Chereads / Mantan Atau Mantan? / Chapter 13 - Minta Maaf

Chapter 13 - Minta Maaf

"Kenapa lo marah hm?"

Aksa langsung duduk di sofa panjang yang ada di dalam kamar nya. Ia mengambil segelas air yang memang disediakan di sana.

"Kenapa gue harus marah? Gue nggak marah sama sekali kok." Jawab Aksa kemudian ia meneguk habis minumannya itu tanpa pikir panjang lagi. Percayalah itu hanyalah untuk mengalihkan rasa gugupnya saja pada Lisa.

Melihat itu, Lisa turun dari kasur Aksa dan kemudian duduk berhadapan dengan Aksa di sofa.

"Sa." Panggil Lisa.

"Hm."

Melihat Aksa yang sama sekali tak berekspresi itu entah kenapa membuat Lisa sedikit gugup.

"Ma-maaf." Ucap Lisa dengan terbata-bata.

Ia mengakui kalau saat ini ia bersalah pada Aksa.

Aksa meletakkan kembali gelas yang telah kosong itu karena air nya sudah ia habiskan.

"Kenapa harus minta maaf? Apakah lo membuat kesalahan?" Sindir Aksa dengan alisnya yang terangkat.

Lisa tak berani untuk menatap Aksa apalagi melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh laki-laki itu.

"Maaf untuk hari ini karena mengingkari janji." Lanjut Lisa akhirnya yang langsung membuat Aksa tersenyum sinis.

Aksa menaikan satu kakinya ke atas dan kemudian bersandar pada sandaran sofa itu.

"Janji, apakah itu adalah hal yang penting? Bukankah lo lebih mendahului laki-laki itu daripada janji kita? Ini bukan sekedar janji Lis tapi ini adalah sebuah kebiasaan kita. Gury nggak menyangka bahwa Lo akan melewati kebiasaan kita hanya karena cowok itu."

Lisa diam, ia tak berani sama sekali untuk mengangkat kepalanya. Mendengar ucapan Aksa yang begitu mengintimidasi entah kenapa rasanya begitu sakit sekali?

"Gue mengaku salah Sa, gue janji bahwa ini akan jadi yang pertama dan terakhir nya. Gue nggak akan mengulangi nya lagi." Ucap Lisa, kali ini ia menatap ke arah Aksa dengan keberanian yang tersisa memohon agar Aksa memaafkan dirinya ini.

Namun entah karena sedang kesal atau mood nya yang benar-benar kurang bagus ia juga tak tahu hingga ia malah meninggalkan Lisa yang ada di dalam kamarnya itu tanpa mengatakan apapun.

Selama mereka kenal ini pertama kalinya mereka marahan. Dulu ketika mereka pacaran memang sering marahan namun kedua akan kembali lagi setelah salah satu menghibur. Namun entah kenapa rasanya memohon agar Aksa tidak marah lagi kali ini terasa begitu sulit.

Padahal sejak dulu ia tak pernah mempermasalahkan jika ia dekat dengan laki-laki lain, namun kenapa sekarang sedikit berbeda?

Lisa bangkit dari posisi duduknya itu ketika menyadari bahwa saat ini Aksa sudah tak lagi ada di hadapannya.

Ia bergegas untuk mengejar Aksa yang mungkin saat ini sudah berada di bawah tepatnya di meja makan karena ini sudah masuk jam makannya.

Ah tidak, malahan ini sudah kelewatan jam makan malam nya.

Lisa dengan tergesa-gesa menuruni anak tangga, Dan benar saja bahwa saat ini Aksa sedang berada di meja makan menikmati setiap hidangan yang ada di atas meja.

"Duduklah, kalau Lo belum makan gue nggak keberatan jika harus berbagi sedikit makanan ini sama Lo. Lagian makanan begitu banyak ini Tak akan habis gue makan sendiri kok. Nggak ada gunanya sama sekali ko tetap disana Lis, hanya merusak pemandangan dan juga menghalangi jalan." Ucap Aksa tanpa menoleh ke arah Lisa. Ia terus saja menikmati makan malam nya itu tak peduli apakah Lisa ingin atau tidak, seenggaknya Dirinya ini sudah menawarkan.

