Aksa meremas kuat pulpen yang ada di tangan nya, pak Tono sedang menjelaskan di depan namun sama sekali Aksa tak memperhatikan nya. Ia masih sibuk dengan pikirannya tentang Lisa dan seorang cowok tersebut.
Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu itu membuat semua mata yang tadinya fokus pada pak Tono yang menjelaskan unsur kimia kini mengalihkan pandangannya ke arah pintu.
Senyum manis dari Bu Helda selaku wakil kepala sekolah itu langsung membuat hati para anak-anak cowok meleleh.
Tak hanya cantik, guru yang bernama lengkap Helda Angela itu merupakan satu-satunya guru termuda yang ada di sekolah mereka.
Itu lah kenapa, para anak cowok Begitu menyukai guru tersebut dimanapun ia berada.
Pak Tono langsung menaikkan alisnya ketika melihat senyum yang di kembangkan oleh Bu Helda itu.
"Ada apa?" Tanya Pak Tono.
Ia memiliki daftar riwayat yang begitu buruk, di setiap daftar catatan murid setiap tahun ia selalu memegang predikat guru yang begitu garang alis killer.
Beberapa Minggu yang lalu ada yang menyebarkan gosip tentang mereka berdua sedang menjalani jalinan asmara namun mencoba menutupinya ketika berada di sekolah.
Entah itu gosip benaran ataupun tidak, tak ada yang tahu tentang itu.
"Maaf mengganggu waktu mengajar nya sebentar pak, saya kesini ingin memperkenalkan anak baru yang akan bergabung di kelas ini mulai sekarang." Ucap Bu Helda.
"Baiklah, silahkan masuk?" Ucap pak Tono.
Bersamaan dengan itu, sosok laki-laki baru saja masuk sambil membawa tasnya. Gaya nya begitu cool sekali hingga beberapa murid wanita terdengar berteriak histeris.
Aksa menggelengkan kepalanya dan kemudian menaikan alis, suara teriakan dari kaum hawa benar-benar mengusik ketenangan nya yang saat Ini sedang merasa kesal dengan apa yang tadi ia lihat. Apakah Lisa benar-benar sedang menguji sabarnya?
"Silahkan perkenalkan diri terlebih dahulu." Ucap pak Tono memberikan perintah.
"Salam kenal semuanya, perkenalkan nama gue Nandra Adipati Winata. Panggil aja gue Nata. Senang bisa berkenalan dengan kalian semua dan mohon bantuannya untuk kedepannya nanti." Ucap laki-laki itu, ia sengaja mengembang kan senyum di akhir kata yang ia ucapkan itu hingga membuat semua wanita semakin histeris melihat itu.
"Ck! Norak banget sih para wanita yang ada ini." Sinis Leo yang Sedikit merinding dengan apa yang dilakukan oleh para wanita di kelasnya.
"Iya, kegatalan banget sih jadi cewek, sama sekali nggak ada harga diri nya." Timpal Riko yang kini juga ikutan larut dalam pembahasan itu.
Tapi Aksa sama sekali tak mendengar kan nya, bahkan ia tak melihat ke arah depan untuk melihat anak baru yang baru saja memperkenalkan diri itu.
"Gue rasa nggak ganteng banget deh, tapi cewek-cewek yang ada malah bersifat kayak cacing kepanasan." Lanjut Gilang.
"Baik lah jika seperti itu kamu bisa memilih tempat duduk sendiri." Ucap pak Tono yang mempersilahkan Nata untuk duduk.
Nata langsung mengangguk kan kepalanya dan kemudian langsung berjalan ke arah kursi kosong dimana itu hanya ada di belakang Aksa saja.
Aksa duduk bersama dengan Leo, sementara Gilang dan juga Riko duduk bersisian di depannya.
Arah mata ketiga nya terus saja menatap ke arah Nata, mereka seperti mengenal sosok anak baru itu tapi lupa siapa.
Beberapa detik kemudian mereka bertiga saling melebarkan mata bersamaan dengan Nata yang kini sudah duduk di belakang Aksa.
