Chereads / Mantan Atau Mantan? / Chapter 10 - Lisa bersama Cowok

Chapter 10 - Lisa bersama Cowok

"Istirahat nggak Lang?" Tanya Riko ketika melihat Galang yang biasanya heboh itu tiba-tiba saja diam seperti suami yang mati istri.

Jika istri mati bisa cari yang baru kan kenapa harus begitu bodoh dengan tetap menjaga yang telah tiada.

Entahlah, ia juga tak tahu harus bagaimana saat ini.

"Duluan aja deh kalian, gue mau Disini aja dulu." Jawab Gilang, matanya terus saja fokus menatap ke arah depan.

Riko, Leo dan juga Aksa hanya bisa saling Pandang saat ini.

"Ya udah kalau gitu, benaran nggak mau ni?"

"Iya, pergi aja deh kalian. Gue mau Disini aja, capek dan lagi nggak mood." Jawab Gilang.

Sejak tadi pagi hingga saat ini mereka bertiga memandang ada yang aneh dengan Gilang hari ini tapi Tak ada yang tahu apa yang terjadi hingga membuat laki-laki itu menjadi sangat aneh sekali.

"Eh Sa, bukan nya itu Lisa ya?" Tanya Leo ketika melihat sosok Lisa yang sedang bersama dengan seorang cowok.

Sontak saja hal itu langsung membuat Aksa, Riko dan juga Gilang yang kurang mood itu menoleh ke arah Lisa.

Senyum di wajah Lisa mengembang hingga membuat wanita itu terlihat begitu cantik sekali saat ini.

"Iya, benar itu Lisa."

"Iya."

"Iya, itu Lisa. Tapi Lisa sama siapa itu?" Tanya Gilang yang mulai membuka suara.

Hal itu langsung membuat ketiga sahabat nya itu langsung memfokuskan tatapan mereka pada Gilang.

"Gue cuma lagi nggak mood tapi bukan berarti gue bisa diam aja kan kalau maslahat gosip gini. Apalagi tentang Lisa dan Aksa."

Aksa hanya menatap sinis ke arah Gilang dan kemudian ia menatap ke arah Lisa Dan juga satu orang cowok disana.

Di tatapannya laki-laki yang berparas cukup tampan itu, tapi lebih jelas tampan Dirinya ini.

Jika memang Lisa menyukai dia maka ia benar-benar tak percaya standar Lisa saat ini sudah Turun seperti ini

Keempat cowok itu sontak membelalakkan matanya ketika melihat cowok itu menggandeng tangan Lisa dan kemudian pergi.

Mereka begitu kompak berdiri dan kemudian berjalan untuk meninggalkan tempat mereka duduk dan mengajar Lisa.

Meskipun Lisa begitu jahat dalam berkata-kata tapi tak akan ia biarkan laki-laki itu merayu Lisa hingga membawa Lisa pergi seperti itu.

Apakah laki-laki itu pikir Lisa adalah wanita murahan? Oh tidak bisa! Ini tidak boleh terjadi.

Langkah kaki mereka berempat berhenti tepat di depan pintu gerbang. Di sana Lisa dka laki-laki itu nampak sangat memikat sekali pesanan mereka, sesekali mereka berdua tertawa hingga membuat Aksa seperti orang yang kebakaran jenggot. Tak akan ia biarkan hal ini terjadi lebih lama lagi.

Gilang, Leo dan juga Riko menatap ke arah Aksa, saat ini mereka benar-benar sudah siap menunggu keputusan yang ada.

Mereka yakin bahwa Aksa pasti membutuhkan mereka saat ini.

Sementara Aksa benar-benar sangat kosong sekali pikirannya. Ia tak tahu bagaimana saat ini. Otak nya begitu lelet sekali dalam mengartikan segalanya.

"Siap menerima perintah pak bos." Ucap Gilang.

Tadi ia terlibat begitu mengenaskan sekali tapi kenapa sekarang terlihat begitu bersemangat?

Entahlah, mungkin kah ada sesuatu yang berbeda tentang Gilang ini? Atau Gilang memiliki kepribadian ganda?

Dugaan seperti itu bisa saja kan terjadi? Dan mereka sepakat dengan kesimpulan yang ada saat ini.

