Chereads / MR. WILLIEM / Chapter 5 - KEANEHAN

Chapter 5 - KEANEHAN

KEANEHAN

hari menjelang malam Williem pulang ke markas guna berganti pakaian. Ternyata temennya tidak di sini di mana mereka. Ah bodo amat. Pikir Williem.

Wiliam masuk ke kamar mandi saat di kamar mandi Wiliem terlintas ingatannya dengan Navinka kemarin malam. Bagaimana tidak saat Williem menekan pisau di bagian perut Navika saat itu juga Navika berteriak di telinganya itu membuat hasrat bunuh Navinka menjadi tumbuh.

Bunyi alarm polisi mengisyaratkan tidak untuk membunuhnya. Navinka berteriak meminta tolong namun segera nya di kecup bibir Navika dengan bibirnya Williem.

Navinka membulatkan matanya terkejut dan langsung mendorong dengan sekuat tenaganya agar terlepas dari Williem. Jujur saja Williem juga kaget dengan dirinya kenapa seperti ini. Ada apa dengan dirinya. Salah Williem harus bunuh cewek ini.

Saat teringat itu Williem memegang bibirnya.

"Lu selain psikopat lu juga mesum ya, gila lu" Williem melepaskan tautan mereka dan langsung mendapat caki maki Navinka.

"Argghhh Lo apain bibir gue?. Ini frist kiss gue bangsat!!!.." Navinka sudah menjaga kesucian bibirnya dari bayi dan diambil dengan seenak jidatnya oleh orang asing dan ini psikopat. Di ambil psikopat, Navinka habis pikir.

Navinka ngacak-ngacak tempat tidurnya dan menangis sejadinya sampai tali yang mengikat kakinya lepas dia melupakan sakit di bagian perutnya yang terus mengeluarkan darah.

"Gue mau pulang.. hiks.. hiks.. ini tempat apaan gue mau pulang??" Navinka harus keuar dari tempat rumah penyiksaan ini. Namun saat meihat tatapan Williem. Navinka dibuat pasrah Navinka hanya bisa berdoa dalam hatinya semoga ada yang bisa membawanya keluar dari rumah penyiksaan ini.

"lu diem atau gue bunuh lo sekarang, gue potong juga tuh lidah kalau perlu"

Navinka diam tapi berusaha keluar dari tempat ini dengan berjalan menuju pintu.

Williem yang mengerti gerak-geriknya Navinka pun berdiri dan menyeret pergelangan tangan Navinka yang sedang memegang perutnya yang terus mengeluarkan darah segar.

"Kau mencoba kabur hmm…" sambil menekan perut Navinka yang terus mengeluarkan darah Williem mencoba membuat Navinka kesakitan. Meilrik tangannya ada darah Navinka Wiliam menjilat darah Navinka.

"Hemm manis" ucap William sambil melihat mata Navinka.

Navinka yang melihat itu menampakan wajah jijiknya mengelengkan kepala serta menyeritkan dahinya.

"Stress". Batin Navinka

Navinka jadi heran mengapa psikopat suka darah apa mereka seperti vampir.

"Gue.... Gue cuma mau ke kamar mandi"

Gugup itu yang dirasakan Navika saat melihat tatapan mata elang William.

"Tidur"

"Ha"

"Tidur" ucapan kedua kalinya Williem untuk menyuruh Navinka tidur.

"Gue mau ke kamar mandi gak mau tidur" alibi Navinka.

"Lemot banget lu,, gue suruh tidur ya tidur lu mau tidur,, apa gue tidurin?." William paham jika Navinka mencoba melarikan diri. Jika Navinka memang ingin ke kamar mandi maka ia akan langsung ke belakang tidak ke depan menuju gagang pintu.

Navinka langsung menutup mulut dan memasukkan bibirnya kedalam mulutnya. Navinka sedikit trauma dengan kejadian beberapa detik yang lalu.

"Dan lagi gue nggak gila atau pun gue pisikopat gue cuma mau nagih janji lho yang katanya lo mau gue ambil darah lu"

Navinka hanya menatap Williem sambil mencerna setiap kata yang Williem keluarkan apakah ia berjanji bahwa ia akan mengasih darahnya ke Williem ia lupa tapi sepertinya tidak.

Tiba-tiba saja Williem kembali membungkam mulut Navinka saat ia melihat dengan ekor matanya serta insting yang Williem punya Wiliem merasakan ada yang lewat depan pintu.

"Sial siapa yang datang ke tempat ini" ucap Williem dalam hati.

Williem bangkit dan melihat Navinka mengeluarkan air matanya lagi.

"Berhenti mengeluarkan air mata atau aku akan mencokel mata itu". Ancam Williem.

Badan Navinka bergetar hebat saat Williem akan mengambil pisau apakah ucapannya benar apakah Navinka akan mati hari ini di tangan psikopat sungguh lawak sekali takdir Navinka.

Navinka semakin menangis dengan sejadi-jadinya saat Williem benar akan mencokel matanya. Navinka memejamkan matanya berharap ini hanya mimpi dan ia akan bangun lagi setelah ini sambil mengepalkan doa dalam hatinya ia berharap ada malaikat yang akan menolongnya.

Brakkk...

