Chereads / Ku Titipkan Hatiku Pada Sang Abdi Negara / Chapter 22 - Aku Hanyalah Orang Biasa

Chapter 22 - Aku Hanyalah Orang Biasa

Seberkas cahaya masuk dari luar membuat Alana secara reflek mengangkat tangannya agar pandangannya tidak silau.

"Mengapa kamu tidak menutup pintu mobil?" tanya Bisma dengan nada yang khawatir kemudian segera masuk ke dalam mobil dan segera menutup pintu. Melihat Bisma sudah ada di depannya membuat Alana sedikit terkejut.

"Bukankah dia bilang akan pergi selama 30 menit? mengapa dia bisa kembali secapat ini?" batin Alana

"Halo Alana? Halo? Apa terjadi sesuatu denganmu disana?" tanya Dito ditelepon

"Oh saya tidak apa-apa. Kalau begitu saya akan segera melakukan sesi wawancaranya dan langsung kembali besok ke Bandung" jawab Alana dan langsung menutup sambungan panggilannya dengan Dito.

"Apa itu dari perusahaan?" tanya Bisma

"Ya, Pemimpin redaksi memintaku untuk segera kembali besok ke Bandung" jawab Alana dengan masih ada rasa penasaran di hatinya.

"Apakah terjadi sesuatu yang salah?" tanya Bisma lagi

Alana menggelengkan kepalanya

"Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya. Dia tidak menjelaskan apapun dan hanya meminta saya untuk segera kembali besok ke Bandung. Sepertinya ada suatu hal yang penting terjadi disana" jawab Alana

"Benarkah?" tanya Bisma lagi dengan nada yang tidak yakin

"Ha? Maksudmu bagaimana?" tanya Alana dengan bingung mendengar ucapan Bisma

"Sudahkah kamu memikirkan apa yang akan kamu makan untuk makan siang nanti?" tanya Bisma mencoba mengganti topik pembicaraan

Alana terdiam sejenak. Sebenarnya dia sudah menentukan makanan apa yang ingin dimakannya untuk makan siangnya. Namun, dia khawatir Bisma tidak cocok dengan pilihan Alana.Bisma menatap Alana dengan tatapan yang sangat dalam seolah-olah dia bisa membaca pikiran Alana saat ini

"Hari ini aku keluar untuk makan siang bersamamu. Aku bisa makan apapun yang kamu inginkan. Aku bukanlah orang yang pilih-pilih akan makanan" ucap Bisma menenangkan Alana. Mendengar ucapan Bisma akhirnya Alana memberikan diri untuk menyampaikan keinginannya.

"Aku ingin makan sushi" jawab Alana

"Baiklah, Varo tolong antar kami ke restoran Hokkaido" perintah Bisma

"Baik komandan" ucap Varo dengan patuh

Apa? restoran Hokkaido? mendengar itu membuat mata Alana membelalak tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Ya tuhan, bukankah restoran itu adalah salah satu restoran sushi paling terkenal di Indonesia? sepengetahuan Alana restoran itu terkenal akan bahan-bahannya yang langsung di datangkan dari Hokkaido Jepang dan bahannya yang segar yang membuatnya mahal. Bahkah hanya beberapa orang yang bisa kesana.

Alana ingat ketika pemimpin redaksi Adit mengajaknya untuk makan, dia harus menabung uang sakunya terlebih dahulu agar bisa menghadiri acara makan itu disana. Untuk satu porsi piring disana setara dengan satu bulan gajinya.

"Komandan Bisma, tunggu sebentar…" ucap Alana dengan cemas "Komandan Bisma, disana harganya sangat mahal, kita tidak perlu makan disana…" sambung Alana

"Panggil aku "suami"" protes Bisma

"...disana harganya sangat mahal, terakhir aku pergi kesana bersama dengan temanku, kita menghabiskan hampir 10 juta hanya untuk beberapa suapan" ucap Alana tanpa memperdulikan protes dari Bisma.

