Chereads / MR. WILLIEM / Chapter 10 - Dinner ?

Chapter 10 - Dinner ?

Diner?

Sampai pada restoran Williem menempatkan tempat VVIP dimana terletak pada ruangan tersendiri juga tertutup di restoran.

Sesampainya pada ruangan tempat mereka makan dengan tempat duduk yang luas serta nyaman juga terdapat meja bundar besar.

Menduduki kursi mereka Williem masih bertaut tangan dengan Navinka, William mendudukkan dirinya dan menarik tangan Navinka sehingga Navinka duduk di pangkuannya.

"Apaan si Willi?, Ga usah mulai deh.!" Navinka memberontak agar terlepas dari pangkuan Williem.

" Gue mau gini, lu diam!." Williem memeluk pinggang ramping Navinka lalu membuka menu di depan mejanya. Navinka bergerak gelisah saat di pangkuan William hingga..

"Gue mau kentut anjir!! ,Minggir lu!!." Navinka benar dirinya menahan Ketut saat menduduki paha Williem entah kenapa juga dirinya tidak merasakan jantungnya berdetak seperti biasanya saat Williem bersikap aneh terhadapnya, mungkin saat ini hanya fokus untuk mengeluarkan gas yang memang harus keluar.

Navinka berlari keluar menjauh menuju kamar mandi yang berdekatan dengan ruangan makan mereka untuk mengeluarkan gas, agar tidak ada bau yang busuk saat mereka makan nantinya.

Williem dibuat melongo dengan sikap Navinka, ada ya cewek kek gitu?. Memalukan sekali.!! Pikir Williem.

Navinka kembali dengan keadaan sebelumnya dirinya menyengir melihat Williem dengan muka datarnya. Sungguh memalukan!.

"Kau jadi cewek jorok banget, tidak ada jaim-jaimnya, Sangat tidak sopan dan memalukan!!." Sarkas Williem dirinya sangat tidak suka dengan sikap Navinka yang satu ini.

"Bisa tidak tindakan mu itu diperbaharui sangat menjijikan!" Masih mengomeli Navinka yang hanya diam menunduk sepertinya Navinka menyesali perbuatannya.

Navinka menjawab " kalo ga kentut gue masuk rumah sakit dong Will!." Elak Navinka.

"Lu pantasnya masuk rumah sakit jiwa.!"

"Asyu!!" umpat Navinka.

Prangg!!

Buku menu yang berada pada tangan Williem yang terbuat dari kaca pecah di lantai akibat Williem membantingnya.

"Berani sekali kau mengumpati ku seperti ituNavinka!!, ha?." Williem emosi dengan umpatan yang terlontar dari mulut Navinka, dirinya tidak suka.

"kau mau bibirmu kujahit dengan benang agar tidak berbicara seperti itu lagi!!. Iya?." Emosi Williem yang sudah tidak terkendali dirinya menekan pipi gembul Navinka sampai Navinka kesusahan untuk berbicara.

Navinka menggelengkan kepala masih dengan menatap manik Williem dirinya saat ini memilih diam.

Williem kesal dengan Navinka yang diam tidak menjawabnya, dirinya mengambil pisau kecil di saku belakang jas yang dirinya pakai.

Williem menggores pisau di pipi Navinka dekat dengan bibirnya lalu menekan masuk ke dalam mengerakkan ke bawah sampai dengan dagu Navinka.

Navinka menahan sakit yang amat sakit di daerah wajah bawahnya, dirinya mengeluarkan air mata yang kapan saja bisa mengalir melukai luka tusukan Williem yang bisa menyebabkan tambah sakit.

Navinka tidak memberontak ataupun membalas dirinya yakin jika memberontak Williem akan menyiksanya lebih sadis.

Darah menetes tumpah ke lantai, gaun yang berwarna putih elegan sekarang terdapat noda merah kental.

Navinka memejamkan matanya yang terus mengeluarkan air mata. Tiba-tiba tangan kirinya di gerakkan Williem menuju luka di dagunya, mengoleskan tangannya tepat pada luka Navinka, dirinya merasakan rasa amis dan kental pada mulutnya, Navinka memberanikan membuka matanya dirinya shock dengan apa yang Williem lakukan.

Ternyata Williem mencoba memasukkan darahnya ke mulutnya, dengan tangan Williem yang memaksa membuka mulut Nanvika lebar agar darah Navinka bisa tertelan di mulut Navinka.

