Chereads / Mantan Atau Mantan? / Chapter 17 - Perubahan Aksa

Chapter 17 - Perubahan Aksa

"Aksa." Ucap Gilang sambil menepuk punggung Aksa yang saat ini sudah duduk di tempat nya.

Aksa menoleh ke arah Gilang, Riko dan juga Lana dengan sebelah alis yang dinaikkan.

"Apaan sih!" Sinis Aksa.

"Nah kan benar apa kata gue tadi, itu bukan Aksa tapi Nandra." Ucap Lana pada Riko dan juga Gilang.

"Oh iya ya, pantes aja nggak nyaut dipanggil." Jawab Gilang.

"Ho'oh, gue kira Aksa, kejam banget nggak sih kalau Aksa nggak nyaut dipanggil sama kita-kita."

"Ck! Nggak usah lebay deh." Sinis Aksa yang mungkin tahu kemana arah pembicaraan mereka bertiga itu.

"Oh iya Sa, kalau itu bukan Lo berarti tadi Nandra. Lisa datang bareng Nandra loh Sa." Ucap Riko memberikan laporan kepada Aksa tentang apa yang mereka lihat tadi di parkir depan gerbang.

Namun Aksa nampak tak peduli akan hal itu, ia membuka media sosial nya dan mengulirkan tangannya untuk menjelajahi isi di media sosial nya itu.

"Sa, Lo kok biasa aja sih? Biasanya kalau dengar mantan Lo di dekat sama cowok lain, Lo terlihat seperti orang yang kebakaran jenggot. Ada apa?" Tanya Lana yang nampak heran dengan Aksa itu.

"Ck! Udah lah, cuma mantan doang juga kok heboh nya satu kampung. Beda halnya kalau Lisa masih pacar gue, baru deh gue menunjukkan respon yang seperti Lo semua mau. Ini hanya mantan kok." Jawab Aksa, kemudian ia menyandarkan tubuhnya ke di dinding agar teman-teman nya itu tak bisa untuk melihat apa yang ia buat di media sosial nya itu.

Mendengar apa yang diucapkan oleh Aksa, sontak saja hal itu membuat ketiga temannya langsung melebarkan mata dengan mulut yang ternganga. Ini bukan seperti Aksa yang biasanya, apa yang telah terjadi di dunia permantanan?

Gilang, Lana dan Riko kini Sling adu pandang satu sama lainnya karena benar-benar merasa aneh dengan tingkah Aksa.

Apakah mereka berdua bertengkar? Pertengkaran jenis apa yang mereka lakukan hingga membuat mereka seperti ini?

Biasanya bagaimanapun mereka bertengkar mereka akan tetap berdamai demi kata mantan. Tapi sekarang? Apa yang terjadi?

Tak ingin terus menyimpan pertanyaan itu di benak mereka masing-masing, ketiga temannya itu langsung mengeroyok Aksa untuk mengetahui apa yang terjadi antara ia dan Lisa.

"Sa, apa yang terjadi?" Tanya Riko membuka obrolan lebih dulu setelah mereka mengelilingi Aksa. Entah kursi siapa yang saat ini mereka duduki.

Aksa yang sedang sibuk dengan media sosial nya langsung menatap satu persatu sahabatnya itu, melihat mereka yang bermuka serius membuat Aksa ingin sekali terkekeh saat ini.

Tapi mood nya sedang buruk hingga untuk tertawa saja rasanya malas sekali.

"Woy Aksa." Ucap seseorang dari ambang pintu kelas yang sontak membuat mereka semua menoleh ke arah sumber suara.

"Apaan sih." Sinis Aksa ketika mengetahui bahwa pemilik suara itu adalah Alfa.

"Gaya amat sih Lo bawa-bawa mobil ke kampus, mana parkir di tempat khusus lagi. Ck! Mau pamer?" Ucap Alfa tak kalah sinis dari Aksa.

Lagi, Riko, Lana dan juga Gilang kembali dibuat terkejut dengan pernyataan yang diucapkan oleh Alfa itu.

Apakah tadi mereka tak salah dengar kalau Aksa membawa mobil nya?