Mendengar kata "teman" membuat Bisma menyipitkan matanya dan mencoba bertanya

"Kamu pergi dengan teman yang mana?" tanya Bisma dengan nada cemburu

Dari nadanya Alana tahu bahwa saat ini Bisma tengah cemburu dan itu sangat menghibur Alana

"Dia hanya salah satu teman baikku" jawab Alana dengan singkat

"Varo bisakah anda putar balik? Sejauh yang saya tahu, gaji ketuamu setiap bulannya tidaklah terlalu besar, jadi jangan pergi ke restoran itu" pinta Alana kepada Varo

Varo tahu gaji komandannya tidak terlalu besar, tapi Varo telah bersama dengan Bisma dalam waktu yang lama, jadi dia tahu seperti apa komandannya itu.

"Nona, komandan sangat tahu tentang itu. Anda tidak perlu khawatir" ucap Varo dengan tetap melajukan mobilnya ke tempat tujuan awal.

Tiba-tiba dengan gerakan cepat, Bisma membawa Alana ke dalam pangkuannya, membenamkan kepala Alana ke dalam dadanya. Dari posisi itu Alana dapat mencium aroma khas Bisma yang maskulin dan itu membuat hati Alana berdegup kencang.

"Istriku, tenanglah. Kita masih bisa membeli makanan itu" ucap Bisma denga suara yang rendah. kata"istriku" yang diucapkan oleh Bisma membuat hati Alana bertambah berdetak tidak karuan dan wajahnya menjadi memerah seperti kepiting yang direbus.

Setelah beberap menit, samailah mereka di tempat tujuan. Menyadari Alana yang masih berada di pangkuan Bisma dia hanya bisa terdiam pasrah. Dia hanya bisa diam mendapati Bisma menggendongnya hingga ke depan pintu restoran. Ketika Bisma masuk ke restoran, tiba-tiba semua perhatian langsung tertuju kepadanya. Baik pengunjung yang berada di luar dan di dalam restoran memusatkan perhatiannya kepada Bisma. Bahkan, ketika ada sepasang kekasih yang baru saja keluar dari restoran terpana akan aura yang ditunjukkan oleh Bisma.

Aura Bisma yang sangat kuat dengan balutan seragam militer yang mewah membuat Bisma terlihat gagah dan pemberani. Dan dengan Alana yang masih berada di gendongannya hanya bisa menempel dengan erat hingga membuat semua orang berpikir bahwa mereka adalah pasangan yang sangat romantis. Tatapan dari orang -orang sungguh membuatnya sangat tidak nyaman, sehingga Alana hanya bisa menunduk untuk menghindari tatapan itu. Begitu mereka berjalan masuk ke restoran, ada seorang pria Jepang dengan jas putih dan sepatu kulit mendekat ke arah mereka.

Pria Jepang itu membungkuk hormat kepada Bisma

"Selamat datang Komandan Bisma dan Nona Alana" ucap pria Jepang itu

Bisma mengangguk dan bertanya kepada Alana

"Apakah kau ingin berada di luar atau di dalam ruangan?" tanya Bisma

Alana sedang memikirkan pertanyaan Bisma, dia berpikir jika dia makan di luar maka dia kaan menjadi tontonan banyak orang seperti hewan langka

"Aku ingin berada di dalam ruangan" bisik Alana

"Baik nona akan saya persiapkan" jawab pria Jepang itu sambil menoleh ke arah Bisma

"Komandan, apakah anda tidak masalah dengan ruang The King's seat?" lanjut pria Jepang itu kepada Bisma

Ruang The King's seat adalah sebuah ruangan VIP yang paling ekskludif yang ada di restoran itu. Biasanya ruangan itu hanya diperuntukkan untuk para petinggi militer dan tidak menerima untuk kalangan biasa.