Lisa tersenyum, meskipun belum memberikan maaf tapi Aksa akan selalu perhatian seperti ini. Itulah yang ia sukai dari Aksa.

Ia menuruni anak tangga terakhir dan kemudian berjalan ke arah meja makan dimana Aksa berada.

Sementara Aksa yang sedang menikmati makanannya itu langsung menoleh untuk melihat Lisa yang duduk di sampingnya.

Ia memberikan isyarat pada pembantu nya itu untuk melayani Lisa. Tentu saja hal itu langsung membuat pembantu nya Bi Darti dengan sigap mengambilkan nasi dan juga lauk untuk Lisa.

Ia sudah terbiasa melayani Lisa selama ini, dari mereka menjadi teman pertama kalinya, kemudian berubah menjadi pacaran dan berakhir menjadi mantan rasa pacar seperti ini.

Ah, jika ia merupakan seorang penulis mungkin menulis cerita cinta majikan nya ini akan membuat ia terkenal.

Ia salah satu orang yang menyukai kisah klasik antara majikannya itu dengan wanita yang saat ini bergelar mantan nya itu.

"Jangan banyak-banyak Bi, aku bisa gemukan nantinya." Ucap Lisa yang langsung membuat suapan terakhir Aksa itu terhenti begitu saja ketika belum sampai masuk ke mulut.

Ia menggelengkan kepalanya ketika mata mereka berdua saling bertatapan satu sama lainnya.

"Badan sudah kurus kering seperti itu kenapa masih takut gemuk?" Sinis Aksa.

Lisa sama sekali tak terpengaruh dengan apa yang Aksa katakan itu. Ia memulai makan malam nya tanpa menghiraukan Aksa yang sedang menatap nya.

Sementara Aksa ia sebenarnya masih saja marah dengan Lisa tapi ia tak bisa marah terlalu lama dengan Lisa. Setiap kali ia ingin melakukan itu ia menjadi teringat dengan setengah tahun yang mereka habiskan menjadi orang asing dan saling menyiksa diri mereka masing-masing.

Itulah kenapa setelah kembali berbaikan dan sepakat menjadi teman mereka terlalu hati-hati untuk marah meskipun mereka ingin.

Jika ada yang bisa merasakan bagaimana jadi mereka dulu mungkin akan menghargai dan mentoleransi kan sedikit demi sedikit kesalahan kecil yang pasti akan membuat mereka berakhir saling asing lagi.

Ah, mengingat yang sudah lalu itu saja sedikit membuat ia ngeri.

"Makan lah dulu, gue akan menunggu Lo di taman belakang. Jangan terburu-buru karena gue juga mau menyiapkan sesuatu buat Lo." Ucap Aksa dan kemudian ia langsung pergi meninggalkan Lisa yang baru saja menikmati makan malam nya itu.

Ia mengelus lembut rambut Lisa yang sedang makan layak nya ayah dan anak.

"Makan yang banyak ya." Ucap Aksa yang langsung dibalas dengan anggukan oleh Lisa.

Lisa menatap kepergian Aksa yang saat ini mengarah ke kamar nya bukan ke taman belakang, beberapa pertanyaan tiba-tiba muncul di kepalanya. Sebenarnya apa yang ingin Aksa lakukan untuk nya?

"Bi, kapan orang tua Aksa akan pulang?" Tanya Lisa.

Ia baru teringat tentang kedua orang tua Aksa.

"Kadang mereka nggak pulang Non karena terlalu sibuk dengan pekerjaan." Jawab Bi Darti yang masih setia berdiri di samping Lisa menunggu wanita itu selesai makan.

"Jadi Aksa bohong dong kalau orangtuanya akan kembali pas larut malam dan pergi sebelum pagi." Ucap Lisa pada dirinya sendiri.

Meskipun telah mengenal Aksa cukup lama tapi ia sama sekali tak mengetahui banyak hal tentang laki-laki itu yang menurut nya sangat misterius.