Untuk beberapa saat Bisma memandang Alana dalam diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ada sedikit wajah kecewa tersirat di wajahnya. Tidak tahan dengan situasi yang ada, Alana mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dan mencoba bersuara
"Aku minta maaf" ucap Alana dengan tiba-tiba
"Mengapa kamu harus meminta maaf kepadaku?" tanya Bisma yang kaget dengan ucapan istrinya yang begitu tiba-tiba itu.
"Aku minta maaf karena kamu harus menemaniku untuk makan siang padahal kau memiliki jadwal yang sangat sibuk dan aku tidak menunjukkan ekpresi senang atas usahamu ini" jelas Alana sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia bahkan tidak tahu apa yang dikatakannya barusan dapat membuat Bisma tersinggung ata tidak.
"Itu karena aku ingin memberikan yang terbaik untukmu" jawab Bisma dan kembali terdiam seolah memikirkan sesuatu
"Apakah kamu tidak marah kepadaku?" tanya Alana sambil merutuki dirinya sendiri. Padahal Bisma menyempatkan waktunya untuk makan siang bersamanya, namun malah dia membuatnya kecewa dengan sikap Alana.
"Apakah kamu menikmatinya?' tanya Bisma
"Ya" jawab Alana sambil mengangguk
"Kamu menemaniku makan, bahkan jika hanya tertawa dan berbincang denganmu itu aku sudah merasa bahagia. Tapi saat ini juga sangat bagus bukan? tempatnya sangat cantik dan tenang" sambung Alana
"Lain kali aku akan menanyakannya kepadamu apakah kamu setuju atau tidak" jawab Bisma
Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat pria Jepang itu memegang 2 buah dokumen. Kemudian menyerahkan kepada Bisma dengan sopan.
"Komandan, ini adalah daftar menu yang anda pesan" ucap pria Jepang
"Baiklah terima kasih tuan Firman" ucap Bisma sambil mengambil dokumen itu dan memberikannya kepada Alana
"Alana aku ingin minta maaf karena tidak bertanya tentang pendaptmu terlebih dahulu" ucap Bisma
Suasana di dalam itu tiba-tiba menjadi serius. Alana mengambil dokumen itu dan membukanya. Dia tercengan membaca apa yang tertulis di dalamnya. Di dalamnya ada sertifikat tentang kepemilikan rumah dan pada dokumen satunya terdapat surat izin usaha. Di dalam sertifikat kepemilikan rumah itu tertera hak guna lahan dari restoran Hokkaido yang memiliki luas sekitar 2,560 meter persegi. Dan surat izin usaha berisi surat izin hak mengoperasikan izin usaha restoran Hokkaido. Yang membuat Alana lebuh tercengang Alana nama yang tercetak di dalam dua dokumen itu adalah namanya sendiri, Alana Jayadi.
Setelah beberapa waktu, kesadaran Alana mulai pulih
"Bisma, tolong jangan bercanda ok?" ucap Alana kepada Bisma dan meyakinkan dirinya bahwa ini hanyalah candaan belaka
"Apakah aku terlihat sedang bercanda?" tanya Bisma sambil mengerutkan keningnya sambil mengambil dua dokumen itu
"Alana, sertifikat ini bukan sebuah lelucon" tegas Bisma
Melihat ekspresi dan nada bicara Bisma, Alana yakin pada saat ini apa yang dikatakan Bisma adalah sebuah kenyataan walaupun Alana masih ingin menyangkalnya. Jika itu benar, maka restoran Hokkaido dan hak guna lahan yang memiliki luas lebih dari 2.000 meter persegi ini adalah miliknya! pikir Alana. Ini sama seperti mendapatkan surian runtuh dari langit.
Tunggu sebentar, bukankah dia membutuhkan identitas Alana untuk mengurus ini semua? lalu darimana Bisma mendapatkannya?
"Sejak kapan kamu mengurusnya?" tanya Alana dengan tenang sambil mengamati apakah ini hanya candaan atau bukan
"Aku mengurusnya sejak sebulan yang lalu, tapi aku tidak memberitahumu" jawab Bisma sambil menatap Alana dengan sedikit gugup
"Alana, apa kau marah kepadaku?" tanya Bisma
Marah? bagaimana Alana bisa marah ketika dia dengan tiba-tiba mendapatkan sebuah restoran terkenal dan bahkan memiliki hak atas izin usahanya. Bahkan dia bisa bangun dengan tersenyum dengan hanya memikirkan itu.
"Tidak, aku tidak bermaksud begitu" ucap Alana.
Dia baru menikah dengan Bisma sebulan yang lalu dan dia menerima hadiah yang terlalu besar yang membuat Alaan terkejut.