Bisma hanya mengangguk pertanda setuju dengan tawaran pria Jepang itu. Selanjutnya mereka dikawal oleh para pelayan yang menggunakan kimono untuk menuju ruangannya. Mereka melewati ruangan yang dipenuhi dengan hiasan yang elegan dan suasana yang tenang. Kemudiann mereka berhenti pada suatu ruangan yang terlihat antik dengan nuansa pedesaan Jepang. Kedua pelayan itu berlutut dan membuka pintu kayu, membungkuk dan berkata

"Silakan masuk." ucapnya

Ruangan itu memiliki ruang yang luas. Di dalamnya terdapat sebuah panggung kecil yang biasanya digunakan sebagai panggung pertunjukan kecil yang menampilkan acara tradisional Jepang. Keduanya mulai masuk dan bersila. Dia melihat para pelayan yang duduk dengan anggun membuat Alana sedikit tersanjung.

Kemudian pelayan itu menyerahkan sebuah menu dan Alana menerimanya dan mulai membukanya. Melihat harga yang tertera di menu itu membuat Alana kaget. Alana pikir menu yang dia santap sebelumnya sudah tergolong mahal, namun kali ini yang dia lihat bahkan harganya hampir 2 kali lebih mahal. Melihat itu, Alana tidak berani memilih menunya dan merasa malu. Meskipun Bisma mengatakan untuk tidak mengkhawatirkan harganya, namun bukankah ini sama saja seperti pemborosan uang? pikir Alana.

Menyadari ekspresi Alana didepannya dan tahu apa yang sedang dipikirkan istrinya saat ini, akhirnya Bisma berkata

"Tolong hidangkan makanan yang paling spesial di restoran ini" perintah Bisma kepada Alana

"Baiklah tuan" ucap Alana menerima perintah Bisma sambil berjalan mundur.

"Pelayan tunggu sebentar" Alana buru-buru memanggil pelayan itu, namun Bisma melambaikan tangannya untuk pergi kemudian pelayan itu segera pergi dari ruangan itu

Alana mendesah heran dan menutup menu

"Apakah itu cukup?" tanya Bisma kepada Alana.

Alana hanya menjawab dengan anggukan. Alana khawatir menu itu hanya membuang-buang uang Bisma dengan percuma.

Mata Bisma dengan lembut menatap Alana dan berkata

"Jangan khawatir, semua yang ada disini adalah milikmu" ucap Bisma

Alana tercengan dengan ucapan Bisma dan tidak mengerti apa yang diucapkan oleh suaminya itu

"Apa kamu kenal dengan pria Jepang itu?" tanya Alana

"Iya, dia adalah manajer restoran ini" jawab Bisma

Ternyata Bisma dan manajer itu sudah saling mengenal. Pantas saja pria itu langsung menyambuut Bisma ketika mengetahui Bisma datang ke restorannya. Tunggu sebentar, walaupun kamu mengenal manajer restoran ini bukan berarti kamu dengan sangat mudah mendapatkan diskon untuk makananmu. Terlebih Bisma tadi memesan makanan yang sangat special sehingga sangat berlebihan jika akan mendapatkan diskon 50% untuk itu.

Alana menatap Bisma selama beberapa saat sambil memikirkan sesuatu dan berkata

"Bisma, aku tahu kamu tidak mementingkan soal uang itu, tapi aku hanyalan orang biasa. Aku terbiasa dengan cara hidup yang biasa dan sederhana. Padahal jika kita makan di tempat lain itu lebih bermakna dan mungkin lebih santai. Sejujurnya aku belum terbiasa dengan kehidupan yang seperti ini" ungkap Alana dengan jujur.

Tunggu sebentar, biarpun kamu kenal manajernya, bukan berarti kamu bisa mendapat diskon. Jika kamu benar-benar memesan makanan sesuai dengan perkataan Bisma, bahkan diskon 50% pun soal lebih dari lima digit dalam RMB .

Setelah melihat Bisma beberapa kali, menghadapi ekspresinya yang ceria, Alana ragu-ragu sejenak, menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan jujur: "Rui, aku tahu kamu mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan uang, tapi aku hanya orang biasa. Orang lebih terbiasa dengan cara hidup orang biasa, Padahal kalau dua orang makan di luar masih lebih biasa dan lebih senang santai saja, saya belum terbiasa seperti ini.