Alana terlahir dengan memiliki kadar gula darah yang rendah sehingga dia harus menyediakan camilan di rumahnya. Namun kali ini dia sedang ingin makan cokelat. Jadi daftar cemilannya pada list paling atas adalah dia harus membeli cokelat.
Bisma mendorong troli tanpa hentinya memasukkan barang yang dilewatinya, mulai dari susu, keju, camilan, dan segala jenis buah-buahan masuk ke dalam troli keranjang itu. Melihat banyak tumpukan di troli itu membuat Alana tercengang. Ya tuhan camilan yang diambil oleh Bisma merupakan camilan yang memiliki harga yang mahal.
Alana melirik nama supermarket itu dan menyadari sesuatu, Ya tuhan ini merupakan supermarket besar yang rata-rata barangnya adalah barang impor dan tentu harganya juga tergolong mahal. Alana buru-buru menghentikan Bisma sebelum isi dalam troli itu semakin menumpuk
"Ada apa?" tanya Bisma
Sambil melirik ke sekelilingnya, Alan kemudian berbisik kepada Bisma
"Bisma, semua barang yang dijual disini sangat mahal, ayo kita pergi saja" ucap Alana
"Jangan khawatir, aku punya cukup uang untuk membayar tagihannya nanti" balas Bisma menenangkan Alana sambil mengambil setoples kacang mente di rak dan memasukkannya ke dalam troli.
Mendengar itu Alana hanya bisa diam pasrah. Walaupun Bisma memiliki cukup banyak uang untuk membeli ini, namun membeli barang sebanyak itu menurutnya ini terlalu berlebihan.
"Apakah kau ingin menjadikanku sarang gula?" tanya Alana
Bisma berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya
"Tidak, aku lah yang membuatmu penuh dengan gula" jawab Bisma
Alana tertawa mendengar jawaban lelucon dari Bisma
"Bukankah ini terlalu berlebihan, mengapa kau tidak menyuruhku membelinya disana?" tanya Alana
"Aku tidak berada di kota Bandung, jadi aku tidak bisa menjagamu untuk saat ini. Tapi aku akan memberitahu kepala angkatan darat untuk menjagamu." ucap Bisma
"Sebenarnya aku memang ingin mengajakmu untuk membeli cemilan tanpa memperdulikan harganya. Belilah cemilan apapun sesuka hatimu sehingga nanti disana kamu tidak akan kehabisan" lanjut Bisma
"Tunggu sebentar, apakah kamu juga berencana untuk memberiku uang tunai untuk membeli cemilan?" tanya Alana
Bisma hanya menjawab dengan anggukan
"Mengapa kamu tidak menggesek kartumu saja?" tanya Alana kemudian di teringat bahwa kartu ATM Bisma berada pada dirinya.
"Kartu ATM mu ada padaku, mengapa kamu harus membayarnya dengan uangmu yang lain?" tanya Alana lagi setengah tidak percaya dengan tindakan Bisma.
Meski keduanya telah menikah, namun mereka baru bertemu kurang lebih dalam sebulan. Alana sudah menganganggap Bisma bukan hanya sebagai seorang teman tapi lebih. Lebih dari sebulan yang lalu dia masih berpikir bahwa Dito adalah cinta satu-satunya. Menikah dengan Bisma adalah keputusana yang direncanakan hanya berjalan untuk sementara. Dalam sehari dia telah menjadi istri orang. Karena keadaan yang berubah dengan mendadak membuat Alana masih belum bisa beradaptasi dengan statusnya yang baru.
Ketika Alana menatap Bisma dia menyadari sesuatu bahwa keputusannya menikahi Bisma adalah keputusan yang sangat dangkal dan terburu-buru. Dia harus sadar bahwa hubungannya dengan Bisma adalah sepasang suami sitri.
Setelah berpikir untuk beberapa lama kemudian Alana berkata
"Baiklah, keuanganmu biarkan aku yang mengurusnya. Jika kamu membutuhkannya maka katakan saja padaku" ucap Alana kepada Bisma
Mata Bisma melembut setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Alana
"Oh, suami yang baik" pikir Alana. Kemudian Alana berpikir tentang sesuatu
"Aku mendengar bahwa banyak suami yang membuat sebuah kompor kecil di belakang istrinya. Aku penasaran apakah kamu juga melakkan itu di belakangku?" tanya Alana dengan nada nakal
Mendengar itu membuat Bisma terdiam tidak bisa mengatakan apapun. Melihat ekspresi Bisma yang tidak enak membuat Alana takut, apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? pikir Alana
Baru saja Bisma menyerahkan beberapa juta bisnis padanya. Buku besar yang dibawa Tuan Adit ditulis dalam omset bulan lalu, dan Bisma secara pribadi memberinya persentase, dan kemudian dia menemukan bahwa penghasilannya dari TIME Weekly dalam beberapa tahun terakhir tidak cukup untuk orang lain.