"Sudahlah, gue lagi nggak mau ngurus." Ucap Aksa dan kemudian ia langsung berdiri dari duduknya saat ini dan segera pergi meninggalkan ketiga teman nya itu.

Sementara ketiga nya langsung saling pandang ketika mendapat kan. Respon yang tidak biasa dari Aksa.

"Guys, kalian merasa ada yang aneh nggak sih dengan Aksa?" Tanya Gilang.

Kali ini mendengar pertanyaan dari Gilang membuat Riko dan juga Leo saling pandang. Bukankah pertanyaan itu sangat cocok untuk Dirinya saat ini? Lalu mengapa ia malah lempar batu sembunyi tangan sekarang?

Tahu maksud dari diam nya kedua temannya itu, Gilang langsung mengubah topik pembahasan.

"Jadi, ini mau kita apakan? Masa iya kita cuma liatin aja sih si Lisa selingkuh gitu?" Lanjut Gilang lagi.

"Siapa yang Selingkuh?" Pertanyaan itu sontak membuat ketiga nya langsung menoleh ke arah sumber suara yang berada di belakang mereka.

Sosok Alfa Yang sedang membawa satu buah jajanan dari kantin menjadi pusat perhatian mereka.

"Sini Al duduk," ucap Leo mempersilahkan Alfa untuk duduk.

Alfa ini adalah sabata baiknya Lisa, jadi sudah pasti bukan kalau Alfa ini sangat berharga untuk Leo, Riko dan juga Gilang. Karena mereka tak perlu repot-repot untuk mencari tahu tentang Lisa seperti yang dititahkan oleh Aksa.

Hanya dengan baik-baikan Alfa dan sogok sama jajan dikit aja semua informasi yang dikatakan oleh Lisa adalah rahasia akan terlontar begitu saja dari mulut Alfapada geng Aksa ini.

Untuk mereka yang berasal dari keluarga kaya, membelikan Alfa jajan sampai Alfa muntah pun mereka masih sanggup.

Itu tak akan mengurangi jatah uang saku mereka setiap harinya.

Alfa duduk di samping Leo yang di apit oleh Riko di sisi kanan nya. Sementara Gilang ia duduk agak sedikit jauh dia samping Leo. Mungkin tadi di samping Leo itu adalah tempat duduk nya Aksa. Tapi dimana Aksa? Bukankah mereka akan selalu bersama seperti anak kembar empat yang nggak bisa di pisah kan?

"Dimana Aksa?" Tanya Alfa yang sejak tadi mencoba untuk mencari keberadaan Aksa namun tak kunjung ditemukan.

"Entah lah, mungkin lagi cemburuan sama si cowok yang lagi bersama dengan Lisa." Jawab Gilang membuka obrolan antara mereka. Toh emang ini yang ingin mereka ketahui.

"Oh gitu," jawab Alfa seolah seperti tak ingin ikut campur masalah itu. Ia sibuk memakan cemilannya itu tanpa berniat untuk mencari geng Aksa yang sepertinya sangat ingin ikut mencicipi rasa jajanan itu.

"Oh iya Al, apa maksud kamu bilang kalau Lisa nggak selingkuh? Bukankah kamu juga bisa melihat kalau saat ini Lisa sedang bersama dengan seorang laki-laki disana yang sepertinya sedang mencoba untuk mencari perhatian Lisa?"

"Benar banget, gue juga merasa bakalan ada hubungannya yang retak setelah ini." Timpal Leo membenarkan apa yang Riko katakan.

Sementara Alfa hanya menggelengkan kepalanya saja sebagai jawaban dan terus memasukkan cemilan ke dalam mulutnya.

Sepertinya ia belum ingin memberikan komentar yang banyak tentang ini.

"Kok habis ya?" Ucap Alfa sepertinya sedang memberikan kode keras kepada geng Aksa yang sedang ingin mengorek informasi itu.

Sontak saja, Riko langsung berdiri dari duduknya untuk membelikan Alfa cemilan.

"Ok tunggu sebentar ya, bagaimana bisa kita melupakan untuk membeli kan Lo cemilan seperti ini, maaf kan kitanya Al." Ucap Riko yang langsung bergegas pergi menuju kantin.