"Lo bawa mobil Sa?" Tanya Gilang untuk memastikan pendengaran nya tak salah.

"Iya, kenapa? Ada yang salah kalau gue bawa mobil? Kok kalian respon nya kayak gue ini bersalah sih?" Ketus Aksa pada teman-teman nya itu.

"En–nggak gitu sih Sa, kan kita merasa aneh aja gitu. Biasanya Lo nggak pernah bawa mobil. Mobil di ruang ko yang banyak itu juga kita-kita nggak tahu gunanya buat apa kalau Lo juga sering pergi pulang pakai angkutan umum. Jadi pas Lo bawa mobil gini Rasanya aneh aja gitu." Jawab Riko mencoba menenangkan Aksa yang nampak sendang tersebut emosi itu.

"Lagian kenapa sih Lo Al, suka-suka Aksa dong kalau dia bawa mobil dan parkir di tempat khusus. Bukankah memang Aksa berhak parkir di tempat khusus?" Kini jawaban itu datang dari Lana.

"Nggak gitu sih konsep nya, kesan nya kayak Aksa lagi pamer. Toh biasanya dia nggak pernah tuh bawa mobil kan?" Jawab Alfa yang kini langsung melangkah masuk dan duduk di depan mereka.

Memang tempat duduk mereka begitu dekat, itu semuanya karena Aksa yang tak mau duduk jauh-jauh dari Lisa.

"Btw Sa, mana Lisa?" Lanjut Alfa lagi ketika menyadari bahwa sahabat nya itu belum juga terlihat mata hidung nya sejak tadi. Biasanya kan mereka lengket anget kayak perangko meksipun sudah jadi mantan.

"Emang gue emak nya lo nanya-nanya Lisa sama gue? Punya hp kan? Ya telpon aja sendiri! Hidup gue nggak sepenuhnya tentang Lisa, jadi mulai sekarang nggak usah nanya-nanya Lisa sama gue, eneg gue tau nggak!" Jawab Aksa yang benar-benar membuat Riko, Gilang, Lana dan juga Alfa terbelalak.

Jika sudah seperti ini, pasti benar adanya kalau dunia permantanan Sedang di serang dari segala arah hingga membuat dunia permantanan itu hancur seperti ini.

"Aksa." Ucap seseorang lagi dari arah pintu masuk yang lagi dan lagi membuat semua mata menuju ke arah sumber suara tersebut.

Disana, orang yang sedang dibicarakan sejak tadi sedang berdiri dengan ditemani oleh Nandra disampingnya. Mereka terlihat seperti pasangan yang serasi jika berdiri berdua seperti itu.

Sambil mengembang kan senyum nya, Lisa langsung melangkah kan kaki nya untuk menghampiri Aksa yang Kini sedang dikelilingi oleh para sahabatnya itu.

Semantra Aksa menatap Lisa yang datang menghampiri nya dengan tatapan yang datar sekali, sangat berbeda dengan tatapan yang sering ia berikan pada Lisa dimana ada cinta di sana.

Beberapa tumpukan buku yang sejak tadi ia tenteng itu ia letakkan di atas meja nya dan kemudian langsung melangkah menuju ke arah Aksa.

"Lo ada kepentingan apa Sa tadi? Gue nungguin Lo tau di depan pagar rumah untuk pergi bareng, tau-tau nya Lo bawa mobil." Ucap Lisa dengan sangat ramah seperti biasanya kepada Aksa.

Namun Aksa yang melihat itu langsung benar-benar sangat hancur sekali mood nya.

Ia mengemasi beberapa buku yang tadi sudah ia keluarkan di atas meja. Semua orang menatap apa yang Aksa lakukan itu.

Aksa berdiri dari duduknya, "Bukan urusan Lo. Mulai sekarang Lo nggak usah nunggu gue lagi, karena mulai hari ini gue bawa mobil ke sekolah." Ucap Aksa yang membuat Lisa terbelalak.

Setelah mengatakan itu tepat di hadapan Lisa, ia langsung melangkah untuk keluar dari kelas. Bolos satu hari tidak apa-apa kan daripada tetap belajar tapi pikiran sedang berkeliaran kesana sini.