"Walaupun restoran menjadi milikku tapi aku tidak tahu bagaimana cara mengelolanya, bukankah itu percuma saja?" sambung Alana
"Tidak Alana, jangan pikirkan apakah kau bisa mengelolanya atau tidak. Yang terpenting adalah apa yang aku miliki itu juga milikmu" jawab Bisma
Apa? Miliknya adalah milik Alana juga? Mungkinkah restoran ini milik Bisma?Tunggu sebentar, bukankah negara menetapkan bahwa tentara tidak dapat berpartisipasi dalam bisnis? Ada apa dengan restoran sushi Hokkaido ini?
"Bagaimana bisa kamu memiliki sebuah restoran sushi?" tanya Bisma dnegan penuh penasaran
"Properti yang kumiliki setelah masuk ke dalam militer yang bertanggung jawab adalah kakakku. Aku tidak pernah ikut campur di dalamnya setelah itu. Karena kamu sekarang adalah istriku, maka aku mengganti ke pemilik yang resmi dan mengganti menjadi namanu sebagai pemiliknya." jelas Bisma tanpa menutupinya dari Alana
"Bahkan jika kamu menyerahkannya kepadaku, aku tidak bisa menerimanya. Jadi tolong pikirkanlah ulang tentang ini" ucap Bisma sambil menyerahkan 2 dokumen itu kepada Bisma.
Alana sungguh tidak bisa menerima sesuatu yang memang bukan miliknya bahkan jika menginginkannya sekalipun dia tidak akan mengharapkan lebih untuk dapat memilikinya. Hak kepemilikan dan izin usaha atas restoran ini bernilai ratusan juta bahkan milyaran. Dia tidak bisa menerima sebanyak itu.
"Alana kamu tidak perlu khawatir karena tidak bisa mengelolanya. Walaupun disana tertera namamuu sebagai pemilik restoran ini tapi yang mengoperasikan restoran ini tetap Boby, kakakku." Jelas Bisma sambil mengembalikan dokumen itu ke depan hadapan Alana
Boby adalah presiden dari perusahaan internasional Life, seorang tokoh yang sangat terkenal di Asia Tenggara. Jika memang Boby yang mengurus restoran ini maka Alana tidak perlu khawatir. Namun, menerima hadiah terlalu bsar seperti ini membuat Alana sedikit tertekan. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Alana berkata sambil menggelengkan kepalanya.
"Bisma, meskipun aku istrimu. Kamu tahu bukan alasan aku menikahimu karena maslaahku dengan Dito…."
"Masalah antara kamu dan Dito sudah selesai" sela Bisma "Yang perlu kamu tahu sekarang, kamu adalah istriku. Semua yang kumiliki atas namaku juga milikmu" ucap Bisma dengan tegas.
Mata Bisma menatap dengan tajam ke arah Alana membuat Alana sedikit terguncang dan membuat Alana terdiam seribu bahasa
"Aku akan meminta tuan Firman untuk menjelaskan kepadamu bagaimana mekanisme restoran ini berjalan. Kemudian pada tanggal 10 setiap bulannya secara teratur akan masuk pendapatan restoran ini ke rekeningmu." ucap Bisma sambil menghadap tuan Firman
"Apakah kamu sudah menyelesaikan rincian akun keuangan bulan lalu?" tanya Bisma
"Ya sudah komandan, nanti asisten saya akan mengirimnya kepada anda" jawab tuan Firman
Bisma menggangguk mengerti dan berkata kepada Alana yang masih tertegun di tempat
"Alana kamu jangan terlalu banyak berpikir, ini semua adalah milikmu. Bisakah kamu menyajikan makanannya sekarang?" tanya Bisma kepada tuan Firman
Alana berkedip dan mencoba untuk menyadarkan dirinya
"Oh… oh... iya " jawab Alana dengan tergagap. Dengan kata lain hari ini Alana makan di restorannya sendiri tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Bisma memberikan isyarat untuk pergi kepada tuan Firman dan tuan Firman mengerti kemudian pergi keluar ruangan.
Setelah itu, Alana melihat banyak pelayang yang membawa beraneka ragam ke dalam ruangan itu. Mengatur hidangan itu di atas meja dan terlihat disana terhidang berbagai jenis makanan yang menggoda mata.Ketika semua makanan sudah disajikan, semua pelayan mulai pergi dan hanya menyisakan Alana dan Bisma di ruangan itu.
"Alana aku tidak tahu makana seperti apa yang kamu suka, jadi pilihlah sendiri sesuai seleramu" ucap Bisma
Setelah menikah dengan Bisma, setiap kali makan di luar. Bisma selalu berinisiatif untuk memilihkan makanan untuknya karena dia tidak berani untuk mengambilnya sendiri. Tapi sekarang hanya tinggal dia dan Bisma. Alana masih mempertimbangkan apakah dia akan mengambil semua makanan yang dia inginkan atau tidak. Alana takut Bisma akan menganggap dirinya rakus.