih atas penjelasannya" ucap Vari sambil menunduk hormat kepada Bisma dan mulai menyantap makanannya.
Dengan bergabungnya Varo dengan mereka, seluruh hidangan yang ada di meja hanya tersisa beberapa hidangan saja. Mereka memutuskan untuk meredakan perut mereka yang terlalu kenyang terlebih dahulu sebelum beranjak pergi. Terlihat masih ada beberapa makanan yang tersisa, sehingga Alana memutuskan untuk membawanya pulang. Jika dia bisa menyimpannya dengan baik maka itu akan bisa dimakan untuk makan malam.
"Apakah kamu akan langsung kembali ke Bandung besok?" tanya Bisma
Alana mengangguk dan berkata
"Iya, aku tidak bisa menundanya" jawab Alana
"Kalau begitu segeralah pergi ke rumah jenderal Halim untuk melakukan wawancara" ucap Bisma
"Aku sudah membuat janji pukul 3 sore" ucap Alana sambil melihat jam tangannya " Apakah itu tidak akan mengganggunya jika aku pergi sekarang?" lanjut Alana
"Pagi tadi, jenderal Halim menghubungiku dan beliau mengatakan bahwa dia sedang tidak sibuk hari ini dan kau bisa datang kapanpun kamu mau. Jadi lebih baik kamu pergi lebih awal daripada kamu harus menunggu sampai nanti" jawab Bisma
Apa? jenderal Halim memintanya datang kapanpun dia mau? ini sungguh sebuah keajaiban. batin Alana
"Bisma apakah kamu akan mengantarku nanti?" tanya Alana
"Tentu saja aku akan mengantarmu" jawab Bisma
Alana berpikir sebentar dan berkata
"Apakah kamu hari ini juga tidak sibuk?"tanya Alana
"Hari ini aku harus melakukan perjalanan bisnis ke pusat kota. Aku harus menemui pemimpin kota, aku merasa tidak nyaman jika harus mengambil libur untu hari ini" jelas Bisma
"Baiklah kalau begitu, kita harus segera pergi" ucap Alana dengan perasaan kecewa dihatinya.
"Tunggu, ada satu hal lagi yang perlu kita lakukan" ucap Bisma dengan tiba-tiba.
"Ada apa?" tanya Alana
"Apakah ada makanan cukup di rumah kita?" tanya Bisma
"Tentu saja, masih cukup banyak" jawab Alana meskipun pada kenyataannya persediaan makanan disana hampir habis dan dia sebenarnya dia berencana untuk membelinya setibanya di Bandung nanti.
"Kalau begitu ayo kita pergi" ucap Bisma
Mereka akhirnya naik ke dalam mobil. Kemudian Alana menyadari bahawa tujuan mereka bukanlah ke rumah jenderal Halim tapi ke sebuah supermarket besar. yang ada di Surabaya. Setelah sampai di supermarket, Bisma langsung mengambil sebuah troli besar. Ketika Vrao ingin mengambil alih troli tersebut, Bisma memelototinya. Sehingga Varo mengurungkan niatnya. Setelah berbicara selama beberap menit, kemudian Varo meninggalkan Bisma dan Alana hanya berdua dan kembali ke mobil
Penampilan Bisma yang mencolok membuat dia menjadi sorotan beberapa orang disana. Bisma mengenakan seragam militernya yang membuatnya terlihat gagah dan perkasa ditambah dengan wajah tampannya membuat dia menjadi sorotan kemanapun dia pergi. Bahkan beberapa wanita mulai dari golongan ibu-ibu dan para gadis mengeluarkan ponsel mereka untuk memotret Bisma, setelah berhasil memotrer mereka hanya bisa tersenyum malu melihat Bisma.
Seketika Alana menyadari bahwa Bisma merupakan sebuah bencana, bencana yang snagat mengerikan. Selama Bisma disana, Alana hanya diam membisu.
"Apakah kamu tidak suka keramaian?" tanya Bisma dengan nada yang lembut di dekat telinga Alana.
Mendengar suara Bisma dengan nadanya yang rendah di dekat telinganya membuat Alana kaget dan menahan untuk tidak berteriak.
"Bukannya penampilanmu terlalu mencolok?" ucap Alana
Mendengar jawaban Bisma membuatnya berpikir sejenak dan berkata
"Baiklah aku akan memperhatikan penampilanku lain kali" ucap Bisma
Bisma menatap dengan wajah yang ramah. Alana mengakui bahwa Bisma memiliki wajah yang tampan. Jadi dia tidak harus memperdulikan pakaian apa yang dikenakannya. Bahkan jika Bisma memakai baju lusuh sekalipun, ketampanannya tetap bisa disembunyikan.