Chereads / Mantan Atau Mantan? / Chapter 18 - Fany Yang Memaksa

Chapter 18 - Fany Yang Memaksa

Aksa keluar dari kelasnya dengan hati yang dongkol. Entah bagaimana Lisa bisa bersikap biasa saja seperti itu sementara ada hati yang telah ia patah kan tadi malam.

"Aksa." Panggilan itu langsung membuat Aksa menoleh ke arah Fany yang saat ini sedang memanggil nya.

Alis Aksa naik ke atas ketika melihat sosok Fany itu.

Wanita yang bernama Fany itu langsung berjalan berlenggak lenggok menghampiri Aksa yang tak jauh dari keberadaannya itu.

Aksa benar-benar tak menyangka bahwa ia bisa bertemu lagi dengan Fany seperti ini.

"Lo kuliah disini juga?" Tanya Aksa ketika Fany sudah berada tepat di hadapannya itu.

"Lo sendiri kuliah disini?" Tanya Aksa, ia melirik ke arah almamater yang di disimpan di punggung tangan Fany.

"Lo anak kedokteran?" Tanya Aksa ketika mengenali dengan baik almamater yang dibawa oleh Fany.

"Oh ini. Iya, gue anak kedokteran sih. Lo sendiri?" Tanya Fany ketika tak melihat baju almamater atau apa pun yang bisa ia kenali dari Aksa ini.

"Gue nggak kuliah disini." Jawab Aksa dan kemudian ia langsung melangkahkan kakinya untuk melanjutkan perjalanan nya yang sempat terhenti.

Jika diingat-ingat kembali ia menjadi benci sendiri, tapi sudah lah. Ia sedang malas untuk terus mengingat tentang Lisa itu.

"Eh Sa, tungguin gue dong. Jadi kalau Lo nggak kuliah disini berarti Lo di sini daftar atau ngapain?" Tanya Fany yang kini sedang berusaha untuk menyamakan langkahnya dengan Aksa.

"Nganterin adek gue." Jawab Aksa tanpa menoleh kembali ke arah Fany, bahkan ia tak memelankan langkah nya agar Fany bisa menyamakan nya.

Ia sama sekali tak peduli dengan Fany, karena tak ada yang meminta Fany untuk mengikuti nya kan?

"Lo punya Adek? Jurusan apa? Dan siapa namanya? Cewek apa cowok? Tapi kok setau gue nyokop Lo cuma punya anak satu doang deh dan itu cuma Lo aja, jadi adek yang mana yang Lo maksud itu hm?"

"Adek ketemu gedek!" Ketus Aksa.

Ah, ia benar-benar tak bisa untuk mengerti semua nya ini. Ia yang biasanya di ekor kan dengan lisa kini harus di ekor kan dengan Fany.

Mengapa wanita Begitu membuat hidupnya sulit seperti ini sih?

"Sa, tungguin gue!"

"Mau apa lagi sih Fan? Gue lagi buru-buru."

"Nebeng dong."

"Nebeng kemana Lo? Lo lupa rumah kita nggak searah?"

"Ya setidaknya Lo anterin gue pulang dong Sa."

Aksa menghentikan langkah ya yang langsung membuat Fany kini bisa untuk menyamakan posisinya dengan Aksa meskipun dengan nafas yang naik turun tak beraturan.

"Apa? Apa Lo bilang tadi? Apa gue nggak salah dengar huh?"

"Nggak kok, Lo nggak salah dengar Memang, anterin gue pulang dong."

"CK! Dengar ya Fany Aryani, Lo dan gue itu nggak saling kenal. Kita kenal Hanya karena orang tua kita aja yang temenan dan itu sama sekali nggak ada hubungan sama kita." Ucap Aksa memperingati bahwa memang mereka tak pernah memiliki hubungan khusus apapun yang bisa dijadikan pertimbangan untuk bisa mengantar pulang.

"Apakah harus memiliki hubungan khusus dulu baru Lo mau antar gue pulang?"

"CK! Nggak gitu juga teorinya Fan, gue emang nggak mau nganterin siapapun karena gue benar-benar lagi buru-buru Sekarang."