Navinka memberontak ditempatnya dirinya merasakan mual dan ingin memuntahkan isi perutnya darah segar berbau anyir dan rasa amis yang dirinya telan paksa dengan tangan Williem yang memaksanya sangat membuat Navinka ingin muntah.

Williem melihat Navinka yang hanya bisa pasrah dan menampakkan wajah memelas dengan darah yang terus keluar, dirinya tertawa jahat menggema di seluruh ruangan VVIP ini, puas akan tindakannya dengan Navinka yang hanya bisa menangis, tidak bisa mengeluarkan suara, serta tangan serta kaki Navinka yang William ikat barusan.

"Bukan kah makanan kesukaan mu dengan darah ini warnanya sama?." Tanya Williem yang tidak mendapatkan respon Navinka.

"Kenapa kau diam saja, aku bicara dengan mu!."

Navika hanya menatap Williem dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

"Hahahahahahahahahah!! ternyata kau sulit bicara ya, CK kasian!." Decih Williem tertawa kencang.

"Masuk dan hanya kau yang masuk jangan bersama yang lainya!." Ucap William diseberang sana dengan seseorang lewat telepon genggamnya.

Tok, tok,,Ketukan pintu dari luar.

"Masuk" seseorang masuk dengan ekspresi kaget saat melihat wanita dengan lumuran darah dengan tangan dan kaki yang diikat, sang wanita pun hanya diam mengenaskan dengan tatapan memohon agar diselamatkan.

"Maaf tuan, ada yang bisa saya bantu?."

"Emm,, pesankan aku dua porsi makanan favorit yang ada di sini dan untuk minumnya es tes tawar!." Ucap Williem tanpa melihat ke arah Navinka.

"Baik tuan" bodyguard yang tadi di panggil Williem keluar memesankan pesanan tuannya.

Williem melihat Navinka " sampai kau memuntahkan isi perutmu, akan ku tusuk perutmu!!." Ancam Williem yang melihat Navinka mual dan ingin muntah.

Beberapa saat setelahnya bodyguard datang dengan sendiri membawa pesanan untuk tuannya.

"Silahkan tuan." Saat akan pergi meninggalkan ruangan, Williem kembali mengintruksi bodyguardnya.

" Bersihkan lantai ini, dan ambilkan P3K!."

Bodyguard pun mengembalikan badan dan membungkuk badannya kembali.

"Baik tuan!."

Kembali dengan P3K bersamaan dengan alat pembersih lantai, bodyguard membersihkan lantai berdecak darah Navinka sampai bersih.

Kotak P3K dibuka Williem mengambil kapas dan alkohol lalu menyentuh luka Navinka, Navinka memberontak saat alkohol mengenai lukanya.

"Diam!." Bentak Williem.

Navinka tidak diam dirinya makin memberontak saat Williem menekan kapas dengan lukanya, air matanya kembali meluncur.

"Ya Tuhan, selamatkan aku, ya tuhan,,, ini sakit!.." teriakan dalam hati. Navinka menggelengkan kepala agar lukanya tidak di tekan Williem.

"Ck, kau mau makan tidak!." Navinka kembali menggeleng.

"Kau masih mau mengumpati ku?." Navinka menggeleng kembali.

"Kenapa kau hanya bisa menggelengkan kepala saja?." Navinka menganggukkan kepalanya.

"Hahahaha kau lucu Navinka!.." William terkekeh menyeramkan dengan wajah yang datar lalu tertawa melihat tingkah Navinka.

Plakk!!..

Williem menampar pipi Navinka, Navinka merasakan pusing sakit keram pada pipi serta kepalanya, tamparan Williem yang keras mengenai pipinya yang terluka membuat darah kembali meluncur dengan deras.

"Jangan mengerakkan kepalamu, jika beraninya kau mengerakkan kepalamu akan ku tampar lagi, mengerti!!." Bentak Williem dengan nada paksaan.

Navinka hanya memejamkan matanya kembali, dirinya benar-benar pasrah dengan keadaan yang di mainkan Williem.

Williem kembali membersihkan luka Navinka yang dirinya buat, sebenarnya tidak ada kata bahasa kasian di kamus Williem hanya saja dirinya muak melihat Navinka yang memelas seperti meminta pertolongan pada bodyguard yang masih membersihkan darah Navinka itu.

"Pergi dari sini, kau membuatku muak!!." Mengusir bodyguard yang sedang membersihkan pecahan daftar menu yang tadi William pecahkan, bodyguard pun keluar dengan keadaan dongkol.