Segera setelah itu, Bisma segera mengirimkan keuntungan bulan sebelumnya ke rekeningnya, SMS yang dikirimkan kepadanya melalui ponsel mengingatkannya bahwa uangnya telah tiba. Jumlah 0 yang tertera berjumlah tujuh digit.
Alana sekarang adalah wanita kecil yang kaya raya. Jadi, apa lagi yang dia butuhkan. Bahkan dia juga mencurigai Bisma bermain dibelakangnya. Dari ekspresi Bismadia menyadari bahwa dia menanyakan sebuah pertanyaan yang snagat bodoh.
"Beri aku waktu sebulan" ucap Bisma
Mendengar itu membuat Alana tercengang dna berpikir apakah dia benar-benar melakukannya? apa maksudnya memberinya waktu sebulan? pikir Alana
"Tidak usah dipikirkan itu hanyalah sebuah lelucon, wow ada cokelat favoritku disana" ucap Bisma sambil mengalihkan pembicaraan dan berlari ke depan menghindari Bisma
Di belakangnya Bisma mendorong troli secara perlahan sambil merenungkan sesuatu. Butuh satu jam untuk mereka menyelesaikan pembayaran belanja mereka. Mobil militer mere penuh dengan barang belanjaan. Setelah mereka selesai merapikan barang, mereka langsung menuju ke rumah jenderal Halim.
Ketika sampai di rumah jenderal Halim, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Melihat Alana datang sang jenderal tersenyum senang dan langsung mengajaknya bermain kartu uno. Kepala pelayan Yoga tahu bahwa Alana sangat menyukai cemilan sehingga dia menyiapkan banyak cemilan untuk Alana.
Setelah beberapa kali bermain kartu uno, akhirnya Alana mulai bisa melakukan pekerjaannya. Bisma mengingatkan kepada Alan untuk tidak menanyakan soal hubungan asmara sang jenderal. Sehingga Alana mencoba untuk tidak mengungkit itu. Alana melakukan sesi wawancara dengan sang jenderal dengan penuh semangat dan bahagia. Bisma meninggalkan berdua setelah makan malam. Ketika Bisma kembali ke markas, waktu sudah menunjukkan jam 7 malam.
Alana ingat bagaimana ekepresi sang jenderal mengantarnya untuk pergi. Sambil tersenyum, Alana dapat melihat bahwa dimatanya ada sedikit rasa kesepian dan tidak rela untuk mengantar Alana untuk pulang. Mungkin orang tua itu merasa kesepian mengingat tidak ada kerabatnya yang menemaninya disana. pikir Alana.
Begitu Bisma turun dari mobil, dia diberitahu untuk mengadakan pertemuan, sepertinya masalahnya serius, Bisma juga menjelaskan bahwa dia tidak mungkin kembali ke asrama pada malam hari.
Alana menarik napas lega. Setiap malam hatinya sangat terganggu, apalagi malam ini dia akan menyusun naskah wawancaranya dan kembali besok untuk menyusunnya perlahan-lahan. Jadi malam ini dia juga berniat untuk bergadang. Namun yang mengejutkannya, pada pukul satu malam, Varo mengantarkan sebuah makan malam hangat, yang sepertinya diatur secara khusus oleh Bisma.Ngomong-ngomong, bagaimana Bisma tahu bahwa dia akan begadang?
Pada keesokan harinya di Bandara Internasional Juanda Surabaya terlihat Bisma sedang mengantar Alana untuk kembali ke Bandung.
"Jaga dirimu baik-baik disana. Aku akan berusaha untuk meluangkan waktu menyusulmu kesana" ucap Bisma sambil membawakan koper Alana dan mengantarnya ke ruang tunggu penumpang yang ada di bandara.
"Aku tahu kamu sangat sibuk, jadi mari kita bicarakan urusan bisnis ketika kamu punya waktu luang nantinya. jawab Alana
Alana dapat melihat kelelahan di wajah Bisma karena harus melakukan tugasnya
"Cepatlah masuk dan istirahatlah" ucap Alana
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Jika ada sesuatu ingatlah untuk menghubungiku" ucap Bisma sambil mendekatkan diri ke Alana
"Ingat, sekarang kamu punya seorang suami" sambung Bisma
Mendengar itu membuat wajah Alana memerah dan mengangguk dengan malu-malu. Setelah melihat Alana mulai memasuki pintu check in, wajah Bisma yang awalnya tersenyum berubah menjadi serius dan menekan sebuah nomor di ponselnya
"Ketua, saya Bisma. Setelah saya mempertimbangkannya saya akan menerima tugas markas"