Senyum antara Lisa dan juga Nata saling mengembang satu sama lainnya. Sepertinya kedua nya sedang dalam fase asmara yang begitu norak menurut ketiga sahabat Aksa.
Sementara Aksa masih terus saja bermain dengan pikirannya sendiri. Mencoba untuk menebak siapa laki-laki itu. Setahunya, selama ini ia adalah satu-satunya laki-laki yang dekat dengan Lisa, tak ada laki-laki lain.
Jika pun ada yang ingin mendekati Lisa mereka akan mundur beberapa langkah ke belakang ketika mengetahui bahwa wanita itu adalah milik Aksa.
Mundur dan mencari wanita lain adalah jalan yang terbaik dibanding Dengan mencari masalah dengan Aksa. Iya, seperti itu lah Pikiran semua laki-laki yang ingin mendekati Lisa dengan niat apapun itu.
Temeng Aksa yang begitu kuat membuat Lisa benar-benar sangat aman berada di dekatnya.
"Baiklah pelajaran kita mulai kembali." Ucap pak Tono ketika sudah selesai berbicara sebentar dengan ibu Helda.
"Sa, anak baru itu adalah cowok yang bersama dengan Kara tadi." Ucap Leo ketika menyadari waktu tinggal lima menit untuk berakhirnya pelajaran kimia yang membosankan itu.
Mendengar itu, Aksa langsung melebarkan matanya. Ia menoleh ke arah belakang dengan spontan hingga mata miliknya dan juga milik Nata bertemu cukup lama.
Aksa menatap dengan penuh kebencian, sementara Nata menatap dengan begitu tenang sekali pada manik coklat milik Aksa itu.
Melihat itu, ketiga sahabat Aksa langsung saling adu pandang mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi itu. Sepertinya tatapan mata Aksa itu seperti bukan biasanya. Ada dendam disana yang tak bisa untuk begitu saja mereka tarik kesimpulan nya.
"Sa." Panggil Leo yang sontak membuat Aksa kembali pada kesadarannya semula.
Sebelum berbalik ia kembali menatap sinis ke arah Nata.
"Ada apa sih?" Tanya Gilang ketika Aksa kini sudah berada tepat di hadapan mereka.
Aksa menoleh ke arah dinding. Jam pelajaran sudah habis. Tanpa basa basi lagi ia langsung mengemasi semua pernak pernik di atas meja yang tadi ia keluarkan untuk belajar. Nyatanya ia sama sekali tak mendapatkan ilmu akibat memikirkan tentang Lisa.
Ia bangkit dari duduknya setelah selesai mengemasi alat tulisnya.
Tanpa mengatakan apapun lagi ia langsung keluar dari ruangan kelas nya. Sementra pak Tono yang mengisi kelas itu hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah Aksa itu.
"Baiklah, untuk proses pembelajaran hari ini kita cukup Sampai disini dan sampai bertemu lagi." Ucap pak Tono dan kemudian langsung pergi meninggalkan ruangan kelas itu.
Lisa yang baru Saja ingin mengejar Aksa itu langsung ditahan oleh Nata.
Hal itu dilihat oleh ketiga sahabat Aksa, mereka terus saja bertanya-tanya ada apa sebenarnya yang sama sekali tak mereka ketahui?
"Lis, gue masih baru disini. Apa lo nggak mau ajak gue keliling kampus dan memperkenalkan setiap ruangan? gue takut nanti malah nyasar dan malah merepotkan lo lagi." Ucap Nata.
Hal itu bukanlah sesuatu yang benar, melainkan hanya alasan saja agar tetap bisa bersama dengan Lisa.
Lisa agak sedikit bingung ketika mendapat kan permintaan seperti itu. Ia ingin menolak nya karena hari ini ia ada janji dengan Aksa untuk pulang bersama. Tapi ia juga tak bisa untuk menolak Nata.
"Boleh." Jawab Lisa setelah cukup lama berpikir.
Dan hal itu membuat ketiga sahabat Aksa menatap penuh kecewa dengan Lisa.