"Bentar dong Sa."

"Bentar gimana? Rumah Lo sama rumah gue jauh, Antara kampus dan rumah lo juga jauh Fan, Lo mikir dong kalau minta tolong ih. Jangan kayak orang susah gitu deh, tinggal Telpon supir Lo pasti dia akan datang, atau pesan taksi. Orang kaya kayak Lo gue rasa bayar taksi nggak akan bikin Lo bangkrut kan?"

"Aksa!"

"Udah ah Fan, gue duluan ya. Semoga Lo dan gue nggak pernah ketemu lagi. Jika memang kita ketemu lagi maka anggap aja kita ini asing karena jujur, gue risih sama Lo."

Setelah mengatakan kalimat yang menyakitkan hati Fany, Aksa langsung masuk ke dalam mobilnya itu. Ia melempar kasta tas nya ke jok belakang dan mulai menghidupkan mobilnya tanpanlagi peduli dengan Fany yang sejak tadi mengikuti dirinya.

Ia menginjak pedal gas dan segera pergi dari sana secepatnya agar Fany tak berbuat nekad dengan masuk ke dalam mobil tanpa izin.

"Aksa." Panggil Fany yang kini di tinggal begitu saja dengan Aksa.

Beberapa mahasiswa langsung menoleh ke arahnya namun ia sama sekali tak mempedulikan itu.

Sejak Pertama kalinya ia kenal dengan Aksa ia sudah menyukai laki-laki itu. Jika memang ia tak bisa untuk membuat laki-laki itu tunduk pada nya dengan cara nya maka ia akan meminta bantuan kepada mama nya agar Aksa bisa jadi miliknya.

Sejak dulu, apapun yang ia inginkan harus ia dapatkan tak peduli apapun itu. Jika ia ingin ia harus dapat termasuk Aksa. Bagaimanapun caranya Aksa harus bisa ia miliki.

"Lari lah sejauh apapun itu Sa, aku tak akan mengejarmu karena nanti ketika kamu sampai ditempat tujuan aku sudah disana sebagai pemenang. Jadi, tak masalah, sekarang terserah padamu saja. Aku akan terus memantau mu dari sini sambil terus mencari celah dimana bagusnya aku masuk sebagai tokoh protagonis dalam hidupmu." Gumam Fany sambil mengembang kan senyumnya ke arah mobil Aksa yang semakin lama semakin jauh meninggal dirinya.

Ia menarik Nafasnya dalam-dalam dan kemudian langsung ia keluar pelan-pelan, ia melakukan itu beberapa kali untuk membuat dirinya kembali seperti biasanya.

Bagaimanapun ia tak boleh terlihat berantakan di depan banyak mahasiswa yang kini melihatnya.

Ia akan anggap ia yang menolak ajakan Aksa untuk pulang bersama, toh dengan seperti itu ia bisa untuk menyelamatkan harga dirinya itu.

Fany menyelipkan rambutnya ke daun telinganya dan kemudian tersenyum setelah sedikit lebih tenang dari tadi.

Ia berjalan ke arah mobil sport nya yang ia parkir tak jauh dari mobil Aksa itu.

Sangat malas sekali untuk kembali belajar lagi tanpa ada Aksa, jadi ia putuskan untuk pergi saja, bolos juga tak ada masalah nya sama sekali kan? Itu mah urusannya mama dan papa nya tentang nilai yang harus sempurna. Itu semuanya bisa diatur dengan uang. Itulah untungnya menjadi anak orang kaya Dimana uang bisa mengendalikan segalanya.

Ia melaju kan dengan cepat mobilnya itu meninggalkan kampus. Sekarang seperti nya ia harus melakukan perawatan dulu ke salon agar nanti ia terlihat lebih fresh dan Aksa akan jatuh cinta padanya.

Mungkin malam ini ia akan meminta agar mama nya mengatur makan malam keluarga antara ia dan juga Aksa

Aja, semuanya menang terlihat sangat enak bukan karena jadi anak orang kaya, Dan ia benar-benar sangat menyukai itu semuanya.