Suara gaduh yang membuat Williem tidak jadi menlukai mata Navinka. Williem melirik ke arah pintu sambil mengucap "mangsa baru" dengan suara pelan namun terdengar ditelinga Navinka.

Dor...

Suara tembakan yang terdengar dekat Navinka kaget dia berharap semoga orang yang datang ke tempat ini adalah malaikat yang akan menolongnya di ambang kematiannya ini. mencoba berdoa kembali jika memang benar itu malaikat penolongnya Navinka akan berdoa semoga ia dan malaikatnya selamat.

Williem meletakkan pisau dan mengambil cangkul lancip di pinggir lemarinya tak lupa ia mengkode Navika dengan cangkulnya jika ia bermacam-macam maka Navinka akan langsung hilang nyawa dengan cangkul yang ia pegang.

Williem mengintip keluar dibalik pintu dan menyiasati dimana sumber suara tersebut ternyata memang ada penyusup masuk.

kenapa penyusun bisa masuk, karena tadi Ray menginformasikan bahwa ada polisi yang berpatroli dan pastinya penyusun sudah lebih dulu mengsadap nomor Williem ataupun Ray.

"Emang ya Ray sumber masalah, bisa-bisanya ponsel disadap GPS nyala kagak ada feeling sama sekali." Emang goblok tuh bocah.

Gerutu Williem dalam hati dan menyumpah serapahi Roy. Williem tahu penyusup tiba karena tidak hanya satu orang melainkan lima orang. Itu yang membuatnya bisa tau bagaimana markasnya bisa terdeteksi.

Navinka mencoba kabur ia berjalan sambil memegang perutnya yang terus mengeluarkan darah kental.

"Gue harus bisa keluar dari sini, gue harus bisa "nyemangati diri sendiri. Navinka mencoba membuka gagang pintu rumah namun terkunci dari luar, mencoba berpikir bagaimana ia bisa keluar.

Tidak ada fentilasi maupun jendela di ruangan ini. Mana lampu remang-remang warna kuning berdebu bau darah lagi apalagi tembok yang yang terdapat bekas darah dan sudah menggering. Navinka berpikir sudah berapa nyawa yang tewas di sini? Sudah seberapa sering jeritan yang ada di tempat ini? .

Saat memikirkan itu bulu kuduknya merinding dan berdiri. Navika membayangkan bagaimana jika setelah ini nyawa dia yang menjadi korban apalagi saat Wiliem membunuh kucing yang tidak bersalah dengan sadisnya seperti itu Bagaimana dengan manusia sungguh ia tidak sanggup untuk membayangkannya.

"Oke Navv, lu harus bisa keluar,, usaha oke". Navinka mencoba mendobrak pintu dan menendangnya berkali-kali namun usahanya nihil dan tidak membuahkan hasil tapi Navinka tetap tidak menyerah ia mencoba lagi menarik gagang pintu tetapi tetap saja nihil.

Saat Navinka akan mencoba mendorong pintu lagi nafika merasakan perutnya kembali sakit.

Navinka merintih kesakitan dan berjalan mundur.

Saat itu juga, pintu dibuka Williem datang dengan seorang penyusup yang Navinka tidak tahu itu siapa. Penyusup itu didorong Williem sampai jatuh ke lantai yang dingin, dan Williem langsung memotong kaki penyusup menggunakan cangkul yang ia bawa.

"AAaaaaaaaaaaa....."jeritan penyusup yang sedang Williem siksa.

"Jerit sepuas lu sebelum gue bunuh lo, siapa yang berani datang ke markas gue. Dia mati!!". Saat mengucapkan kalimat itu Williem memotong tangan dengan gergaji yang ada di lemari.

Navinka melihat itu pun langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan. Navinka kaget melihat Williem memotong tubuh manusia itu di depannya tubuh Navinka bergetar keringat keluar bercucuran nafas tidak teratur Navinka dibuat kaget oleh Williem. Jujur ini pertama kalinya Navinka melihat adegan pembunuhan secara nyata di depan matanya.

Air mata Navinka turun deras dan ia berpikir apakah ia akan menjadi korban selanjutnya?.

Darah memuncrat mengenai tangan Williem. Saat itu juga Williem menambahkan kecepatan menggergaji tangan penyusup itu sambil tawa keras memenuhi ruangan. Hahahahahahahahahah.

"Kau harus mati bersama teman-temanmu kaparat" ternyata Williem telah membunuh mereka berempat sebelumnya, dengan hanya menggunakan cangkul yang ia tebaskan ke setiap kepala penyusup. mereka bodoh dengan tidak bergerombol itu yang akan memudahkan Williem menerkam dari belakang.

"Ampuni saya Tuan saya disuruh..Aaaa"

"Tidak ada ampun bagimu" saat kedua tangan lepas dari tubuh penyusup Navinka melihatnya dan ia langsung tak sadarkan diri.

Williem yang melihat Navinka tak sadarkan diri di lantai langsung saja ia menjambak rambut penyusup sampai kepalanya mendongak ke atas dan dibunuh penyusup dengan menggorokkan gergaji tepat pada tengah lehernya sampai berbunyi "krekk...krekk". Williem kembali tertawa kencang saat penyusup itu benar-benar kehilangan nyawanya.

Jadi benar bukan hari ini ia akan berpesta.